Jumat, 30 November 2018

Mempersiapkan diri untuk kedatangan-Nya yang kedua


Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
( Lukas 21:36 )

Terkadang kita lebih sering mengkhawatirkan apa yang dikatakan orang daripada mendengarkan suara hati yang akan disampaikan Tuhan, apalagi jika hal itu tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita. Tetapi dalam Injil hari ini Tuhan Yesus telah memperingati kita untuk berjaga-jaga akan kedatangan-Nya yang kedua, walaupun tidak pernah ada yang tahu kapan akan terjadinya, kecuali Bapa-Nya sendiri yang mengutus Dia. Dan bila saatnya telah tiba, apapun yang telah kita miliki dan yang telah dikumpulkan bertahun-tahun tidak berguna dan akan sia-sia, dan harta dan kekayaan yang berlimpah tidak dapat menyelamatkan kita. Dan kedosaan manusia itu terkadang bukan hanya banyaknya kejahatan yang dilakukannya, tetapi justru saat sedang dalam mengalami kelimpahan harta benda dan kenikmatan hidup dengan segala hal yang dimilikinya bisa membuat lengah dan melakukan perbuatan dosa. Untuk itu, kita hendaklah bertekun selalu dalam doa dan terus membangun relasi dengan Tuhan yang akan memberi kekuatan dan melindungi kita dari kehidupan duniawi yang menyesatkan dan Roh Kuasa yang akan memelihara hidup kita, hingga memperoleh kebahagiaan bersama-Nya kelak ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Syukur pada-Mu, Tuhan Yesus. Karena Engkau telah mengingat untuk berjaga-jaga dengan apa yang akan terjadi nanti. Bimbinglah aku, agar dapat mendengar suara yang akan Engkau bisikan ke telingaku, sehingga aku tidak tersesat lagi ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

Renungan oleh : Theo

Kamis, 29 November 2018

Ikutlah Aku


Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
( Matius 4:19-20 )

Dalam injil hari ini, Tuhan Yesus memanggil kita untuk menjalankan misi-Nya dengan memuliakan nama-Nya melalui pertobatan kepada sesama yang belum mengenal cinta kasih Allah. Terkadang kita sering tidak menyadari bahwa anugerah yang telah diberikan, sesungguhnya adalah sebuah ladang Tuhan untuk melayani sesama. Ketika menjadi murid Tuhan Yesus, kita semua telah diberikan misi yang sama dengan meneladani kehidupan-Nya melalui perkataan, sikap dan perbuatan-Nya. Menjadi murid Tuhan Yesus itu tidak mudah, disamping harus memikul salib kehidupan juga menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan dan lebih mengutamakan ikut bersama dengan Tuhan Yesus, disamping itu kita harus meninggalkan kehidupan lama dan memulai dengan kehidupan yang baru yang terberkati. Untuk itu, mari kita bertanya pada diri sendiri, seberapa dalam kita sudah mengenal Tuhan Yesus, terutama sengsara-Nya ? Ketika kita yang terpilih untuk menjalankan apa yang menjadi kehendak-Nya, lakukanlah dengan ketulusan dan sepenuh hati, karena di dalam pergumulan yang terus menerus, justru Tuhan Yesus akan hadir bersama kita ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Kasih yang Engkau anugerahkan kepadaku begitu luar biasa, bimbinglah agar aku selalu mengandalkan kemurahan-Mu dalam hidupku setiap saat serta ajarilah aku untuk selalu bersyukur atas rahmat-Mu setiap hari ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Mempersiapkan diri dengan pertobatan


Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."
( Lukas 21:27-28 )

Salah satu perintah dari Tuhan Yesus adalah pertobatan, karena saat ini banyak sekali manusia yang sudah mengabaikan perintah Allah. Dan kita yang mendambakan keselamatan dan kebahagiaan yang sejati hendaklah membuka mata hati dan akal budi mengimani karya-Nya yang telah dianugerahkan dalam hidup kita dengan kerendahan hati. Karena Tuhan Yesus sangat mengasihi kita dan tidak ingin kehilangan kita dalam kebinasaan. Selama masih diberikan nafas kehidupan, pergumulan akan selalu dialami terus-menerus. Pasrah dan mengakui kekurangan pada diri sendiri adalah bagian yang paling sulit, karena akal budi masih mengasihi jiwa kita. Pertobatan itu bukan hanya takut akan dosa, tetapi Allah sendiri membuka tangan-Nya dan berkenan mengampuni kita. Setiap orang yang beriman pasti merindukan perjumpaan dengan Tuhan Yesus, dan percaya dengan menyerahkan seluruh hidupnya dengan apa yang dimilikinya, karena Tuhan Yesus telah memberikan tanda-tanda akan kedatangan-Nya yang kedua, agar kita bisa beroleh hidup kekal bersama-Nya kelak nanti ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Syukur pada-Mu, Tuhan karena sudah mengingatkan aku untuk mempersiapkan diri menghadapi sesuatu yang belum aku pikirkan. Teguhkahlah imanku, supaya bisa saatnya nanti Engkau datang, aku tetap masih beriman kepada-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Selasa, 27 November 2018

Tidak mudah menjadi murid Yesus


Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.
( Lukas 21:17-19 )

Dalam Injil hari ini mengungkapkan tentang penderitaan dan penganiayaan menjadi murid Tuhan Yesus, dan hal itu merupakan bagian dari perjalanan iman yang teruji. Oleh sebab itu, kita perlu belajar dari perjalanan hidup orang-orang berimam yang mengalami penganiayaan dalam hidupnya, ketika mewartakan Injil. Tuhan Yesuspun telah mengingatkan kita untuk selalu waspada dan siap sedia, perjalanan iman kitapun juga bisa mengalami pencobaan. Tapi juga Tuhan Yesus telah memberikan jaminan akan selalu menyertai siapapun yang setia dan taat dalam iman berani mewartakan cinta kasih Allah dengan memberikan kesaksian tentang hidup-Nya. Ketika perjalanan hidup sedang diuji, siapapun pasti akan merasa takut dan gentar, karena ketahanan dan kerangka iman setiap orang beda satu dan lainnya, hal yang terpenting adalah bagaimana bisa bertahan. Untuk itu, mari belajar dari hal-hal yang sederhana dalam hidup ini, sederhana dalam sikap dan kelakuan serta perbuatan. Belajar juga dari setiap teladan yang baik dan juga setiap kesalahan yang dilakukan sesama, hal ini akan lebih berkenan di hati Allah ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Imanku sering rapuh, kuatkan aku untuk berani memberi kesaksian tentang Engkau dimanapun aku berada, dan sertailah aku tidak mudah lemah menghadapi setiap tantangan sebagai murid-Nya ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo


Senin, 26 November 2018

Berjaga - jagalah


Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera."
(Lukas 21:8-9 )

Dalam kehidupan ini banyak hal yang tidak bisa diprediksi, apa yang akan terjadi hari ini atau hari-hari berikutnya. Sesuatu misteri kehidupan yang sulit dicari jawaban, termasuk kematian. Dan apapun yang terjadi dengan kita adalah kehendak dari Allah yang berkuasa atas ciptaan-Nya. Mungkin hal yang terbaik adalah sikap memasrahkan hidup ini sambil berdoa dengan memohon pengampunan, karena manusia sebagai ciptaan-Nya sudah banyak yang tidak setia lagi dalam tindakan dan perbuatan. Dan Tuhan Yesus telah mengingatkan untuk berhati-hati akan ketidaksetiaan dalam tindakan dan perbuatan akan mengancam kehidupan ini seperti kesesatan iman, bencana alam karena kerusakan, peperangan hingga penderitaan fisik akan yang dialami. Manusia hanya bisa merusak, menghancurkan dan menghukum sesamanya tanpa diikuti pemulihan. Allah menghukum umat-Nya dengan tujuan untuk memulihkannya. Oleh karena itu, bertobatlah dengan penyesalan, jangan menunggu saatnya tiba, karena kita tidak tahu waktu kapan tiba, mungkin hari ini atau hari esok ? dan yang tahu cuma Tuhan ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Engkau yang lebih mengenal diriku daripada aku mengenal diriku sendiri, ajarilah aku lebih memasrahkan hidupku kepada-Mu, apapun yang terjadi dalam setiap saat dan waktu ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Minggu, 25 November 2018

Mempersiapkan diri untuk kehidupan kekal


Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
( Lukas 20:34b-36 )

Sebagai orang yang beriman, kita yakin dan percaya akan adanya kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Masih ada yang membayangkan kebangkitan badan itu sama seperti dengan kehidupan dunia yang dijalankan seperti sekarang ini, dan ini adalah 2 kehidupan yang berbeda, kehidupan kekal itu bersama dengan roh yang baru. Jika saat ini, kita masih memikirkan keduniawian untuk kelangsungan hidup, tetapi kehidupan kekal sudah tidak ada keduniawian dan kematian lagi, sama seperti para malaikat-malaikat dalam bentuk rupa roh. Walaupun demikian, kehidupan kekal sulit dibayangkan dan terjangkau dalam pikiran manusia, tetapi kebahagiaan apapun yang dapat kita nikmati dalam hidup ini telah menunjukkan tanda kehadiran kehidupan sorgawi. Mungkin akan terbenak dalam pikiran kita, apakah kebangkitan dan kehidupan kekal itu memang benar-benar aku cari ? Apakah aku percaya ada kebangkitan setelah ajal menjemput dan sudahkah aku mempersiapkan diri untuk memperoleh kebangkitan dan kehidupan kekal ? Oleh sebab itu, hendaklah kita menjalankan kehidupan ini seturut dengan apa yang sudah dianugerahkan dengan taat sampai akhir hayat, supaya beroleh kebangkitan dan kehidupan kekal seperti yang dijanjikan-Nya ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Engkau yang telah memberi kehidupan kepadaku, terangilah dan bantulah aku dengan terang cahaya Kudus Roh-Mu sampai pada akhir hidupku dan memperoleh kebangkitan badan dan kehidupan kekal yang Engkau janjikan ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Kamis, 22 November 2018

Mengotori Rumah Tuhan


Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
( Lukas 19:45-46 )


Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus memperingatkan dengan tegas, bahwa Bait Allah adalah tempat yang suci, dimana terjalin hubungan cinta kasih antara Allah dengan umat-Nya, dan sebagai tempat kediaman Allah yang kudus, bukan tempat untuk mencari keuntungan pribadi dan golongan tertentu atau sarang penyamun. Keheningan dan kesucian Bait Allah, tempat ibadah atau gereja hendaklah kita jaga dalam kekhusukan selama beribadah, tidak berbincang-bincang, makan atau minum serta tidak membuat kegaduhan satu dan lainnya. Namun sebenarnya ada satu hal yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, kita perlu juga melakukan bersih-bersih diri, karena dengan iman tubuh kita sudah menjadi Bait Allah yang hidup dan hati kita sudah menjadi pelataran Bait Suci yang selalu diperbarui dalam setiap perayaan Ekaristi oleh Tubuh dan Darah-Nya. Untuk itu, setidak-tidaknya sekali dalam setahun harus melakukan Sakramen Tobat untuk menyesali kedosaan dengan memperbaharui kembali iman kita, dan Allah sangat mengasihi umat-Nya yang datang dengan mempersembahkan keutuhan dirinya dalam pertobatan. Untuk itu, apakah aku sungguh menghargai gereja sebagai bait kediaman Allah ? Seberapakah sering aku menerima Sakramen Tobat ? Pergunakanlah waktu yang tersisa, selain masih diberikan kesempatan ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Aku seringkali menodai Bait Suci-Mu dalam hatiku dan ampunilah serta bimbinglah aku, agar semakin mampu menghayati setiap kehadiran-Mu dalam kehidupan dengan menghindari godaan yang menjauhkan diriku dari kasih-Mu ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Rabu, 21 November 2018

Tuhan Yesus mengasihi kita


Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
( Lukas 19:41-42 )

Siapapun pernah menangis dalam hidupnya, ada yang menangis karena ditinggal orang yang dikasihinya, tapi ada yang saking gembiranya bisa sampai menangis juga. Tapi dalam Injil hari ini menggambarkan Tuhan Yesus menangis sedih, karena Tuhan Yesus juga manusia sama seperti kita. Dengan sangat sedih melihat manusia telah banyak berbuat dosa dan sudah menjauhkan diri dari Allah yang begitu mengasihinya. Hal yang terutama sangat disayangkan Tuhan Yesus adalah bangsa Israel yang terpilih oleh Allah justru malahan tersesat, yang seharusnya mendapat kesempatan untuk mengalami hidup damai sejahtera, tapi malahan mengalami kehancuran, sedangkan bangsa lain mengalami keselamatan. Tuhan Yesus yang diutus Bapa-Nya telah menunjukkan kasih dan empati yang sangat besar bukan saja hanya menangisi kedosaan manusia, tetapi juga menyerahkan nyawa-Nya sebagai penebusan kasih dengan tanpa batas. Apakah kita juga akan merasakan sedih seperti Tuhan Yesus, jika melihat jiwa-jiwa yang tersesat ? Dan apakah kita juga bersedia menuntun jiwa-jiwa yang tersesat menuju jalan kebenaran dalam hidupnya ? ...


Doa ...
Tuhan Yesus ...
Aku membuat hati-Mu sedih, ampunilah dan bimbinglah aku untuk selalu mengarahkan jalan hidupku kepada jalan kebenaran-Mu yang akan menyelamatkan diriku ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

Selasa, 20 November 2018

Mengembangkan Anugerah-Nya


Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku."
( Lukas 19:26-27 )

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengajarkan arti kejujuran dan kesetiaan dengan memberikan perumpamaan tentang uang mina yang dipercayakan untuk dikembangkan kepada tiga hamba oleh seorang bangsawan yang kaya raya. Dan hamba yang menerima sepuluh mina dan lima mina berhasil mengembangkan menjadi dua kali lipat, sedangkan hamba yang menerima satu mina justru menyembunyikannya, sehingga tidak berkembang, karena ketidaksetiaan dan ketidaktaatannya, akhirnya mencelakakan dirinya sendiri, sehingga harus menerima hukuman dan uang satu mina diambil kembali. Begitu juga Allah yang telah memberikan beraneka anugerah yang luar biasa, dan menginginkan kita mengembangkan anugerah itu untuk kepentingan sesama dengan memuliakan nama-Nya. Dan berapapun besarnya karunia yang diberikan kepada kita harus dipertanggungjawabkan kepada-Nya, karena Allah itu selalu adil dan tidak membeda-bedakan siapapun, dan setiap orang yang beriman akan mendapatkan kesempatan dan rahmat dari Allah ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Berikanlah karunia dalam memaknai anugerah yang telah Engkau berikan, agar dapat mensyukurinya dengan bersikap jujur dalam segala hal dan berbuat sesuatu yang menuntun menuju jalan keselamatan ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Datang kepada Tuhan


"Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
( Lukas 19:8b-10 )

Dosa ...
Siapa yang merasa dirinya paling suci tidak berdosa atau tidak pernah melakukan perbuatan dosa ? Sejujurnya yang harus akui, kita adalah pendosa dan takaran dosanya tergantung dengan apa yang kita lakukan. Kebiasaan yang kurang baik dari seseorang lebih sering menggunakan telunjuknya untuk menunjuk kesalahan sesamanya, seolah-olah dirinya tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. Tapi justru sebaliknya, orang yang paling berdosa adalah orang menghakimi sesamanya, tanpa bercermin pada dosa dirinya sendiri. Dan Tuhan memang membenci dosa, tetapi Tuhanpun tidak pernah membenci orang berdosa seperti Zakheus, pemungut cukai yang bertobat dan akhirnya menerima anugerah keselamatan beserta keluarganya. Belajar dari Zakheus yang bertobat saat itu, dan hendaklah kitapun juga harus melakukan pertobatan yang serupa dengan Zakheus. Janganlah menunda untuk bertobat dalam segala ketidaklayakan dihadapan Allah, ketika kita diberikan waktu dan kesempatan, dengan melakukan perbuatan yang berkenan dihadapan-Nya dan sesama ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ajarilah aku untuk belajar dan berani bersikap seperti Zakeus. Dalam segala kelemahan dan kedosaanku untuk datang kepada-Mu. Bimbing dan ajarilah aku untuk selalu melakukan hal yang terbaik dalam hidupku dan selalu peduli pada sesamaku, dimanapun aku berada selalu dalam genggam tangan kasih-Mu ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo


Minggu, 18 November 2018

Iman yang menyelematkan


"Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
( Lukas 18:41-42 )

Dalam Injil hari ini, kita belajar dari seorang buta yang mempunyai iman kepada Tuhan Yesus dengan meminta supaya disembuhkan dari kebutaannya dan akhirnya dapat melihat kembali. Karena iman dan kepercayaan yang begitu besar telah menyelamatkannya dengan menyerahkan seutuhnya diri kepada Tuhan dengan memohon belas kasihan dan pengampunan dari Allah. Hal ini mengajarkan kita, bahwa masih banyak yang mengalami kebutaan dalam iman dan kepercayaan, karena tidak mampu untuk melihat karya Allah pada dirinya selama ini. Sehingga tidak bisa berbuat banyak untuk dirinya sendiri, apalagi untuk sesamanya, dan hal ini yang menjadi penghalang relasinya dengan Allah. Karena itu, dengan membuka mata dan hati dengan kerendahan hati, maka kita akan melihat karya Allah lebih dalam lagi, agar kehadiran kita akan bisa membawa berkat dan keselamatan untuk sesama dengan mengandalkan iman kepada Tuhan. Mari kita bertanya pada diri sendiri, sesungguhnya siapakah yang kita andalkan dalam hidup ini ? Dan apakah iman kita sudah bertumbuh seperti apa yang menjadi kehendak-Nya ? ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Bukalah mata hatiku, agar aku semakin mampu mengimani dan selalu melihat cahaya wajah-Mu, dan dimanapun aku berada selalu dalam genggaman tangan kasih-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Kamis, 15 November 2018

Menyiapkan diri


Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
( Lukas 17:26-27 )

Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus mengajak kita untuk mawas diri dengan tidak mengikuti kehendak diri sendiri, tetapi dengan menjaga kekudusan dan jalan kebenaran dengan menjalin relasi yang baik dengan Tuhan, agar kita selalu siap sedia menjelang kedatangan-Nya. Dan kapan waktu kedatangan-Nya, pertanyaan ini sulit dijawab, karena siapapun tidak akan bisa memprediksi tiba saatnya. Seperti lima gadis bijaksana yang membawa pelita dan juga membawa minyak dalam buli-bulinya untuk menyongsong mempelai pria. Tetapi yang seharusnya kita renungkan adalah kehidupan saat ini dan seterusnya. Apakah besok kita masih diberikan nafas kehidupan ? Lalu lima menit atau sepuluh menit ke depan, apa yang akan terjadi ? Siapapun tidak pernah akan tahu, untuk itu ketika kita merasakan kebahagiaan, maka nikmatilah, dan ketika kita merasa pergumulan hidup, tetaplah selalu bersyukur, karena Tuhan itu yakin kita sanggup menghadapinya. Kitapun dilahirkan tidak membawa apa-apa dan dipanggil kembali juga tidak apa-apa. Dan kemuliaan dan kebahagiaan di sorga bukan ditentukan oleh harta duniawi yang dimiliki, tetapi ditentukan oleh ketaatan dan kesetiaan dalam menjalankan perintah Allah ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Aku sungguh ingin untuk mengenal-Mu lebih dalam lagi, hari demi hari. Aku selalu merindukan saat untuk berada bersama-Mu dan pada akhirnya aku berharap bisa bersama di dalam Kerajaan-Mu yang kekal ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo


Rabu, 14 November 2018

Kerajaan Allah


Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu."
( Lukas 17:20-21 )

Apa yang terbayang, bila kita mendengar kata kerajaan ? Pasti akan terbayang sebuah istana yang megah dengan seorang raja, tentara dan para dayang yang banyak. Tetapi tidak demikian dengan Kerajaan Allah, sebuah tempat keabadian kehidupan setelah ajal menjemput. Dan ini adalah sebuah misteri rahasia Ilahi yang sulit dijawab, karena tidak seorangpun yang tahu seperti apa Kerajaan Allah itu dan apa yang akan terjadi pada waktunya tiba, setelah ajal menjemput nanti. Tetapi disadari atau tidak sekarang ini, justru Kerajaan Allah yang sebenarnya selalu hadir dalam perjalanan hidup kita sehari-hari. Dengan mencintai sesama dalam kasih ketulusan dan pengampunan, dan jika kehidupan kita bisa membawa keselamatan untuk sesama, maka Kerajaan Allah sudah hadir dalam hidup kita dan sesama, karena nyata dan bisa dirasakan. Hidup ini tidak ada yang kekal abadi dan janji keselamatan dari Tuhan Yesus kepada siapapun yang setia dan taat kepada-Nya seperti tertulis dalam Injil Yohanes 14:3 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu ...


Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ajarilah aku untuk belajar hidup dalam iman, agar selalu mengimani hidupku. Bimbinglah aku, agar mampu menjadi pewarta kasih-Mu dalam kehidupan ini dan berani menjadi saksi iman-Mu yang hidup ...
Amin ...

Selamat pagi Saudaraku ...
Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Selasa, 13 November 2018

Menyadari kebaikan Allah


Lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
( Lukas 17:16-17 )

Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus menyembuhkan sepuluh penderita kusta, salah satu diantaranya adalah orang Samaria yang berterima kasih kepada Tuhan Yesus atas kesembuhan yang telah dialaminya. Dari sepuluh yang disembuhkan, hanya cuma ada satu yang memperoleh keselamatan, karena memiliki iman kepercayaan sepenuhnya kepada Tuhan Yesus. Hal ini secara tidak langsung untuk mengingatkan, bahwa tidak mudah untuk menyadari kebaikan yang sudah diterima dari Allah dan sesama. Dan seharusnya siapapun harus selalu memiliki kerendahan hati, karena itulah yang terutama untuk mendapatkan belas kasih dan pertolongan dari Tuhan dan sesama. Dan kebanyakan dari kita hanya selalu memohon dan meminta, tidak pernah bersyukur dan berterima kasih dengan apa yang sudah dimiliki, bahkan memperlihatkan sikap yang lebih egois seolah-olah yang menolong itu dirinya sendiri. Untuk itu, hendaklah kita belajar untuk selalu bersyukur kepada Tuhan atas hari ini dan hari-hari seterusnya, bersyukur juga atas belas kasih sesama kita, dengan demikian rasa bersyukur akan terasa lebih indah dan keselamatanpun akan turun dari sorga ...


Doa ...
Tuhan Yesus ...
Bimbinglah aku, agar selalu ingat akan kebaikan-Mu dan penuhilah hatiku dengan rasa selalu bersyukur atas anugerah dan kasih yang aku terima dari-Mu ...
Amin ...

Selamat pagi Sahabatku ...
Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Senin, 12 November 2018

Mengosongkan diri


Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
( Lukas 17:9-10 )

Mungkin akan terlintas dalam pikiran kita bahwa, seorang hamba adalah seorang pekerja keras, tidak berpendidikan tinggi dan hidupnya selalu diperintah dan menerima perintah, bahkan sering dihina sebagai sosok yang tidak mempunyai hak untuk membela dirinya sendiri. Sedangkan seorang tuan selalu dihormati dalam posisi yang tinggi dengan selalu dilayani dan dihormati. Dan seorang hamba akan berusaha menyenangkan hati tuannya dengan bekerja sebaik-baiknya dengan kerendahan hati, tetapi seorang tuan akan selalu mempekerjakan hambanya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan keangkuhan hati. Karena seorang tuan tidak pernah akan menjadi seorang hamba untuk sesamanya, apalagi memiliki kelimpahan dalam hidupnya. Disadari atau tidak, apapun yang dimiliki dan dianugerahkan Tuhan adalah sebuah kepercayaan saja bukan milik selamanya. Dan Tuhan Yesus yang diutus Bapa-Nya telah memberikan contoh yang baik dengan mengosongkan diri-Nya menjadi serupa dengan seorang hamba yang melayani, hingga menyerahkan nyawa-Nya untuk orang banyak. Apa kita siap menjadi seorang hamba seperti Tuhan Yesus ? Atau seorang tuan yang berhati seorang hamba ? ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Hari ini Engkau mengajari aku untuk mempunyai hati seperti seorang hamba dan berikanlah aku sebuah kerendahan hati, agar aku mampu menghayati apa yang menjadi perintah-Mu, sehingga mampu bertindak bijaksana untuk semakin membuat banyak orang hidup sejahtera ...
Amin ...

Selamat pagi Sahabatku ...
Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

Minggu, 11 November 2018

Mengampuni sesama


Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia."_
( Lukas 17:3-4 )

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk memberikan pengampunan kepada siapa saja yang pernah menyakiti hati dan perasaan kita, walaupun sering apapun yang pernah dilakukan oleh sesama itu. Hal ini memang tidak mudah dilakukan, tapi Tuhan Yesus telah mengingatkan pengampunan yang diberikan bukan hanya memberikan maaf, tetapi juga memberikan kesempatan untuk sesama untuk memperbaiki kesalahan pada dirinya, memang menyakiti, bila harus mengampuni sesama yang berulangkali melakukan kesalahan yang sama. Tetapi sebuah pengampunan yang tulus hanya bisa diberikan, bila kita membiarkan diri dengan membuka hati untuk dipenuhi Roh Kudus yang berkarya. Sebenarnya dosa terutama manusia adalah kesalahan dirinya sendiri, jadi kita yang harus menjaga diri sendiri, agar tidak berbuat dosa dengan membawa sesama ke dalam kesesatan dalam hidup kita. Untuk itu, kita harus memiliki komitmen untuk saling menbangun dan saling mengampuni, karena sebagai murid Tuhan Yesus harus melakukan apa yang diperintahkan-Nya untuk kita, mengampuni dan diampuni ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Bentuklah dan berikanlah aku iman yang hidup, agar hatiku serupa hati-Mu, agar supaya terbuka untuk mengampuni sesamaku ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renunga oleh : Theo

Jumat, 09 November 2018

Menyepelekan perkara kecil


Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
( Lukas 16:10 )

Mungkin masih banyak orang yang lebih terfokus dan memusatkan perhatiannya kepada perkara yang besar, sampai-sampai menyepelekan perkara yang kecil dan sederhana. Padahal untuk bisa sampai kepada perkara yang besar harus mulai dari hal-hal yang kecil. Seperti keberhasilan dalam pekerjaan apapun selalu memulai dari bawah dan tidak langsung berada di puncak, dan mungkin juga harus melewati berbagai proses dan ujian seperti kesetiaan, ketekunan dan kesabaran dalam melakukan perkara yang kecil, bahkan mungkin juga harus mengalami situasi yang sulit. Seperti Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang biji sesawi, biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, bahkan menjadi pohon yang besar. Untuk itu, mari kita mengerjakan hal-hal yang kecil dengan setia dan apapun yang telah Tuhan anugerahkan, supaya pada saatnya nanti kita akan setia dengan perkara yang besar atau hal-hal yang tidak terpikirkan akan disediakan-Nya bagi kita. Apapun yang Tuhan percayakan kepada kita, baik perkara besar maupun perkara kecil, Tuhan tahu kita selalu setia dengan karunia-Nya ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Bimbinglah aku yang masih menyepelekan perkara yang kecil dan juga masih sering mengandalkan egoku. Dan tuntun dan bentuklah aku menjadi seperti apa yang Engkau kehendaki ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo


Kamis, 08 November 2018

Ketulusan Hati


Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
( Yohanes 2:15-16 )

Apakah masih ada orang yang menggunakan Bait Allah untuk mencari keuntungan pribadi ? Melalui bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menyucikan dan membersihkan Bait Allah dari pedagang yang berjualan hewan dan coin yang mengotori tempat kudus itu. Bait Allah, tempat orang yang beriman bersekutu dengan Allah dan sebenarnya tubuh kita secara tidak langsung juga sudah menjadi Bait Allah dan bersatu dengan tubuh Tuhan Yesus, ketika menerima Tubuh dan Darah-Nya. Untuk itu, ketika menghadiri Perjamuan Kudus dalam setiap perayaan Ekaristi, datang tepat waktunya dengan tidak terlambat dan pulangpun setelah terima berkat. Ketaatan kita kepada Tuhan bisa dilihat dalam setiap kali Ekaristi, mulai gelisah Homili Pastur terlalu panjang, mulai baca HP,  ketiduran, ngobrol dan memberi makan atau minum pada anak dan berbagai kegelisahan selama beribadah. Mari kita sadari dan hayati Firman Tuhan ini, dengan menyadari sepenuhnya dengan menggunakan seluruh anggota tubuh kita untuk memuliakan Allah, dan datang ke hadirat Tuhan dengan menyembah dan memuliakan nama-Nya dengan ketulusan hati dalam ketaatan, maka berkat dari sorgapun akan berlimpah ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ajarilah aku sebuah ketulusan hati untuk selalu menjaga kesucian dan kemurnian dihatiku, agar aku bisa menjaga kesucian dan kemurnian pelataran-Mu. Dan berikanlah juga sebuah hati yang selalu bersyukur dengan memuliakan nama-Mu ...

Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Rabu, 07 November 2018

Hati seorang hamba


Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya; Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
( Lukas 17:9-10 )

Apa yang terlintas dalam pikiran kita, ketika mendengar kata hamba ? Yang terpikir pasti seorang yang pekerja keras, tidak berpendidikan, lugu, siap menerima perintah dan hidupnya hanya mengabdi kepada majikannya. Untuk itu, dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan dengan mengajar kepada murid-muridNya untuk berhati sebagai seorang hamba, karena itu merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan dalam kehidupan ini. Dengan menjadi hati seorang hamba harus taat dan penuh kerendahan hati dalam menjalankan tugasnya sebagai orang yang siap untuk diperintah dan harus tunduk pada tuannya. Dari pengumpamaan tersebut, kitapun bisa menemukan ciri diri kehidupan seorang hamba, seperti pelayan Tuhan yang bekerja sepenuh hati bagi Majikannya, Tuhan. Dan seorang hamba yang hendak melayani Majikannya, Tuhan tidak boleh menuntut upah sama sekali. Dan bagi seorang hamba menderita bagi Majikannya adalah sesuatu kehormatan yang luar biasa. Sudah siapkah Anda menjadi seorang yang berhati hamba ? ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Berikanlah iman yang kuat kepada untuk menjadi seorang hamba, agar aku selalu setia akan panggilan dan mewartakan nama-Mu, sehingga semakin banyak mengenal dan mencintai-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo