Kamis, 11 April 2019

Mendengar firman-Nya



Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
( Yohanes 8:51 )

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menjanjikan kehidupan yang sejati kepada siapa saja yang mau mendengarkan firman-Nya, sebuah kehidupan kekal yang tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Untuk itu, telinga kita harus terlatih untuk mendengarkan firman Tuhan dengan peka dan benar, jika kita sudah mengakui Tuhan Yesus sebagai Bapa, sudah tentu pengakuan itu bukan hanya sebatas di bibir saja, tetapi dengan melalui setiap tindakan maupun ucapan yang akan kita lakukan harus menunjukkan kasih dan kemurahan hati-Nya selalu ada di dalam hati kita. Sekolah yang terbaik adalah kehidupan, tempat belajar yang tidak ada pangkal ujungnya, belajar dibentuk kepekaan dengan telinga, pikiran dan hati. Masa Pertobatan Prapaskah, saatnya kita bersujud dihadapan-Nya dengan menyadari kebutuhan hidup duniawi yang sering membuat kita melupakan kemurahan hati Tuhan. Jika seorang anak kecil saja sangat gembira menerima hadiah mainan dari orang tuanya, apalagi kita yang akan menerima hadiah dari Bapa yang ada di dalam sorga berupa anugerah hidup yang kekal kelak ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Engkau telah mengajarkan serta menyadari jalan hidup yang sesungguhnya dan aku percaya setiap rencana-Mu pasti indah pada waktunya ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Minggu, 07 April 2019

Iman yang terbatas


"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"
( Yohanes 11:25-26 )

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan mengingatkan dengan iman yang terbatas tidak akan bisa melihat kuasa Allah yang tanpa batas. Karena masih banyak orang yang hanya mengejar kenikmatan duniawi saja, dan dengan bangganya memperlihatkan ketidakjujurannya serta sudah kehilangan arah tujuan hidupnya, tidak sedikit yang mengunakan jalan pintas untuk mencapai tujuan hidup, bahkan bisa terjadi hal yang dapat menghancurkan kehidupannya. Saat ini kita masih diberikan waktu dan kesempatan untuk bersujud dihadapan-Nya mengakui kesalahan kita terhadap Tuhan dan sesama dalam pertobatan. Semua ini ada masa berakhir waktunya, termasuk setiap kehidupan akan berakhir dengan sebuah kematian, dan pada akhirnya siapapun harus mempertanggungkan kehidupan yang telah dijalankan semasa hidupnya. Karena itu Tuhan Yesus telah mempersiapan kehidupan yang akan datang di dalam rumah Bapa kepada siapapun yang percaya dan taat kepada-Nya. Tidak ada satupun yang dapat menyelamatkan kita kecuali Dia yang telah diutus Bapa-Nya untuk menebus dosa kita, dan apakah kita sudah siap menghadapi sesuatu yang akan terjadi dan datangnya tidak terduga ? ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ampunilah aku, karena sering lalai menjalankan kewajibanku, terutama pertobatan masa Prapaskah ini, semoga dengan bimbingan Roh Kudus-Mu, hatiku yang beku hanya tertuju akan kemuliaan-Mu saja ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Kamis, 04 April 2019

Yang Memberi Kehidupan


Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku."
( Yohanes 7:28-29 )

Apa yang didengar dan dilihat oleh seseorang akan mempergaruhi apa yang akan diucapkan dan dilakukannya. Seperti percaya, jika seseorang melihat sesuatu yang nyata terjadi, baru akan percaya, dan juga iman itu akan muncul dari apa yang dialami setiap harinya. Demikian juga dalam kehidupan ini, bila kita tidak mengenali siapa yang telah memberikan kehidupan dan arah tujuan hidup yang akan dicapai, maka hidup ini akan kosong dan sia-sia. Dan manusia itu mahkluk yang lemah dan tidak berdaya, kita bisa menjadi kuat dan tanggung, karena kasih dari Allah. Untuk itu, kita sebagai murid-murid yang mengakui Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, kitapun harus taat mengikuti ajaran-Nya dengan mendengarkan dan menjalankan perintah-Nya. Dengan mempunyai hidup yang tertuju kepada Allah, maka kitapun akan bisa mengenai arti kehidupan dan tujuan yang dicapai. Untuk itu, mari kita belajar dari teladan Tuhan Yesus yang diutus Bapa-Nya dengan mengakui sebagai Bapa kita yang menjadi manusia biasa harus menderita, wafat di kayu salib demi menebus dosa dan keselamatan kita melewati sebuah pengorbanan yang luar biasa. Apakah kita masih meragukan kasih-Nya ? ...


Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ajarilah aku selalu mengucapkan syukur atas kasih dan cinta-Mu yang tidak terhingga melalui setiap peristiwa dan pengalaman hidup yang kualami setiap harinya, sehingga akupun bisa berbagi kasih kepada sesamaku, seperti apa yang menjadi kehendak-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Rabu, 03 April 2019

Menerima Allah


Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.
( Yohanes 5:41-43 )

Apa yang akan membuat siapapun tidak setia dan tidak taat kepada Allah dalam hidupnya? Karena kurang iman dan masih terikat kenikmatan duniawi yang melekat, padahal Allah sudah memberikan hal yang terbaik dalam hidupnya. Pada Pertobatan masa Prapaskah kita perlu menyadarkan kehidupan yang fana, agar supaya memiliki tujuan akhir hidup yang kekal dengan hanya memuliakan Tuhan, bukan hanya sekedar memuaskan kebutuhan duniawi. Apa yang ada dalam bayangan kita, ketika melihat sebuah salib yang tergantung dengan lambung Tuhan Yesus yang bercucuran air dan darah ? Darah yang bercampur air menandakan Tuhan Yesus menanggung penyiksaan fisik dan penderitaan yang luar biasa, dan pada akhirnya berakhir dengan kematian-Nya di Puncak Bukit Golgota setelah memikul salib sebagai ketaatan kepada Bapa-Nya demi menyelamatkan umat manusia. Dan menjadi murid Tuhan Yesus, kita juga menapal jalan salib dengan memikul salib kehidupan masing-masing. Hidup ini cuma sekedar persinggahan sementara, apa yang akan terjadi itu sudah di atur dalam tangan Allah Yang Maha Kuasa atas segala-segalanya. Untuk itu jangan kotori iman kita dengan hal yang tidak berkenan di hati Allah dan sesama ...

Doa ...
Tuhan  Yesus ...
Ampunilah aku masih belum taat dan setia kepada-Mu, tuntunlah aku menjadi murid yang taat dalam hidupku dengan apa yang menjadi kehendak-Mu ...
Amin ...

Selamat pagi Sahabatku ...
Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Selasa, 02 April 2019

Dalamnya kasih Allah


Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.
( Yohanes 5:20-21 )

Siapapun tidak akan mampu mengukur dalamnya kasih Allah, jika firman Tuhan berbicara tentang kebenaran diatas kasih dan kemurahan hati. Dan Allah selalu mengajarkan kita arti sebuah kasih, karena Dia sangat mengasihi kita seperti anak dan orang tuanya. Hanya dengan kasih dan pengampunan dari Allah atas dosa manusia itu kekal, apabila kita pernah merasakan kegagalan hidup dan selalu jatuh dosa, uluran tangan-Nya yang selalu memulihkan kita dengan melepaskan segala pergumulan dalam hidup kita. Pertanyaannya adalah sudah berapa kita tidak lagi mengalami getaran-getaran cinta kepada Tuhan? Apakah udah tidak merindukan-Nya sampai saat ini? Atau kita sendiri yang merasa ada yang kurang, bila belum berkomunikasi dengan-Nya? Untuk itu, mari membuka hati dengan memprioritaskan cinta kepada-Nya di atas segala-galanya dengan cinta yang lebih dalam lagi di hati kita, maka kitapun akan merasakan cinta dan berkat bukan hanya diberikan Allah, tetapi juga dari sesama yang ada disekitar kita ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ajarilah aku untuk semakin mencintai-Mu dari hari ke hari, dengan demikian aku bisa merasakan kasih yang telah Engkau curahkan pada diriku, sehingga akupun bisa mencurahkan cinta-Mu kepada sesamaku seperti cinta yang Engkau berikan kepadaku ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Senin, 01 April 2019

Karena Iman


Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
( Yohanes 5:5-6 )

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang sakit lumpuh sudah tiga puluh delapan tahun lamanya, dan apa yang membuat orang sakit lumpuh itu sanggup bertahan dipinggir kolam Betesda selama itu hingga sampai akhirnya terjadi mujizat penyembuhan ? Jawabannya adalah imannya, walaupun sudah melewati tantangan yang berat, tetapi tidak membuat imannya menjadi goyah, sehingga memperoleh belas kasihan dari Tuhan Yesus. Hal ini mengajarkan kepada kita, bahwa memiliki iman dengan harapan yang baik, maka akan terjadi hal-hal yang baik dalam kehidupan kita. Ketika iman sedang diuji, bukan berarti Tuhan tidak lagi mengasihi kita, tetapi dibalik semua itu Tuhan ingin mengubah hal yang tidak baik menjadi hal yang baik untuk hidup kita. Karena itu, memasuki Masa Pertobatan Prapaskah yang dibutuhkan kerelaan dan pengakuan kita untuk bersujud dihadapan-Nya, dan Diapun akan menjawab apa yang kita butuhkan sebelum kita memohon kepada-Nya, karena kehidupan yang beriman merupakan anugerah terbesar dari Allah bagi orang yang taat dan setia kepada-Nya. Sesungguhnya Allah adalah kasih dan Allahpun tidak menghendaki segala yang diciptakan-Nya itu hilang ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ampunilah aku menunda-nunda pertobatan dan aku selalu jatuh kedalam dosa yang sama. Bimbinglah dengan Roh Kudus-Mu, dan semoga kasih-Mu mengubah diriku seperti apa yang Engkau kehendaki ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renunang oleh : Theo