Jumat, 07 Februari 2020

Pengalaman Pencurahan Roh Kudus

Pencurahan Roh Kudus - Retus KEP XII st.Anna, Duren Sawit, Jakarta Timur

Kali ini saya ingin sharing mengenai pengalaman pencurahan Roh Kudus yang saya alami. Saya meminjam blog Om Theo ini karena saya tidak ingin membuat chanel baru lagi di blog saya. Saya sendiri sebagai umat Katolik kurang menyukai model model bahasa roh dan lain sebagai-nya, yang bagi saya seperti berlebihan karena saya sendiri bukan orang yang ekspresif. Pengalaman saya mengikuti pencurahan roh kudus pertama kali yaitu sewaktu mengikuti Retus Pengutusan / Retus Kursus Evangelisasi Pribadi angkatan ke-13 di Gereja St. Anna, Duren Sawit, Jakarta Timur. Sebelum pencurahan roh kudus, kami diharuskan untuk membuat pengakuan dosa ke Romo, biasanya dilayani oleh lebih dari satu Romo karena peserta KEP lumayan banyak dan waktunya tidak banyak. Pada malam acara pencurahan roh kudus, banyak teman teman KEP yang pingsan, ada yang tiba tiba berbahasa roh, ada yang menangis dan sebagainya, dan saya sendiri tidak merasakan apa apa. Bagi saya tidak masalah karena saya sendiri juga tidak berharap apa apa, dan Romo bilang pun karunia yang diterima memang berbeda beda, jadi bagi yang tidak merasakan apa apa pun, artinya memperoleh karunia yang lain. Saya juga berprinsip ingin natural saja, tidak mau berpura pura merasakan atau bisa berbahasa roh dan sejenisnya karena gengsi melihat teman teman lain mendapatkan karunia tersebut, kalau tidak merasakan ya sudah , kalau merasakan ya Puji Tuhan.

Petugas sedang mendoakan peserta KEP

Kemudian pengalaman kedua mengikuti acara pencurahan Roh Kudus adalah mengikuti Seminar Hidup Dalam Roh ( SHDR ) di St. Anna juga, acara / seminar ini lebih singkat dari Kursus KEP yaitu hanya beberapa kali pertemuan saja. Dan seperti biasa, sebelum malam pencurahan roh kudus sore harinya peserta diwajibkan melakukan pengakuan dosa kepada Romo. Dan saya juga mengikutinya. Akhirnya malam itu tiba. Malam itu tidak peserta didoakan bergiliran sambil ditumpang tangan oleh romo atau pendoa yang bertugas. Selagi kami didoakan kami menutup mata dan beryanyi memuji Tuhan. Akhirnya giliran saya pun tiba, setelah selesai didoakan dengan ditumpang tangan oleh petugas pendoa, tiba tiba dari ujung jari tangan terasa seperti ada sengatan listrik kemudian menyebar kesuluruh tubuh, rasanya tidak menyakitkan tetapi membuat badan saya bergetar dan sulit untuk bernyanyi karena dada saya sesak, hal ini saya rasakan selama mungkin hampir 15 - 20 menit. Dari pengalaman itu, saya mempunyai kesadaran baru,  bahwa Roh Kudus secara nyata hadir, hal yang selama ini hanya bisa saya dibaca di Alkitab.


Sampai semua peserta selesai didoakan akhirnya getaran tersebut hilang. Apakah setelah pencurahan tersebut saya menjadi "sakti", jawabanya tidak. Saya masih menjadi orang biasa saja, hanya sekarang saya lebih suka berbagi seperti saya membuat tulisan ini, dan semakin suka mendalami kitab suci.Ya mungkin roh rajin yang dicurahkan ke saya, hehe. Saat ini saya mengikuti Group Baca Kitab Suci di Gereja Maria Bunda Segala Bangsa, Kota Wisata. Bukan untuk gaya gayaan, bukan sok religius akan tetapi ingin lebih untuk mengenal Tuhan lebih dekat melalui Alkitab.

Untuk hal pencurahan roh kudus saya ingat pada sebuah analogi yang disampaikan oleh Romo atau pembicara di SHDR saya lupa, yaitu ketika kita dicurahi roh kudus kadang sulit masuk , karena masih ada dosa yang belum kita akui di hadapan Tuhan. Itu seperti kita menuangkan air ke Aqua gelas yang masih tertutup plastik sehingga air tidak bisa masuk ke dalam gelas Aqua. Jadi salah satu kunci dari pencurahan roh kudus adalah kita harus dengan sungguh sungguh mengakui dosa dosa kita ketika pengakuan dosa, ini yang perlu kita cek ke hati kita masing masing. Ini pengalaman pribadi saya yang mungkin tiap dari kita mengalami pengalaman berbeda. Semoga bermanfaat dan terus semangat melayani Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. Amien

tulisan oleh : Boed