Rabu, 30 September 2020

Penyertaan Tuhan


Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.

Lukas 10 : 2b-4


Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi, jika seekor anak domba ada di dalam kandang serigala. Itulah perumpamaan yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada 70 murid-Nya yang diutus berdua-dua untuk mendahului-Nya dalam menjalankan misi keselamatan. Dan Tuhan Yesus sendiri sudah tahu hal ini tidak mudah dan resiko apa yang akan dialami oleh para murid-Nya yang harus menempuh perjuangan yang sulit dengan tidak membawa bekal apapun dengan hanya mengandalkan penyertaan dari Tuhan, bukan pada kekuatan pada diri sendiri lagi. Hal ini secara tidak langsung Tuhan Yesus telah mengajarkan kepada kita semua, bahwa dalam menjalankan kehidupan ini kitapun juga harus selalu siap dengan segala resiko apapun dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan yang selalu akan datang dengan silih berganti, terkadang apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena itu, hendaklah kita juga harus selalu mengandalkan kekuatan dan penyertaan dari Tuhan seperti yang dialami oleh para murid Tuhan Yesus. Dan sebagai orang yang beriman, kita harus percaya Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendiri tanpa arah dan tujuan dan Dia selalu berkenan menyertai siapapun yang selalu mempunyai kerendahan hati memohon pertolongan dan bergantung sepenuhnya kedalam tangan kasih-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Syukur dan terima kasih atas penyertaan-Mu, dan mampukan aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku dapat melayani sesamaku dengan cinta kasih yang tulus seperti ketulusan hati yang telah Engkau ajarkan kepadaku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ..


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Selasa, 29 September 2020

Totalitas


Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."

Lukas 9 : 58-60


Dalam bacaan Injil hari ini berbicara tentang panggilan untuk menjadi murid Tuhan Yesus dan ini bukan hal yang mudah, karena kita harus menyangkal diri dengan melepaskan keikatan kehidupan duniawi dan Dia-pun tidak pernah menjanjikan jalan kemudahan atau memiliki harta kekayaan. Jangan berpikir, jika mengikuti dan menjadi murid-Nya akan dengan mudah memperoleh segala sesuatu yang dikehendaki atau terhindar dari segala sesuatu yang tidak diinginkan. Disadari atau tidak, mengikuti Tuhan Yesus adalah sebuah panggilan hidup dan menjadi murid-Nya berarti harus siap untuk menerima apapun resikonya dan kita harus menempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam hidup kita. Jadi untuk menjadi murid Tuhan Yesus, kitapun harus siap meninggalkan segalanya termasuk masa lalu, pikul salib kehidupan dan siap untuk bekerja di ladang-Nya serta merasakan penderitaan seperti yang pernah dirasakan-Nya. Tetapi sering kali terjadi, karena keterikatan dan kelekatan duniawi serta kebutuhan hidup yang menjadi belenggu, sehingga orang lebih senang memilih jalan kenikmatan duniawi daripada mengikuti kehendak-Nya. Dan hari ini, kita diajak untuk meneguhkan iman dengan terfokus kepada sebuah kepastian untuk menuju ke jalan keselamatan kekal dan apakah kita merasa ragu untuk mengikuti panggilan-Nya dengan menjadi murid-Nya ? ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikanlah sebuah iman yang teguh, agar aku bisa mengikuti apa yang menjadi kehendak-Mu dan ajarlah aku untuk selalu bersyukur atas segala rahmat dan kasih karunia serta segala kebaikan-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 27 September 2020

Menyambut Dia dengan Tulus


Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."

Lukas 9 : 46-48


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan contoh seorang anak kepada para murid-Nya yang bertengkar berebut posisi yang terbesar. Karena seorang anak lebih banyak memberikan pembelajaran kepada orang dewasa dan selalu mendengarkan serta menjalankan perintah dengan ketulusan hati dan kepolosannya, dan seorang anak kecil juga lebih banyak menggantungkan hidupnya kepada orang dewasa, terutama orang tuanya. Sesungguhnya tanda kehadiran Allah ada di dalam diri seorang anak kecil, karena selalu menjadi contoh setiap orang dewasa yang sedang bertengkar seperti yang terjadi dengan para murid Tuhan Yesus. Karena itu seorang anak kecil akan lebih sempurna mengasihi sesamanya dibandingkan orang dewasa. Untuk itu, kita sebagai orang dewasa harus saling membuka diri dengan menerima apa yang ada pada diri masing-masing, agar selalu mempunyai kasih dan kejujuran seperti seorang anak kecil mempunyai hati yang polos, jujur tanpa kebohongan dan selalu siap menerima apa yang akan diajarkan oleh orang tuanya, demikian juga iman kita. Belajar dari sifat anak kecil, maka kitapun perlu untuk mendengar dan menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya. Untuk itu, mari kita mohon rahmat dari Tuhan agar selalu mempunyai pikiran yang polos dan tulus dan menjadi murid Tuhan Yesus yang taat dan setia mendengarkan bisikan-Nya, seperti ketaatan anak kepada orangtuanya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Teguhkanlah imanku, agar selalu tertuju kepada-Mu dan selalu bersyukur dan memuliakan nama-Mu serta mengasihi sesamaku seperti Engkau mengasihi diriku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Sabtu, 26 September 2020

Memahami Rancangan-Nya


Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

Lukas 9 : 43b-45


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberitahukan penderitaan yang harus dilalui-Nya, sebuah jalan kehidupan dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Bapa-Nya. Hal ini secara tidak langsung Tuhan Yesus telah mengajarkan kepada kita, bahwa ujian terberat dalam hidup ini adalah kesetiaan dan ketaatan mengikuti apa yang menjadi kehendak dari Allah, karena merupakan sesuatu misteri yang tersembunyi dan tidak dapat dipahami dengan cara apapun, dan Dia-pun rela menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib demi menebus dosa kita. Untuk itu, marilah merenungkan dalam kehidupan kita sambil melihat anugerah keselamatan yang telah diberikan Tuhan Yesus seperti cinta dan kasih-Nya kepada kita hingga mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib. Karena itu, segala yang terjadi dalam kehidupan kita mulai dari hal yang kecil dan besar, suka maupun duka semuanya ini bukan sesuatu yang kebetulan, tetapi ini rancangan dan kehendak dari Allah yang mengasihi anak-anakNya dan hal ini tidak bisa dihindari dalam kehidupan siapapun saja termasuk Tuhan Yesus sendiri sebagai salib kehidupan dan harus dipikul oleh setiap orang. Jadi kenikmatan kehidupan di dunia yang sekarang bukanlah sorga, tempat tujuan abadi rumah kita, dan setiap perjalanan pasti akan berakhir sampai tujuan, demikian juga hidup kita, dan manakah yang akan dipilih ? Jalan menuju kekekalan atau jalan menuju kebinasaan ? ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau telah menyadarkan aku akan jalan hidup yang harus dilalui dengan harus memikul salib kehidupan, kuatkanlah serta bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu setia dan taat dalam jalan kebenaran-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kamis, 24 September 2020

Apakah kita mengenal Allah?


Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit." Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun.

Lukas 9 : 18-21


Hari ini Tuhan Yesus kembali mengingatkan para murid-Nya termasuk kita semua, sudah berapa jauh mengenali-Nya dan juga merasakan kehadiran-Nya ? Hal ini ditanyakan, karena Tuhan Yesus ingin mengenal lebih dalam lagi iman para murid-Nya dan kita semua juga sebagai murid-Nya dalam artinya yang sebenarnya. Dan siapapun yang bisa merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya, maka akan semakin mampu membangun sebuah relasi yang baik dengan-Nya dan hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya berdoa secara pribadi dan membaca firman Tuhan atau melalui pengalaman terjadi sehari-hari dan perjumpaan dengan sesama yang seiman. Tetapi saat ini, masih banyak orang yang tidak bisa menyelami apa yang menjadi kehendak Tuhan, dan lebih senang berjalan menurut kehendak sendiri. Karena itu pada saat terjadi pergumulan dalam hidupnya, segalanya akan menjadi gelap dan buntu, karena jauh dari kasih Tuhan. Maka dari itu, jangan bersandar pada kekuatan sendiri dan serahkan seutuhnya hidup kita kepada-Nya dan Dia yang akan bekerja menyertai kita, karena kuasa-Nya lebih besar melebihi segala-galanya. Untuk itu, mari kita mohon rahmat-Nya agar kita selalu merasakan kehadiran-Nya dalam setiap kesempatan dan kapanpun waktunya serta belajar dari para murid-murid Tuhan Yesus yang mempunyai kesetiaan dan iman yang besar kepada gurunya...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ajarilah aku supaya lebih peka akan kasih dan kehadiran-Mu dalam hidupku, dan berikanlah aku iman yang teguh, agar bisa menjadi saksi-Mu seperti yang dilakukan oleh para murid-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 23 September 2020

Mempercayakan Hidup pada Tuhan


Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.

Lukas 9 : 7-9


Dalam bacaan Injil hari ini menceritakan seorang raja yang sangat berkuasa, Herodes yang merasakan khawatir dalam kecemasan dan dikejar perasaan bersalah, jika ada yang akan membalas segala perbuatannya, karena telah menyuruh orang untuk membunuh Yohanes. Hal ini memberikan gambaran sehebat apapun orang itu pasti akan merasakan kegelisahan dan ketakutan, apalagi dihadapan Tuhan, jika sudah melakukan kesalahan yang fatal. Dan sekecil apapun kejahatan yang dilakukan, tetap tidak akan bisa tersembunyi untuk selama-lamanya, karena kebenaran akan selalu menjadi penghalang untuk kejahatan, dan kebenaran selalu akan meraihi kemenangan dan Tuhan-pun selalu melihat langsung dari sorga segala kejahatan atau kebaikan apapun yang telah dilakukan. Untuk itu, Tuhan Yesus mengajak kita untuk tinggal dalam kasih-Nya dan mempercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya serta mohon penyertaan-Nya, agar kita mampu mengendalikan diri dan menjauhi dari melakukan perbuatan dosa dan berbuat kejahatan. Karena kedua hal tersebut hanya akan menghambat pertumbuhan rohani kita dan kegelisahan akan membuat kita tidak berdaya menjalani kehidupan ini. Karena itu, hendaklah kita selalu membuka hati dan pikiran untuk melihat jalan kebenaran yang telah diajarkan-Nya, karena hanya jalan kebenaran itu yang akan mengantar kita menuju ke jalan keselamatan, sebuah tempat yang telah dijanjikan-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau tidak pernah mengingat seberapa besar dosa dan kesalahanku, karena Engkau begitu mengasihi aku. Bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu setia dalam kasih-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Selasa, 22 September 2020

Melepaskan Belenggu untuk Mengikut Tuhan


Kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka."

Lukas 9 : 3-5


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus berpesan kepada murid-muridNya untuk tidak membawa bekal apapun dalam perjalanan melayani dan mewartakan kerajaan Allah, dan sebenarnya pesan tersebut ditujukan kepada kita juga dan untuk menjadi murid Tuhan Yesus, kita juga harus tidak membawa bekal yang menjadi belenggu kehidupan ini, kesombongan dan keangkuhan serta ego yang tinggi. Dan Tuhan Yesus menghendaki kita menjadi pribadi yang kuat dan bertekun dalam perjuangan iman dengan memohon penyertaan dan kekuatan-Nya dengan selalu mempunyai kerendahan hati dan membiarkan Tuhan yang berkarya dalam diri kita, seperti yang terjadi pada murid-murid Tuhan Yesus . Disadar atau tidak, ketika mengalami kesuksesan, biasanya orang akan merasakan bangga pada dirinya sendiri dan hal ini yang sering membuat seseorang jatuh dalam kesombongan dan ego yang tinggi, sehingga lupa kesuksesan itu adalah berkat dan penyertaan-Nya. Dan kita diingatkan, bahwa hidup itu harus tahan uji, agar tidak akan mudah menyerah, karena kedagingan dan harus melangkah dengan pasti dan berani menanggung segala rintangan atau halangan apapun yang ada dihadapan kita, maka hal ini akan membentuk sebuah iman yang semakin kuat dan tahan uji, karena Dia yang selalu menyertai kita dengan kekuatan-Nya yang tanpa batas ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau adalah sumber jalan kebenaran dan hidup,  ajarlah aku dengan Roh  Kudus-Mu, agar aku dapat meneladan segala kebaikan yang telah Engkau lakukan dan mampu melakukan segala yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Senin, 21 September 2020

Siapakah Ibu dan Saudara Allah?


Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."

Lukas 8 : 19-21

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa untuk menjadi keluarga atau persaudaraan tidak harus mempunyai hubungan darah atau satu keturunan, tetapi siapapun yang taat dan setia mendengar dengan melakukan firman Tuhan adalah keluarga dan bersaudara, artinya setiap orang harus mempunyai kasih dan sikap saling peduli terhadap sesama dan terlebih kepada keluarganya sendiri. Karena dengan kasih baru bisa mengasihi sesama, keluarga dan Tuhan, dan Dia sendiri telah memberikan contoh teladan melalui perkataan dan perbuatan dengan mengasihi kita yang melakukan dan menjalankan perintah-Nya. Hal ini dikatakan-Nya, karena begitu banyak kerapuhan dalam kehidupan termasuk dalam keluarga. Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak yang tidak peduli dengan sesamanya yang hidupnya kekurangan, dan juga masih ada sebagian orang yang dengan bangga memamerkan kekayaan yang dimilikinya depan umum. Dalam kehidupan dalam keluargapun masih banyak yang tidak saling memahami satu dan lainnya, seperti orang tua dan anak, istri dan suami, karena berbagai kesibukan sehingga tidak mempunyai hubungan relasi yang baik dalam keluarga. Untuk itu, mari kita renungkan sejauh mana kita mengenali diri kita sendiri, keluarga dan sesama yang ada di sekitar lingkungan kita dan apakah sudah menjadi pelaku firman-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Terima kasih atas segala contoh teladan-Mu yang telah diberikan dan bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu setia menjalankan apapun yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 20 September 2020

Pelita dalam Gelap


"Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.

Lukas 8 : 16-17


Dalam bacaan Injil hari ini sebenarnya ada dua perumpamaan yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus, Pelita sebagai sumber cahaya kegelapan dan Firman Tuhan sebagai sumber cahaya kehidupan. Disadari atau tidak, saat ini banyak sekali orang-orang yang telah menjalankan kehidupannya dengan perbuatan yang tidak jujur dan berusaha menutupi kesalahan, seolah-oleh tidak melakukan sesuatu yang merugikan, sehingga orang-orang seperti ini tidak bisa membedakan mana perbuatan yang gelap dan mana perbuatan yang terang, karena mata dan hatinya telah dibutakan oleh keserakahan demi kepuasan pada dirinya, karena segalanya dengan mudah diperolehnya dan sudah lupa bahwa tidak ada satupun perbuatan itu tersembunyi atau dirahasiakan dihadapan Tuhan. Untuk itu mohon kepada Tuhan, agar hati dan pikiran kita selalu diterangi oleh Roh Kudus, sehingga tidak berjalan dalam kegelapan yang menyesatkan dan kita tidak boleh membiarkan kegelapan mengalahkan dan menguasai kita. Ketika kita sudah berjalan dalam kebenaran dengan menjalankan apapun perintah-Nya, percayalah, karena Dia-pun akan selalu menambahkan berkat-Nya, bahkan tidak ada sesuatu yang hilang. Jadilah seperti sebuah pelita yang kecil, walaupun sekecil apapun tetapi akan mampu bersinar dengan terang menyinari kegelapan dalam sebuah ruangan, sehingga siapapun yang akan masuk tidak akan mengalami kesulitan melihat apa yang di dalam ruangan itu ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikanlah aku kerendahan hati, agar selalu bersyukur atas segala rahmat dan berkat yang telah Engkau berikan, sehingga aku selalu berjalan dalam cahaya terang dalam bimbingan Roh Kudus-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Jumat, 18 September 2020

Menjadi Tanah Yang Subur


Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Lukas 8 : 5b-8


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan seorang penabur yang menyebarkan benihnya di berbagai tempat yang berbeda-beda. Makna yang sebenarnya adalah Tuhan Yesus ingin mengingatkan kita, bahwa benih-benih yang ditaburkan itu adalah Firman Tuhan. Dan hati kita adalah tempat dimana benih-benih itu akan ditaburkan, karena itu Tuhan Yesus memberikan perumpamaan hati kita seperti tanah yang di pinggir jalan, tanah yang bebatuan, tanah yang bersemak duri dan tanah yang subur. Jika kita ingin menjadi tumbuhan yang berbuah dengan baik, hati kita harus dibajak menjadi tanah yang subur, tempat bertumbuh iman dan Allah akan hadir dan tinggal didalamnya. Sebuah pohon yang tinggi dan besar dengan daun yang rimbun dan akar yang kuat bisa tumbuh dengan baik juga harus melewati waktu dan proses yang tidak mudah seperti ditempa hujan, angin kencang dan panas teriknya matahari. Begitu juga iman kita, jika ingin bertumbuh dengan baik harus melewati proses seperti benih ditaburkan di tanah yang di pinggir, tanah yang bebatuan, tanah yang bersemak duri dan tanah yang subur. Dan semua pilihan ada di tangan kita sendiri, karena yang menentukan benih yang disebarkan bisa bertumbuh dengan subur adalah diri kita sendiri, apakah memilih hidup mengikuti keinginan sendiri atau bersandar pada benih yang akan disebarkan ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berkatilah hatiku agar menjadi lahan yang subur untuk setiap benih yang akan Engkau taburkan, agar dapat bertumbuh dan berbuah seperti apa yang menjadi kehendak-Mu dan mampukan aku untuk menjalankan perintah-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kamis, 17 September 2020

Melayani Tuhan dengan Talenta serta Ketulusan


Dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Lukas 8 : 2-3


Kerajaan Sorga itu bukan tempat orang tidak pernah berbuat dosa, tetapi untuk pendosa yang sudah bertobat dan kembali ke jalan kebenaran dan menjalankan perintah-Nya. Adalah Maria Magdalena, sebelumnya seorang wanita pendosa dan setelah bertobat dan diampuni dosanya, dia melayani Tuhan Yesus melebihi segala-galanya yang pada dirinya, karena mengalami kasih dan karunia yang telah diterima dari Tuhan. Begitu juga dengan beberapa wanita yang disebut dalam bacaan Injil hari ini seperti Yohana yang pernah dibuang, karena kerasukan setan. Ketika dihujat atau dihakimi, maka siapapun akan merasa sangat direndahkan sebagai manusia, tapi Tuhan Yesus telah memberikan contoh teladan-Nya dengan merangkul orang tertindas yang datang dan memohon belas kasihan-Nya. Untuk itu, jangan merendahkan martabat siapapun dan merasa ditinggikan, karena hal ini akan menjauhkan kita dari Kerajaan Sorga. Oleh karena itu selalu mempunyai ketulusan dan kerendahan hati, walaupun sehebat apapun jabatan, pangkat dan kekayaan sebanyak apapun harta yang dimiliki, karena matipun tidak membawa apa-apa. Dan Maria Magdalena telah membuktikan dengan imannya yang mengalami pertumbuhan, setelah menyerahkan hidup seutuhnya ke dalam tangan kasih Tuhan, dan diapun beroleh kasih dan karunia yang sebenarnya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ampunilah aku orang yang berdosa ini yang selalu jatuh dalam dalam ego dan kesombonganku, bukakanlah mata dan hatiku, agar aku mampu melakukan hal yang kecil dengan cinta kasih yang besar kepada sesamaku, seperti cinta kasih yang telah Engkau berikan kepadaku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 16 September 2020

Allah Kita yang Maha Pengampun


Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"

Lukas 7 : 47-50


Percayalah, hal yang bisa mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik daripada sebelumnya adalah kasih, bukan hujatan atau penghakiman. Seperti apa yang dialami oleh si wanita pendosa yang mempunyai masa lalu yang tidak baik, dan imannya yang besar telah menyelamatkannya, setelah memperoleh kasih dalam pertobatan dan mendapat rahmat pengampunan dari Tuhan. Kita semua adalah pendosa dan siapapun pasti pernah berbuat dosa dalam hidupnya, tanpa terkecuali, karena kelemahan iman dan kedagingan serta mudah tergoda oleh kebutuhan duniawi yang menggoda. Oleh sebab itu kitapun juga membutuhkan belas kasihan dari Tuhan seperti Maria Magdalena, si wanita pendosa yang telah menyadari dosa-dosanya yang telah diperbuat dengan kerendahan hati bersujud dihadapan-Nya dengan mengakui dan memohon pengampunan-Nya. Tetapi hal yang sering kita lakukan adalah dengan membandingkan dosa yang kecil telah kita diperbuat dengan sesama yang telah melakukan perbuatan dosa yang sangat besar dan menganggap hal itu sepele, dan harus diingat sekecil apapun dosa itu tetap merupakan dosa yang besar dihadapan-Nya. Untuk itu, mari kita mohon rahmat-Nya agar mempunyai keberanian mengakui kelemahan kita dihadapan-Nya, dan Diapun tidak pernah meninggalkan siapapun yang mempunyai kelemahan dan tidak berdaya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ampunilah segala dosa-dosaku dan berikanlah kerendahan hati agar aku selalu menyadari dan menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak Engkau kehendaki ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Selasa, 15 September 2020

Buka Hati, Berpikir Positif


Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama ? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.

Lukas 7 : 31-32


Dalam bacaan Injil hari ini kita diingatkan kembali, bahwa tidak mudah untuk bekerja sama, walaupun dalam satu kelompok kecil, karena ada suka dan senang dengan apa yang kita kerjakan, tetapi yang banyak tidak setuju dengan berbagai penolakan. Sama halnya yang terjadi sekarang ini, orang selalu berusaha menjatuhkan sesamanya dengan mencari kesalahan sekecil apapun celahnya, bahkan dengan keangkuhan dan kepercayaan diri yang tinggi menunjukkan dirinya yang paling benar dalam membela kepentingan bersama, tetapi malahan tidak mengerti mana hal yang terpenting dan harus diutamakan, dan kita sendiri menyadari hal itu dengan sering kali menutup mata dan telinga. Hal ini terjadi juga pada Tuhan Yesus, dan kehadiran-Nya tidak luput dari cemoohan dan penolakan, karena orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang masih kurang yakin kedatangan Tuhan Yesus menyampaikan kabar suka keselamatan. Untuk itu, Tuhan Yesus menghendaki kita membuka hati, agar segala perbuatan apapun yang akan dilakukan dalam hidup ini bukan terfokus untuk kepentingan sendiri, tetapi kepentingan bersama dengan kerendahan hati, agar kehadiran kita selalu membawa kebaikan dan sukacita untuk sesama, karena hidup ini saling membutuhkan satu dan lainnya dari kelahiran hingga ajal menjemput ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ajarilah aku hidup dalam penuh kasih dan setia dalam kasih kebenaran-Mu, seperti Engkau selalu mengasihi walaupun sering terjadi penolakan diri-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Mengasihi Orang Tua Kita


Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Yohanes 19 : 25-27


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk menghormati dan mengasihi orang tua terutama ibu yang telah melahirkan kita. Hal ini ditunjukkan Tuhan Yesus, sebelum wafat saat mengalami penderitaan yang luar biasa pada penyaliban dan menyerahkan Maria, Ibu-Nya kepada murid-Nya. Bunda Maria, seorang ibu yang sangat mengasihi Anaknya dengan setia mengikuti sukaduka perjalanan hidup Tuhan Yesus hingga wafat di kayu salib. Dan dalam menghadapi sakratul mautpun, Tuhan Yesus juga masih menunjukkan kasih dan tanggung jawab-Nya kepada ibu-Nya. Hati ibu siapapun pasti akan merasakan sedih melihat anaknya sedang menderita, tetapi iman Bunda Maria yang begitu besar dengan kerendahan hati berserah sepenuhnya kepada Tuhan, walaupun penderitaan Tuhan Yesus adalah uji terberat untuk Maria. Dan Bunda Maria telah diserahkan Tuhan Yesus kepada murid-Nya dan kitapun sebagai murid-murid-Nya, adalah berkat dalam sukacita yang luar biasa karena diberikan seorang ibu yang telah memberikan teladan hidupnya. Untuk itu, sebagai umat yang beriman kita terpanggil untuk meneladani Maria yang telah mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan demi keselamatan dunia dan berbahagialah sebagai murid Tuhan Yesus menerima Bunda Maria menjadi bagian dalam kehidupan imannya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau telah memberikan contoh teladan dan hidup dalam beriman kepadaku, dan sertailah selalu dalam perjalanan hidupku, agar aku bisa melakukan apa yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 13 September 2020

Merendahkan Hati Mengandalkan Tuhan


Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.

Lukas 7 : 6-7


Dalam bacaan Injil hari ini, kita belajar kerendahan hati dari seorang perwira yang mengasihi sesamanya dengan menunjukkan betapa besar iman dan pemahamannya akan kuasa yang dimiliki oleh Tuhan Yesus, dengan kepercayaan dan keyakinan hanya dengan Tuhan Yesus yang bisa menyembuhan hambanya. Dan hal ini sangat berbeda dengan kenyataan kehidupan pada saat ini, karena sangat sulit untuk menemukan ada orang yang bersedia merendahkan dirinya demi untuk menolong sesamanya, bahkan dihadapan Tuhan saja terkadang masih sering menyombongkan diri dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Disadari atau tidak, sebuah iman itu lahir dari sebuah pengharapan dan iman itu bisa tumbuh ketika kita selalu merasakan penyertaan dan kehadiran-Nya, karena itu Tuhan Yesus sangat mengasihi orang yang mempunyai kerendahan hati dan selalu mengandalkan campur tangan-Nya. Dan ketika semakin terurapi, maka kitapun akan semakin merasakan sangat tidak layak dihadapan-Nya seperti yang terjadi dengan perwira dari Kapernaum itu, karena mempunyai kerendahan hati membuat dirinya dipuji oleh Tuhan Yesus, karena memberi contoh teladannya yang tidak hanya berbicara soal iman saja, tetapi tindakan nyata dengan kebaikannya menolong sesama. Untuk itu, mari kita renungkan sudah sedalam apakah iman kita kepada-Nya, dan sudah berapa kita mengenali-Nya ? Dan apakah dengan iman yang kita miliki bisa berbuat sesuatu seperti yang dilakukan oleh perwira dari Kapernaum itu ? ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ajarilah aku selalu mempunyai iman dengan kerendahan hati, agar aku selalu setia dan taat dalam menjalankan apa yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kamis, 10 September 2020

Introspeksi Diri


Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui ? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Lukas 6 : 41-42


Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk intropeksi dengan menyadari kelemahan pada diri sendiri. Karena jari telunjuk kita lebih mudah menunjuk kesalahan sesama daripada menunjuk kesalahan diri sendiri, dan hanya orang yang tinggi hati tidak menyadari kekurangannya dan selalu berteriak saat melihat kekurangan sesamanya. Untuk itu, kita diingatkan untuk hati-hati dan lebih objektif, jika melihat kekeliruan sekecil apapun yang telah dilakukan sesama, jangan sampai menghakimi tanpa melihat kebenarannya, apalagi sampai menjadi bahan pembicaraan. Dan disadari atau tidak, ketika kita jengkel melihat kesalahan orang, dan orang lain juga pasti akan lebih jengkel lagi melihat ulah kita. Tuhan Yesus menghendaki kita hidup dalam kejujuran dengan kerendahan hati, dan selalu memohon rahmat-Nya, agar selalu bercermin melihat kekurangan pada diri sendiri. Mari kita memohon penyertaan-Nya dan tinggal dalam kasih-Nya, agar tidak ragu melihat dengan memperbaiki kekurangan itu dengan selalu berjalan dalam kasih kebenaran-Nya. Tidak ada seorangpun yang sempurna di dunia selain Dia, Tuhan Allah yang ada di sorga. Oleh karena itu, taati dan patuhilah apa yang menjadi kehendak-Nya, karena Dia sangat tahu siapapun yang selalu mencari kehendak-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ajarilah aku selalu bercermin lebih dalam untuk melihat kekuranganku dan menjadi pribadi yang selalu bersyukur dengan kerendahan hati, sehingga aku bisa menjadi saksi cinta kasih-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Berbuat Baik tanpa mengharapkan balasan



Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Lukas 6 : 35-36


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajari kita untuk mengasihi dan berbuat baik kepada sesama yang membenci kita, dan rasanya sulit untuk melakukannya, yang sering kali terjadi ketika mendengar namanya langsung keluar sumpah serapah. Di dalam kehidupan ini ada begitu banyak orang yang ketemu dengan kita setiap hari, dan mempunyai karakter yang berbeda-beda, ada yang baik dan ada yang tidak baik. Dan kita juga tidak bisa memilih-milih hari ini akan ketemu dengan siapa, bisa saja itu suatu pertemuan tanpa disengaja pada suatu tempat. Hal yang terberat adalah bagaimana harus berbuat kebaikan dalam kasih kepada sesama yang menjadi musuh dan membenci kita. Disadari atau tidak, kitapun sering melakukan dosa dengan perbuatan yang melukai hati Tuhan, tapi Diapun tetap mengasihi dan mengampuni kita, bahkan selalu memberikan berkat-berkat yang kita butuhkan. Untuk itu, Tuhan Yesus juga menghendaki perbuatan kita sebagai bentuk kasih kepada-Nya, karena kasih adalah bahasa iman dalam ketaatan kepada Tuhan dan hubungan relasi dengan sesama. Sebenarnya musuh yang paling besar dan yang paling terkasihani dalam kehidupan ini adalah diri kita sendiri, bukan sesama yang menjadi musuh dan membenci kita, ketika kita bisa mengalahkan semuanya baru akan tumbuh benih kasih kepada sesama ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Terangilah aku dengan cahaya Roh Kudus-Mu, agar aku selalu setiap kelemahanku yang menjadi penghalang untuk mengampuni dan mengasihi sesamaku dan menjadi perpanjangan tangan kasih-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 09 September 2020

Arti Kebahagiaan Sesungguhnya


Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.

Lukas 6 : 20-21 24-25


Bagaimana mungkin hidup dalam kelaparan dan kemiskinan bisa berbahagia ? Karena hal ini selalu identik dengan tidak memiliki harta benda dengan hidup serba kekurangan. Dan bagaimana mungkin dalam berkelimpahan harta dan tidak merasakan kekurangan bisa celaka ? Bukankah dengan kelimpahan itu bisa memberi apa saja, termasuk kebahagiaan, mungkin hal ini yang terlintas di dalam pikiran kita. Tetapi hari ini dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan arti kebahagiaan yang sesungguhnya hidup dalam kelaparan dan kemiskinan serta hidup dalam berlimpahan kekayaan. Hidup dalam kelaparan dan kemiskinan bukanlah tidak mempunyai harta, tapi orang yang suka berderma dan lebih terbuka hatinya menerima kehadiran Tuhan dengan anugerah-anugerah yang diterimanya dan menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan. Dan harta yang berkelimpahan lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kehidupan duniawi, tidak mempunyai kepekaan dan tidak peduli terhadap sesama yang kekurangan, hidup dalam kesombongan dengan keserakahan dan apa yang dimiliki hanya memberikan kebahagiaan sesaat serta menjauhkan diri dari firman Tuhan. Di dalam kehidupan ini ada banyak pilihan, dan bila mengikuti Tuhan Yesus tentu ada harga yang harus dibayar dan hendaknya kita membuka mata dan hati, agar bisa melihat jalan kebenaran-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikan aku iman yang kuat, agar selalu merasakan penyertaan dan kehadiran-Mu di dalam hatiku dan memahami apapun yang telah Engkau ajarkan kepadaku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 06 September 2020

No Action Talk Only


Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.

Lukas 6 : 9-10


Hari ini Tuhan Yesus mengajarkan menolong lebih diutamakan daripada mengikuti aturan-aturan, seperti yang dilakukan-Nya menyembuhkan seseorang yang mati tangan kanannya pada hari sabat, tapi hal ini ditantang oleh ahli-ahli taurat yang sepertinya tidak mempunyai rasa kepedulian terhadap penderitaan sesamanya. Dalam hal ini, Tuhan Yesus telah memberi contoh yang baik dengan melakukan kebajikan, walaupun mendapat rintangan dan dianggap menyembuhkan pada hari sabat, waktu yang tidak tepat. Karena ketaatan ahli-ahli taurat itu identik dengan aturan yang mengatur sesuatu yang baku tidak boleh dilanggar. Melakukan perbuatan kebaikan itu bisa dilakukan kapan saja, dimanapun juga dan kepada siapapun, apalagi sudah menyangkut keselamatan nyawa. Dan menolong sesama juga bukan hal yang mudah dilakukan, terutama dalam mengambil keputusan, karena setiap tindakan apapun selalu beresiko dan ada konsekuensinya. Tetapi dengan ketaatan kita menjalankan perintah-Nya, maka penyertaan Roh Kudus yang akan memampukan kita untuk melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya. Untuk itu, mari kita selalu berbuat kebaikan, sekecil apapun akan sangat berarti, walaupun harus menghadapi tantangan dan rintangan sebesar apapun dihadapan kita ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau telah memberikan contoh teladan-Mu kepadaku, berkati dan bimbingan aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku dapat melayani sesamaku seperti apa yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Sabtu, 05 September 2020

Bijaksana dalam menjalankan Aturan


Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"

Lukas 6 : 2-4


Dimanapun tempat kita yang kunjungi selalu ada yang namanya aturan dan larangan dengan tujuannya, supaya lebih teratur. Tetapi terkadang hal tersebut dibuat seringkali hanya diperuntukkan untuk kepentingan tertentu, jadi tidak bisa membedakan manakah disiplin ketaatan dan makna yang terkandung didalamnya, sehingga bisa menjadi belenggu dan beban untuk pihak lain. Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk bersifat lebih bijaksana dalam menjalankan aturan yang telah berlaku dan keselamatan serta nilai kehidupan itu harus mengalahkan apapun di atas segala-galanya. Karena segala sesuatu yang diciptakan Tuhan itu selalu baik dan yang membuat segalanya menjadi tidak baik adalah kita sendiri dengan berbagai aturan dan larangan yang sebetulnya memang tidak diperlukan, dan Tuhan Yesus menghendaki harkat dan nilai kemanusiaan melebihi apapun. Untuk itu, hendaknya kita mengikuti apapun hal yang terbaik, tapi bukan berarti harus melawan aturan atau larangan yang berlaku, tetapi harus dengan kebijakan dari ketulusan hati yang paling dalam untuk kepentingan bersama. Mari kita mengikuti jalan teladan Tuhan Yesus dengan menaati ajaran-Nya, hukum cinta kasih di atas segala-galanya, dengan demikian akan terbina hubungan relasi yang baik dengan sesama dan terlebih dengan Tuhan ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Terangilah aku dengan cahaya Roh Kudus-Mu, agar aku semakin dekat dengan-Mu dan selalu melihat jalan keselamatan serta berjalan dalam kebenaran yang telah Engkau tunjukkan kepadaku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kamis, 03 September 2020

Apa Tujuan Kita Berpuasa?


Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Lukas 5 : 33-35


Di dalam kehidupan yang menjalankan setiap agama atau kepercayaan apapun selalu diajarkan puasa atau berpantang, karena hal ini tidak bisa terlepas dari doa dan permohonan. Puasa juga salah satu cara melatih kepekaan untuk merasakan tanda kehadiran Allah melalui perjalanan hidup yang dialami setiap hari, dan juga sebagai tanda pertobatan untuk mendekatkan diri dengan mengikuti apa yang menjadi kehendak-Nya. Namun saat ini masih banyak orang yang melakukan puasa atau berpantang hanya untuk mencapai tujuan dan kepentingan tertentu yang sebetulnya bertentangan dengan kehendak Allah. Dan puasa atau berpantang pun sering dikaitkan dengan menahan diri dari makanan atau minuman saja, tapi yang seharusnya kita merefleksikan diri agar bertumbuh spiritual dalam iman dengan mengontrol emosi, mulut, mata dan hati serta pikiran yang menjauhkan dari segala hal yang tidak baik. Untuk itu dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajak kita untuk memperbarui hidup dengan berpuasa dan berpantang menuju kehidupan baru yang menyelamatkan, karena kehadiran-Nya yang membawa kabar baik dan pembebasan serta pengampunan kepada siapa saja yang berserah diri dengan percaya kepada-Nya. Lalu apakah kalau kita berpuasa dan berpantang itu untuk mencari Tuhan atau ritual rutinitas atau untuk mencari kepentingan tertentu ? Dan jawabannya ada pada pribadi diri masing-masing ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkaulah sumber jalan kebenaran dalam hidup, ajarilah aku supaya dapat meneladani segala kebaikan-Mu dan mampukan aku menjalankan apa yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Meninggalkan Zona Nyaman Kita


Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.

Lukas 5 : 4-6


Dalam bacaan Injil hari ini sudah terbukti nyata, siapapun yang percaya dan menurut perintah-Nya akan melihat keajaiban dan kebaikan-Nya yang terjadi tidak terduga. Seperti Simon dengan ketulusan hati mengikuti perintah Yesus, yakin dan percaya ada kuasa dan keajaiban jika menebarkan jala ke tempat yang dalam dan pada akhirnya mendapatkan kelimpahan tangkapan ikan. Dalam kehidupan ini ada begitu banyak keraguan dengan merasa kurang percaya, sehingga tidak bisa merasakan penyertaan-Nya. Tapi hari ini kita belajar dari Simon yang percaya dengan ketaatan dan kesetiaan yang membawa berkat melimpah, dan Simon tidak mungkin akan mendapat ikan yang banyak, jika tidak mengikuti kehendak-Nya. Oleh karena itu, hanya Dia sangat mengerti apa yang kita butuhkan, dan kitapun juga harus mengerti juga apapun yang menjadi kehendak dan panggilan-Nya. Untuk itu, jangan ragu mengikuti panggilan Tuhan Yesus, karena bukan kita yang memilih Dia, tetapi kita terpilih karena Dia yang memilih kita. Dan kepercayaan kepada-Nya harus mewujudkan dalam tindakan nyata dan mengikutsertakan-Nya di dalam segala peristiwa yang dialami dalam hidup kita. Karena itu, seberapa keseriusan kita dalam mengupayakan ketaatan dan kesetiaan seperti Simon ? ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Sering kali aku tidak percaya diri menjalankan perintah-Mu dan tambahkanlah imanku, agar aku dapat melakukan apa yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Selasa, 01 September 2020

Sembuh karena Iman kita


Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka.

Lukas 4 : 38-40


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menyembuhkan orang-orang sakit dengan hanya meletakkan tangan-Nya, termasuk menyembuhkan Ibu Mertua Simon yang demam keras, karena iman yang dimiliki dan yakin serta percaya penuh hanya dengan Tuhan Yesus ada jalan keselamatan. Dan inilah rahmat dan tanda kehadiran dari Allah melalui Yesus Kristus yang berkuasa di atas segala-galanya, bahkan roh jahatpun tunduk kepada-Nya. Disadari atau tidak, kitapun juga sering mengalami kuasa penyembuhan, dan Tuhan selalu bekerja menjamah, ketika kita mohon pertolongan dalam doa dan pengampunan-Nya. Untuk itu, janganlah berkecil hati apalagi sampai putus asa, ketika kita dalam pergumulan, karena kita tidak pernah akan berjalan sendiri, dan tangan kasih-Nya yang akan selalu menyertai kita keluar dari persoalan apapun yang dihadapi dan selalu ada mujizat yang terjadi, ketika berserah dalam kepasrahan. Kalau kita renungkan berkat dan anugerah yang telah diberikan-Nya setiap harinya, seharusnya kita bersujud mengucap syukur atas belas kasih dan kemurahan hati-Nya. Dan sudah seberapa besarkah ketulusan dalam doa yang isinya ucapan syukur dan pujian atas kebaikan-Nya ? walaupun Tuhan tidak pernah menghitung kebaikan-Nya, tapi yang harus menghitung kelimpahan kebaikan Tuhan adalah kita sendiri ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Terima kasih atas kebaikan-Mu yang selalu memberkati dan menyertai hidupku, sehingga aku semakin percaya kepada-Mu dan tidak pernah merasa takut lagi dengan apapun yang akan terjadi dihadapanku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini