Rabu, 28 Oktober 2020

Setia Menjadi Murid Kristus


Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lukas 6 : 12-16


Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus memanggil dan memilih dua belas orang yang disebut Rasul dari sejumlah orang yang mengikuti-Nya, dan para rasul terpilih ini yang akan meneruskan misi karya keselamatan-Nya. Dan kitapun harus merasa bangga sebagai seorang Katolik yang telah menjadi murid Tuhan Yesus dan sesungguhnya kitapun dipanggil dan terpilih untuk ikut serta meneruskan karya para rasul itu. Tetapi masih ada banyak orang yang mempunyai pikiran menjadi murid Tuhan Yesus itu hal yang sulit untuk dijalani, karena harus menaati perintah-Nya dan menjauh larangan-Nya yang justru membawa kenikmatan duniawi. Disadari atau tidak, betapa berharganya kita di mata Tuhan, sehingga Dia tidak menginginkan kita jatuh dalam kebinasaan, sehingga Dia sendiri yang mengutus Putra-Nya, Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita dari jurang kebinasaan. Jika kita menghendaki kehidupan yang lebih baik, hendaklah mengamini apa yang diajarkan-Nya dan mendengarkan Tuhan Yesus yang berbicara serta mengalami kehadiran-Nya dalam diri kita. Dengan demikian kita sudah tidak terus menerus berorentasi pada kepentingan pada diri sendiri lagi, tetapi Roh Kudus yang telah berkarya. Hanya ada 2 pilihan, dan ada di tangan kita sendiri, jalan yang sulit tetapi menuju keselamatan dan kehidupan kekal atau jalan yang penuh kemudahan dan penuh dengan kenikmatan dunia, tetapi menuju kebinasaan ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Bimbinglah selalu dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu setia dan taat menjalankan apa yang menjadi kehendak-Mu seperti Engkau yang selalu setia dan taat menjalankan apa yang menjadi kehendak Bapa-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Senin, 26 Oktober 2020

Mulai Dari Hal Kecil


Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya." Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Lukas 13 : 18-21


Memulai dari hal-hal yang kecil membutuhkan kesabaran dan kesetiaan, tapi biasanya hal-hal yang kecil sering dianggap tidak penting, bahkan terlupakan. Kebanyakan orang tidak mempunyai kesabaran dengan menjalankan hal-hal yang kecil, terlebih ketika apa yang diharapkan tidak sesuai seperti kenyataan. Jika diberikan tanggung jawab yang kecil selalu dianggap hal yang sepele, sehingga tidak memberikan sesuatu yang terbaik. Disadari atau tidak, apapun yang Tuhan dipercayakan, walaupun hal itu merupakan perkara yang kecil dalam pandangan kita, tetap merupakan perkara yang besar di mata-Nya. Untuk itu, kerjakanlah itu dengan sukacita dan kesungguhan hati, dan Tuhan akan menilai seberapa ketaatan kita melakukan yang diberikan-Nya. Dan dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus memberikan perumpamaan hal yang kecil, biji sesawi yang ditaburkan akan tumbuh menjadi pohon yang besar tempat burung bersarang dan ragi yang diaduk dengan tepung akan menjadi roti. Sama halnya seperti dengan iman kita, hendaknya dilakukan juga mulai dari hal yang kecil dan sederhana seperti berdoa membaca firman dan menjalankan perintah-Nya, hal ini akan membangun sebuah relasi yang dekat dengan Allah yang akan membawa dampak yang tidak kecil. Dan hal ini menjadi kehendak dari Tuhan Yesus, agar kita bisa menjadi seperti biji sesawi dan ragi yang bermanfaat bukan hanya diri sendiri, tapi sesama juga ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Bukakanlah mata, hati dan pikiranku untuk menyadari kewajiban apapun yang telah berikan kepadaku, walaupun itu adalah hal-hal yang terkecil sekalipun. Dan mampukan aku menjalankannya dalam berkat dan kasih-Mu yang tidak terbatas ...

Amin ...


Berkat dan Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Mana Yang Lebih Penting?


Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

Lukas 13 : 15-16


Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus kembali menunjukkan kuasa yang dianugerahkan Bapa-Nya dengan membebaskan seorang Ibu yang kerasukan roh pada punggungnya selama 18 tahun lamanya, waktu penantian yang panjang dan akhirnya mujizat terjadi setelah bertemu dengan Tuhan Yesus di dalam sebuah rumah ibadat pada hari sabat, sehingga dipermasalahkan oleh kepala rumah ibadat itu. Tetapi Tuhan Yesus mengingatkan, bahwa menolong orang lebih penting daripada terbelenggu oleh berbagai aturan-aturan, karena itu Dia diutus untuk menyelamatkan siapapun yang percaya kepada-Nya. Sama seperti seorang ibu yang kerasukan roh itu, kitapun juga menbutuhkan pertolongan-Nya. Karena sekarang ini siapapun tanpa terkecuali pasti merasakan sangat terbebani dengan merasakan tidak ada ketenangan dan kecemasan dalam menghadapi permasalahan hidup yang terjadi pada saat ini dan berbagai beban yang harus dipikul terkadang membuat kita bisa kehilangan pengharapan. Untuk itu, selalu bersandarlah kepada-Nya, karena hanya Dia yang tahu hidup kita dalam kesesakan, dan Dia juga pasti tidak menginginkan kita menanggungnya sendiri. Dan selalu yakin dan percaya pasti akan ada pemulihan dan kelegaan yang diberikan-Nya seperti yang terjadi pada seorang Ibu yang kerasukan Roh selama 18 tahun. Dan percayalah, mujizat pasti akan terjadi pada saat dan waktu yang tepat seperti apa yang menjadi kehendak-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ajarilah aku selalu berpegang teguh dengan apa yang telah ajarkan dan mampukanlah aku untuk selalu berbagi kasih, agar supaya sesamaku mengenal Engkau lebih dalam lagi seperti apa yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 25 Oktober 2020

Cinta Kasih Tanpa Syarat


Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Lukas 22 : 37-39


Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan amanat agung-Nya kepada kita semua, Hukum Cinta Kasih. Sebagai umat beriman ini merupakan perintah yang wajib ditaati, karena hal ini bukan sekedar himbauan atau kata-kata hiasan belaka. Karena mengasihi itu perlu proses dan waktu, apalagi dengan orang pernah menyakiti serta membutuhkan pengorbanan, tetapi jika sudah timbul rasa kebencian, maka lebih sulit untuk mengembalikan rasa kasih. Dan kenyataan sekarang ini dunia sudah menunjukkan kekurangan kasih, dimana-mana orang-orang sudah saling menghujat satu dan lainnya. Terkadang yang berteriak dengan suara yang lantang menyuarakan rasa kasih, tapi apa yang dilakukannya itu malahan jauh dari perbuatan kasih, bahkan malah menyulut konflik dan kebencian, untuk itu apa gunanya sebuah perbuatan yang tidak dilandasi kasih hanya demi untuk mendapat sandungan atau pujian hanya untuk kepentingan diri sendiri ? Maka dari itu, hendaknya kita belajar dari amanat Tuhan Yesus sebagai panggilan dalam hidup masing-masing, kemanapun pergi dan dimanapun kita berada dengan terlebih dahulu mengasihi diri sendiri, maka dengan demikan kita baru akan bisa mengasihi sesama. Dan kasih yang sesungguhnya adalah kasih yang tidak mengenal ras, kekayaan dan jabatan, karena kasih yang tulus mengalir dari lubuk hati yang paling dalam seperti kasih tulus dari Allah yang diberikan kepada semua anak-anakNya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku lebih mengasihi Engkau dan sesamaku daripada mengasihi diriku sendiri, dan tuntunlah aku selalu berjalan seturut dengan kebenaran kasih-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Sabtu, 24 Oktober 2020

Apakah Kita Sudah Berbuah?


Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Lukas 13 : 7-9


Dalam bacaan Injil ini Tuhan Yesus mengajak kita untuk bertobat dengan perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah dan akan dicangkul serta diberikan pupuk, agar bisa berbuah tahun depan. Dengan perumpamaan itu memberikan gambaran, bahwa Allah itu begitu sabar dengan menunggu dan memberikan kesempatan kepada kita untuk kembali kepada-Nya dalam pengampunan-Nya. Dan dosa-dosa yang kita perbuat itu yang telah memisahkan hubungan kita dengan Allah. Untuk itu, Tuhan Yesus menghendaki kita dapat bertumbuh kembali dan berbuah serta memanfaatkan waktu yang telah diberikan seperti pohon ara yang diberikan waktu dan kesempatan, sebelum tebang. Setiap pohon yang diharapkan itu mempunyai buah yang baik dan bagus, begitu juga Tuhan Yesus menghendaki kita mempunyai buah iman yang baik dan kokoh. Dan sebuah kehidupan adalah suatu proses perjalanan yang panjang dan akhir berhenti saat dipanggil kembali, dan kitapun tidak pernah kapan waktunya. Dan setiap saat baik disadari atau tidak, kita selalu menimbun dosa dengan melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hati Allah, karena siapapun tidak ada yang sempurna dalam hidupnya. Maka dari itu, mari kita cangkul dan pupuk pohon iman supaya bisa berbuah iman yang baik, selama Allah masih menunggu dan memberikan waktu dan kesempatan, karena Dia tidak ingin melihat kita binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal bersama-Nya di dalam Kerajaan sorga ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau telah mengajarkan aku untuk bertobat, dan bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik seperti apa yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kamis, 22 Oktober 2020

Mendekat Kepada Tuhan Untuk Peka Terhadap Tanda Tanda Zaman


Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?

Lukas 12 : 54-57


Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus mengingatkan, bahwa setiap orang yang percaya harus mempunyai kepekaan terhadap tanda-tanda zaman dengan menyadari apa yang akan terjadi ke depannya. Karena kemampuan manusia sangat terbatas, jadi hendaknya kita bersandar kepada kebijaksanaan dan kuasa Tuhan. Apapun yang akan terjadi semuanya adalah kuasa Tuhan termasuk tanda-tanda zaman dan kehidupan kita. Karena itu, sesuatu yang dimiliki dan dinikmati di dunia dengan kemegahannya bukanlah segala-galanya dan ada masa serta waktunya, dan dunia bukan tempat tinggal yang abadi dan kekal. Maka dari itu, pergunakanlah kesempatan yang diberikan selama masih dihembuskan nafas kehidupan dengan selalu mengikuti jalan kebenaran-Nya dan selalu berdamai dengan Tuhan. Untuk itu, jangan terlalu memaksakan keinginan-keinginan pribadi yang sesungguhnya di luar kemampuan kita, sehingga tidak bisa merasakan kehadiran dan penyertaan-Nya. Dan hari ini Tuhan Yesus sudah memberikan tanda-tanda, bahwa kedatangan-Nya sudah semakin dekat. Adalah suatu kepekaan yang dimaksudkan Tuhan Yesus, jika selalu menjaga hidup ini selalu dalam kebenaran dan menjalankan ajaran kasih-Nya, sehingga pada saatnya tiba, kitapun sudah tahu arah jalannya, karena Dia-lah yang akan menuntun kita menuju ketempat di mana Allah Bapa berada ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Terangilah aku dengan Roh Kudus-Mu, sehingga aku selalu berjalan dalam kebenaran-Mu dengan menyerahkan seluruh hidupku kepada-Mu dan menjalankan apapun yang Engkau kehendaki ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 21 Oktober 2020

Pilihan Hidup Yang Penuh Tantangan


Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."

Lukas 12 : 51-53


Menjadi murid Tuhan Yesus adalah suatu pilihan dan panggilan hidup yang mempunyai konsekuensi yang tidak ringan, karena akan ada begitu banyak tantangan dan tanggungjawab yang harus dihadapi, terutama dengan keluarga sendiri juga sesama yang tidak seiman, dan hal ini sering kali menimbulkan terjadinya pertentangan batin. Penghalang dan tantangan yang terbesar justru datangnya dari orang terdekat seperti keluarga sendiri yang masih terikat adat istiadat dan tradisi turun temurun yang sering kali memaksa kita untuk mengikuti apa yang menjadi kehendaknya, sehingga hal ini yang menyebabkan iman tidak bertumbuh. Dalam perjalanan hidup siapapun pasti ada ujian kesetiaan dan ketaatan, dan Tuhan Yesus sendiri juga mengalaminya bahkan sampai mengorbankan dirinya sampai wafat di kayu salib. Menjadi murid Tuhan Yesus berarti memilih jalan kebenaran dan Tuhan Yesus telah memberikan jaminan, bahwa siapapun yang mengikuti-Nya pasti akan mengalami kasih dan keselamatan. Siapkan kita menghadapi tantangan ini ? Dia yang menguji iman, supaya kita selalu menadah tangan menghadap ke atas dan bersimpul di hadapan-Nya. Dan kita yang telah memilih dan kitapun yang dipilih, untuk itu kita harus selalu setia dalam ketaatan, karena Dia-pun yang selalu menepati janji dengan menjamin kebahagiaan kekal bersama dengan-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Kuatkan dan teguhkanlah imanku kepada-Mu, agar aku mampu menghadapi kesulitan dan tantangan yang menghalang iman kepada-Mu, agar aku mampu menjadi saksi jalan kebenaran-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Senin, 19 Oktober 2020

Berjaga Jaga Ketika Ia Datang


Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.

Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.

Lukas 12 : 36-37


Tidak ada yang pernah akan tahu apa yang terjadi hari esok atau satu jam ke depan, bahkan satu detik ke depan, karena itu semua adalah kuasa Tuhan. Dan dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus mengingatkan dan juga menghendaki kita untuk selalu siap siaga dengan berjaga-jaga, seperti seseorang yang sedang menunggu tuannya pulang dari suatu pesta perkawinan, ketika Ia datang dan mengetuk pintu dan kitapun telah siap dengan segera membukakan pintu masuk untuk-Nya. Suatu penantian yang panjang waktunya, dan hal ini akan membuat kita lebih terbuka untuk menyambut kedatangan-Nya yang kedua, walaupun kapan waktunya. Untuk itu, kita dituntut selalu hidup dalam jalan kebenaran dengan mengandalkan kasih Tuhan, dan melakukan pertobatan selama masih diberikan waktu dan kesempatan dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Maka demikian, kitapun akan siap untuk pertanggung-jawabkan segala perbuatan yang dilakukan selama masih hidup di dunia, karena hanya dengan kesetiaan dan ketaatan dalam iman yang dijalankan dengan sepenuh hati yang akan menyelamatkan dari dosa dan maut. Dan Tuhan Yesus-pun juga selalu menghendaki kita semua bersama-Nya masuk dalam Kerajaan Surga, untuk itu ikuti jalan-Nya, karena di sana telah disediakan tempat yang terindah untuk siapa yang setia dan taat menjalankan perintah-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikanlah iman yang kuat kepadaku, agar aku selalu taat dan setia menjalankan apa yang menjadi kehendak-Mu serta menjauhkan diri dari hal yang tidak berkenan di hati-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 18 Oktober 2020

Berkelimpahan Tetapi Selalu Kurang


Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah ! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti ?

Lukas 12 : 18-20


Disadari atau tidak, hidup dalam berkelimpahan adalah suatu anugerah yang luar biasa dari Tuhan, tetapi masih ada saja yang merasa kekurangan, walaupun sudah hidup dalam berkelimpahan, sehingga selalu mencari jalan dengan berbagai cara, supaya pundi-pundinya semakin banyak jumlahnya. Itu karena masih berpendapat, bahwa memiliki harta kekayaan itu dipandang sangat penting, karena bisa membeli apa saja yang disukai, termasuk kebahagiaan dan sebuah harga diri serta status sosial. Dan dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus kembali memberikan perumpamaan tentang orang kaya yang merasa sudah memiliki kelimpahan harta benda, tetapi apa yang dimiliki itu tidak dapat memberikan jaminan pada kehidupannya, karena kekayaannya telah menutup hati dan pikirannya, dan tanpa menyadari sewaktu-waktu Tuhan akan mengambil nyawanya, dan semua yang dimilikinya akan menjadi sia-sia. Untuk itu, Tuhan Yesus mengajak kita untuk mengendalikan diri dari segala ketamakan, karena ada hal yang jauh lebih penting dari kehidupan dalam berkelimpahan adalah harta kekayaan surgawi yang menjanjikan jalan keselamatan menuju kehidupan kekal. Sadarkah kita bahwa hidup ini hanya sementara dan harta yang berlimpah itu hanya titipan sementara ? Seberapa banyak harta yang dimiliki tidak akan mampu membeli cuma sedetik nafas yang dihembuskan Tuhan, dan manusiapun dilahirkan dalam keadaan telanjang dan tidak membawa apa-apa, pergipun juga tidak membawa apa-apa ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Aku bersyukur atas segala kelimpahan yang telah Engkau berikan, dan terangilah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku tidak terjebak dalam ketamakan harta dan selalu mengikuti apa yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Jumat, 16 Oktober 2020

Roh Kudus Datang Untuk Menyertai Kita

Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.

Lukas 12 : 8-10


Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus kembali mengingatkan, bahwa siapapun yang tidak mengakui Dia sebagai Putera Allah dan Juruselamat serta menolak pertobatan dengan belum insaf atas dosa-dosanya, maka tidak akan mendapat pengampunan. Karena itu, tidak ada jaminan pasti untuk kesetiaan manusia kepada Tuhan, bahkan yang sering terjadi adalah melanggar perintah-Nya, hanya Tuhan yang selalu setia dan tidak pernah lupa akan janji-Nya. Apalagi kondisi sekarang ini dengan berbagai tantangan dan kesulitan yang harus dihadapi, dan pengakuan terhadap iman yang bersaksi, bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Juruselamat harus mempunyai keberanian dan memerlukan perjuangan yang tidak mudah, karena masih ada begitu banyak penganiayaan dan penindasan terhadap murid-murid Tuhan Yesus saat ini dan begitu banyak sekali gereja yang dirusak atau dibakar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab hanya untuk kepentingan tertentu. Dan kita dipanggil untuk belajar peka untuk kondisi dan situasi saat ini, karena banyak sekali orang-orang yang menutupi kebenaran dengan berselubung keyakinan tertentu. Dan hari ini, Tuhan Yesus sudah mengingatkan, bahwa Dia diutus oleh Bapa-Nya untuk menyertai siapapun yang percaya dalam iman dan tidak kawatir serta takut menghadapi tantangan apapun di dalam sepanjang hidupnya. Untuk itu, jika kita setia kepada-Nya dan Dia-pun juga akan setia akan janji-Nya juga ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Hadirlah dengan Roh Kudus-Mu di dalam diriku yang sangat rapuh, agar aku bisa mengenali apa yang menjadi kehendak-Mu dan selalu beriman kepada-Mu dengan membagikan kasih-Mu kepada sesamaku yang belum mengenal kasih-Mu yang tanpa batas ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Selasa, 13 Oktober 2020

Menjaga Hati dan Pikiran


Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya.

Lukas 11 : 43-44


Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus mengingatkan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang menganggap dirinya yang paling saleh, tetapi mengabaikan cinta kasih dan juga kesombongan dengan selalu mencari tempat yang terhormat. Karena mereka itu tidak mencari kemuliaan Allah, tetapi mencari kemuliaan dan keuntungan untuk dirinya sendiri serta merasa dirinya paling benar, sehingga menuntut orang lain berbuat hal yang sama seperti yang dilakukannya. Hal ini juga terjadi pada saat ini, dimana banyak sekali orang-orang Farisi dan ahli Taurat zaman era now yang menyalahkan jabatan atau kekuasaannya hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Terkadang juga sering melakukan sesuatu memakai kedok agama tertentu, agar dipuji dan dihormati serta pengakuan atas kehebatan dirinya, dan orang-orang yang menyimpang seperti ini segala keinginannya tidak pernah akan mendapat bagian dari kerajaan Allah. Untuk itu, kita juga harus melakukan pemeriksaan batin pada diri sendiri, apakah seperti orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang suka berpura-pura dengan menyembunyikan kejelekannya ? Karena itu, marilah kita merenungkan teguran dari Tuhan Yesus dengan selalu menjaga hati dan pikiran, agar jauh dari sifat kesombongan, karena tanpa kekuatan dan penyertaan dari Tuhan, hidup kita tidak berarti apa-apa ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkau yang telah menyelamatkan aku dari kesesatan. Bimbinglah dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu ingat dan hidup dalam kelimpahan kasih-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 11 Oktober 2020

Sibuk Mencari Tanda


Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.

Lukas 11 : 29-30


Dalam bacaan Injil hari ini berbicara tentang tanda Yunus, dan kehadiran Tuhan Yesus dianggap belum menjadi tanda keselamatan, dimana orang-orang Farisi dan ahli taurat yang kurang percaya dan menuntut tanda-tanda mujizat dari Tuhan Yesus, dan berkeras hati tidak mengakui sebagai Mesias, sehingga Tuhan Yesus memperingatkan mereka yang menutup diri dan tidak mampu melihat tanda-tanda zaman. Ketika seseorang menempatkan dirinya melebihi dari yang lain, maka dirinya telah dikuasai oleh kesombongan termasuk dalam rohani. Dan hal ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan masih banyak yang tidak percaya, jika tidak ada terbukti nyata atau mendengar dan melihat diri sendiri seperti orang-orang Farisi dan ahli Taurat itu. Karena itu masih banyak orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, sehingga tidak mengalami kehadiran dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga jauh dari Firman Tuhan serta tidak membuka hati untuk bertobat. Untuk itu, hendaknya harus mengubah dari hal-hal yang kecil, seperti percaya dengan tanda kehadiran Tuhan melalui orang-orang yang ada disekitarnya, terutama saat membutuhkannya. Dan orang yang beriman selalu yakin tidak ada tanda yang lebih besar selain peristiwa Dia yang disalib dan kebangkitan-Nya yang akan menyelamatkan dan menyertai hingga sampai akhir zaman ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau selalu setia membimbing dan mendengarkan apa yang menjadi kehendakku, tuntunlah supaya aku selalu menjaga relasi dan mendengarkan apa yang menjadi kehendak-Mu juga ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kamis, 08 Oktober 2020

Kuasa-Nya Melebihi Apapun


Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."

Lukas 11 : 20-23


Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus memberikan kesaksian, bahwa kuasa yang diberikan Bapa-Nya melebihi kuasa apapun dan mampu mematahkan setiap belenggu manusia. Melalui Tuhan Yesus, Kerajaan Allah hadir dalam diri-Nya sebagai penyelamat dan Allah yang hidup diantara manusia, serta Tuhan Yesus mengajak kita untuk percaya dengan apapun yang dilakukan-Nya sesungguhnya adalah Allah yang berkarya. Karena itu, dalam melakukan apapun setiap pelayanan-Nya selalu mengandalkan kekuatan dari Bapa-Nya, termasuk mengusir setan. Dan saat ini ada begitu banyak sekali kekuatan setan berada dimana-mana yang ingin coba menguasai kita, bahkan menyamar dalam bentuk dan wujud lain sehingga sulit untuk membedakannya, dan selalu ingin memisahkan iman kita kepada Tuhan dengan memberikan kemudahan dalam meraihi sesuatu yang diinginkan. Ketika roh jahat sudah merasuk dalam pikiran, maka dengan mudah mempergaruhi kita untuk melakukan perbuatan yang tercela, karena setiap orang mempunyai titik kelemahan termasuk iman, dan selama kita masih hidup di dunia kekuatan jahat selalu berusaha menguasai dan menjauhi kita dari Tuhan. Untuk itu kita harus selalu mempunyai iman dan kepercayaan yang besar kepada Tuhan sehingga kuasa dan penyertaan-Nya selalu berada diri kita seperti Tuhan Yesus yang selalu dalam kuasa dan penyertaan-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikanlah aku sebuah hati yang tulus dan mampu berserah diri serta percayakan hidupku kepada apa yang menjadi kehendak-Mu. Bimbinglah aku, agar selalu tetap dan taat beriman kepada-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 07 Oktober 2020

Menerima Yang Terbaik Untuk Kita


Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Lukas 11 : 10-13


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajak kita untuk membuka mata dan hati untuk melihat kebaikan Allah yang telah dianugerahkan kepada anak-anakNya. Karena itu, kita tidak perlu merasa ragu-ragu lagi untuk memohon berkat-Nya, karena Dia adalah Allah yang berkelimpahan berkat serta Allah yang maha tahu apa yang terbaik untuk kita, karena Dia tidak pernah menutup mata dengan mengabaikan setiap permohonan doa kita. Dan sebagai anak-anakNya, kitapun juga harus patuh dan taat serta melakukan hal yang menyenangkan hati-Nya, walaupun ada yang tidak patuh dan selalu melakukan perbuatan dosa, Dia-pun tetap mengasihi dengan kasih-Nya yang tanpa batas. Hanya terkadang Dia menguji batas kesabaran kita dengan menunda memberi berkat-Nya, dan ini bukan berarti Dia sudah tidak mengasihi kita lagi, tetapi hanya menunggu saat yang tepat menurut kehendak-Nya, jadi kita tidak boleh merasa putus harapan atau putus asa. Karena itu, kitapun harus percaya, apapun yang akan Tuhan itu adalah yang terbaik, walaupun tidak seperti apa yang kita kehendak, karena Dia tidak pernah merencanakan sesuatu yang buruk untuk anak-anak yang sangat dikasihi-Nya dan yang sangat mengasihi-Nya. Percayalah, siapapun yang menaruh kepercayaan kepada-Nya, Dia pasti akan membuka pintu berkat-Nya, karena Dia selalu menepati janji-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkaulah sumber kebaikan dalam hidupku dan bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku mampu membalas kasih-Mu yang tidak terbatas dengan memenuhi apa yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Selasa, 06 Oktober 2020

Doa Bukan Sekedar Untuk Meminta Saja


Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."

Lukas 11 : 2-4


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan Bapa Kami, sebuah doa yang paling sempurna dan langsung diajarkan-Nya sendiri, karena ada kedekatan hati yang terjalin dalam doa tersebut. Doa yang luar biasa, penuh dengan kuasa dan mujizat serta tanda kehadiran Allah, dan kita menyakini apa yang didoakan sungguh benar-benar nyata dan Tuhanpun hadir dihadapan kita. Untuk itu, Tuhan Yesus mengajarkan untuk berdoa dengan kerendahan hati dan menyampaikan kerinduan layaknya seorang anak kepada bapanya untuk mengikuti dan menanti apa akan yang menjadi kehendak-Nya. Karena itu, hendaknya kita harus selalu semakin bertekun dalam doa agar terjalin hubungan yang baik dengan menyampaikan apa yang menjadi keinginan kita, dan jadikan doa itu seperti nafas kehidupan dan tanda cinta kepada Allah seperti cintanya Tuhan Yesus yang selalu menyediakan waktu untuk berdoa kepada Bapa-Nya dalam pelayanan-Nya. Jadi bukan kita harus hanya sekedar berdoa saja, tetapi cara kita menyampaikan doa dengan apa yang akan didoakan. Karena itu doa yang baik bukan hanya isinya permohonan atau meminta-meminta saja, tetapi kita juga harus berdoa untuk memuji kebesaran dan kemuliaan atas berkat yang telah dianugerahkan untuk kehidupan kita, dan percayalah setiap doa apapun pasti akan ada jawaban pada saat yang tepat menurut kehendak-Nya yang terjadi ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau telah mengajarkan Doa Bapa Kami yang begitu sempurna, dan terangilah hati dan pikiranku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku dapat melakukan apa yang telah Engkau ajari dalam hidupku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Meluangkan Waktu Untuk Tuhan


Sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Lukas 10 : 40-42


Dalam bacaan Injil hari ini, Marta dan Maria menyambut kedatangan Tuhan Yesus dan murid-muridNya di rumah mereka dengan menjalankan tugasnya masing-masing. Dan Marta yang sibuk mempersiapkan keperluan Tuhan Yesus dan murid-muridNya, sedangkan Maria duduk dekat kaki Tuhan Yesus dan terus mendengarkan pengajaran-Nya. Dari sikapnya itu telah memberikan contoh kerinduan dari seorang Maria yang mempunyai kerendahan hati untuk mendengar pengajaran-Nya, oleh sebab itulah Tuhan Yesus menghendaki kita semua untuk meneladani sikap Maria yang telah meluangkan waktunya untuk bersama dengan-Nya. Karena zaman sekarang ini, banyak sekali orang yang disibukkan dengan berbagai kegiatan yang menyita waktu, sehingga tidak ada kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan, karena masih banyak sekali orang yang lebih mengutamakan kehidupan duniawi untuk memperoleh apa yang dikehendakinya, sehingga sudah kehilangan arti dan tujuan hidupnya setelah memperoleh apa yang diinginkannya. Untuk itu, kita mempunyai kebebasan untuk memilih hal yang penting atau terbaik. Disadari atau tidak, Tuhan sendiri yang akan membuka pintu berkat-Nya kepada siapapun yang setia dan mempunyai kerinduan duduk dekat kaki-Nya seperti yang dilakukan oleh Maria ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu dan mampukan aku untuk menjalankan setiap tugas yang Engkau percayakan padaku dengan penuh tanggung jawab untuk kemuliaan nama-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 04 Oktober 2020

Cinta Kasih Tanpa Batas


Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Lukas 10 : 31-34


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan jalan untuk menuju kekekalan tidak dapat dipisahkan antara mengasihi Tuhan dengan mengasihi sesama. Satu hal yang tidak mudah dilakukan, karena harus memiliki cinta kasih yang tanpa batas, bahkan terhadap sesama yang telah menyakiti dan membenci sekalipun. Dan Tuhan Yesus telah memberikan sebuah gambaran tentang seorang yang terluka akibat perampokan dan hanya seorang Samaria yang menolong, bahkan tidak kenal siapa yang ditolongnya, sedangkan seorang Imam dan seorang Lewi tidak menolong hanya melewatinya saja. Dan kemurahan hati orang Samaria ini mengajarkan banyak hal, terutama menjalani hidup ini tidak boleh bersikap egois dengan mementingkan diri sendiri dan hanya membalas kebaikan yang telah diterima kepada sesama yang telah berbuat kebaikan. Karena itu, hal yang paling tersulit sebenarnya adalah mengasihi dan mengampuni diri sendiri dengan mensyukuri apa yang telah diraihi sebagai anugerah dari Tuhan dengan tidak membanding-bandingkan segala kelebihan atau kekurangan. Untuk itu, sebagai murid Tuhan Yesus, kita dipanggil untuk mengikuti ajaran-Nya dengan berbagi kasih dalam kebaikan seperti seorang Samaria yang berbuat kebaikan tanpa melihat siapa orangnya dan apapun statusnya, seperti kasih Tuhan yang dicurahkan kepada kita tanpa melihat siapapun orangnya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Bimbinglah aku, agar mampu menjalani apa yang menjadi kehendak-Mu dalam hidupku sebagai seorang murid dan mewartakan kasih-Mu kepada sesamaku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini


Jumat, 02 Oktober 2020

Anugerah dari Allah


Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."

Lukas 10 : 17-20


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus kembali mengingatkan para murid-Nya, bahwa segala keberhasilan atau kesuksesan apapun yang telah diraih merupakan anugerah dari Tuhan dan hal ini jangan sampai membuat berbangga diri dan jatuh dalam kesombongan. Dan yang harus disyukuri adalah bukan hasil yang telah diraih, tetapi Tuhan yang telah berkenan menyertai dan memberikan kesempatan seperti ke 70 murid Tuhan Yesus yang diutus dan telah menjalankan misi keselamatan. Disadari atau tidak, Tuhan selalu menyapa anak-anakNya dengan kasih melalui firman-Nya dan melalui setiap peristiwa yang kita alami setiap hari. Tetapi saat ini masih banyak orang yang mengandalkan Tuhan, setelah mengalami keberhasilan, lalu menjadi lupa diri dan berpaling pada kekuatan yang lain dan kemampuannya sendiri. Dan juga memiliki kelimpahan kekayaan, kekuasaan atau jabatan sering kali membuat seseorang jatuh dalam dosa dengan apa yang dimiliki dan jauh dari kasih Tuhan. Untuk itu, jangan pernah menjauhkan diri dari kasih Tuhan dan menaruh harapan pada apapun yang ada di dunia ini, dan semakin menjauhkan diri Tuhan, maka semakin dekat dengan kejatuhan. Kehidupan sukacita duniawi cuma dinikmati sementara saja, untuk itu kita harus memiliki kesetiaan, ketaatan dan iman yang kokoh agar kelak bisa menikmati kehidupan surgawi yang kekal ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikanlah aku iman yang kokoh dan ajarilah aku untuk selalu mengucap syukur atas segala rahmat, kasih dan segala kebaikan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku ...

Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kamis, 01 Oktober 2020

Percaya Bahwa Allah Selalu Menjaga Kita


Lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Matius 18 : 3:5


Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus memberikan perumpamaan seorang anak kecil sebagai simbol kerendahan hati, karena sifat-sifat yang baik dari anak-anak kecil itu seharusnya ditiru oleh orang dewasa. Seorang anak tidak pernah merasa takut kawatir dalam hidupnya, karena percaya orang tuanya akan selalu menjaga dan melindunginya dengan taat mengikut apa yang diperintah orang tuanya, dan itulah sifat kepolosan seorang anak yang masih jauh dari kesombongan diri dan mudah diajari serta mudah dibentuk seperti apa yang menjadi harapan dari orang tuanya. Begitu juga dengan kita, dan Tuhan Yesus juga menghendaki iman kita seperti anak kecil dengan menjalani kehidupan ini dengan tanpa beban dan menyerahkan segalanya ke dalam tangan kasih Allah serta selalu mengucap syukur dalam segala hal, baik dalam keberhasilan atau mengalami kegagalan. Untuk itu, kita juga harus selalu setia dan taat mendengar suara bisikan Tuhan melalui firman-Nya, seperti ketaatan Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya. Karena itu, untuk menjadi yang terbesar harus menjadi yang terendah dengan selalu memiliki iman yang kokoh dengan selalu berpegang pada firman Tuhan seperti seorang anak yang selalu berpegang teguh pada nasehat orang tuanya. Jadi jangan berpikiran bahwa pemikiran anak kecil tidak dewasa, tetapi justru malahan yang berpikiran dewasa terkadang sifatnya melebihi sifat dari seorang anak kecil ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikanlah aku kerendahan hati seperti anak kecil yang polos dan jujur, dan semoga dengan kerendahan hati itu aku selalu berjalan dalam kebenaran dan menjalankan apa yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 30 September 2020

Penyertaan Tuhan


Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.

Lukas 10 : 2b-4


Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi, jika seekor anak domba ada di dalam kandang serigala. Itulah perumpamaan yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada 70 murid-Nya yang diutus berdua-dua untuk mendahului-Nya dalam menjalankan misi keselamatan. Dan Tuhan Yesus sendiri sudah tahu hal ini tidak mudah dan resiko apa yang akan dialami oleh para murid-Nya yang harus menempuh perjuangan yang sulit dengan tidak membawa bekal apapun dengan hanya mengandalkan penyertaan dari Tuhan, bukan pada kekuatan pada diri sendiri lagi. Hal ini secara tidak langsung Tuhan Yesus telah mengajarkan kepada kita semua, bahwa dalam menjalankan kehidupan ini kitapun juga harus selalu siap dengan segala resiko apapun dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan yang selalu akan datang dengan silih berganti, terkadang apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena itu, hendaklah kita juga harus selalu mengandalkan kekuatan dan penyertaan dari Tuhan seperti yang dialami oleh para murid Tuhan Yesus. Dan sebagai orang yang beriman, kita harus percaya Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendiri tanpa arah dan tujuan dan Dia selalu berkenan menyertai siapapun yang selalu mempunyai kerendahan hati memohon pertolongan dan bergantung sepenuhnya kedalam tangan kasih-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Syukur dan terima kasih atas penyertaan-Mu, dan mampukan aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku dapat melayani sesamaku dengan cinta kasih yang tulus seperti ketulusan hati yang telah Engkau ajarkan kepadaku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ..


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Selasa, 29 September 2020

Totalitas


Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."

Lukas 9 : 58-60


Dalam bacaan Injil hari ini berbicara tentang panggilan untuk menjadi murid Tuhan Yesus dan ini bukan hal yang mudah, karena kita harus menyangkal diri dengan melepaskan keikatan kehidupan duniawi dan Dia-pun tidak pernah menjanjikan jalan kemudahan atau memiliki harta kekayaan. Jangan berpikir, jika mengikuti dan menjadi murid-Nya akan dengan mudah memperoleh segala sesuatu yang dikehendaki atau terhindar dari segala sesuatu yang tidak diinginkan. Disadari atau tidak, mengikuti Tuhan Yesus adalah sebuah panggilan hidup dan menjadi murid-Nya berarti harus siap untuk menerima apapun resikonya dan kita harus menempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam hidup kita. Jadi untuk menjadi murid Tuhan Yesus, kitapun harus siap meninggalkan segalanya termasuk masa lalu, pikul salib kehidupan dan siap untuk bekerja di ladang-Nya serta merasakan penderitaan seperti yang pernah dirasakan-Nya. Tetapi sering kali terjadi, karena keterikatan dan kelekatan duniawi serta kebutuhan hidup yang menjadi belenggu, sehingga orang lebih senang memilih jalan kenikmatan duniawi daripada mengikuti kehendak-Nya. Dan hari ini, kita diajak untuk meneguhkan iman dengan terfokus kepada sebuah kepastian untuk menuju ke jalan keselamatan kekal dan apakah kita merasa ragu untuk mengikuti panggilan-Nya dengan menjadi murid-Nya ? ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikanlah sebuah iman yang teguh, agar aku bisa mengikuti apa yang menjadi kehendak-Mu dan ajarlah aku untuk selalu bersyukur atas segala rahmat dan kasih karunia serta segala kebaikan-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 27 September 2020

Menyambut Dia dengan Tulus


Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."

Lukas 9 : 46-48


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan contoh seorang anak kepada para murid-Nya yang bertengkar berebut posisi yang terbesar. Karena seorang anak lebih banyak memberikan pembelajaran kepada orang dewasa dan selalu mendengarkan serta menjalankan perintah dengan ketulusan hati dan kepolosannya, dan seorang anak kecil juga lebih banyak menggantungkan hidupnya kepada orang dewasa, terutama orang tuanya. Sesungguhnya tanda kehadiran Allah ada di dalam diri seorang anak kecil, karena selalu menjadi contoh setiap orang dewasa yang sedang bertengkar seperti yang terjadi dengan para murid Tuhan Yesus. Karena itu seorang anak kecil akan lebih sempurna mengasihi sesamanya dibandingkan orang dewasa. Untuk itu, kita sebagai orang dewasa harus saling membuka diri dengan menerima apa yang ada pada diri masing-masing, agar selalu mempunyai kasih dan kejujuran seperti seorang anak kecil mempunyai hati yang polos, jujur tanpa kebohongan dan selalu siap menerima apa yang akan diajarkan oleh orang tuanya, demikian juga iman kita. Belajar dari sifat anak kecil, maka kitapun perlu untuk mendengar dan menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya. Untuk itu, mari kita mohon rahmat dari Tuhan agar selalu mempunyai pikiran yang polos dan tulus dan menjadi murid Tuhan Yesus yang taat dan setia mendengarkan bisikan-Nya, seperti ketaatan anak kepada orangtuanya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Teguhkanlah imanku, agar selalu tertuju kepada-Mu dan selalu bersyukur dan memuliakan nama-Mu serta mengasihi sesamaku seperti Engkau mengasihi diriku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Sabtu, 26 September 2020

Memahami Rancangan-Nya


Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

Lukas 9 : 43b-45


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberitahukan penderitaan yang harus dilalui-Nya, sebuah jalan kehidupan dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Bapa-Nya. Hal ini secara tidak langsung Tuhan Yesus telah mengajarkan kepada kita, bahwa ujian terberat dalam hidup ini adalah kesetiaan dan ketaatan mengikuti apa yang menjadi kehendak dari Allah, karena merupakan sesuatu misteri yang tersembunyi dan tidak dapat dipahami dengan cara apapun, dan Dia-pun rela menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib demi menebus dosa kita. Untuk itu, marilah merenungkan dalam kehidupan kita sambil melihat anugerah keselamatan yang telah diberikan Tuhan Yesus seperti cinta dan kasih-Nya kepada kita hingga mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib. Karena itu, segala yang terjadi dalam kehidupan kita mulai dari hal yang kecil dan besar, suka maupun duka semuanya ini bukan sesuatu yang kebetulan, tetapi ini rancangan dan kehendak dari Allah yang mengasihi anak-anakNya dan hal ini tidak bisa dihindari dalam kehidupan siapapun saja termasuk Tuhan Yesus sendiri sebagai salib kehidupan dan harus dipikul oleh setiap orang. Jadi kenikmatan kehidupan di dunia yang sekarang bukanlah sorga, tempat tujuan abadi rumah kita, dan setiap perjalanan pasti akan berakhir sampai tujuan, demikian juga hidup kita, dan manakah yang akan dipilih ? Jalan menuju kekekalan atau jalan menuju kebinasaan ? ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau telah menyadarkan aku akan jalan hidup yang harus dilalui dengan harus memikul salib kehidupan, kuatkanlah serta bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu setia dan taat dalam jalan kebenaran-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kamis, 24 September 2020

Apakah kita mengenal Allah?


Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit." Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun.

Lukas 9 : 18-21


Hari ini Tuhan Yesus kembali mengingatkan para murid-Nya termasuk kita semua, sudah berapa jauh mengenali-Nya dan juga merasakan kehadiran-Nya ? Hal ini ditanyakan, karena Tuhan Yesus ingin mengenal lebih dalam lagi iman para murid-Nya dan kita semua juga sebagai murid-Nya dalam artinya yang sebenarnya. Dan siapapun yang bisa merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya, maka akan semakin mampu membangun sebuah relasi yang baik dengan-Nya dan hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya berdoa secara pribadi dan membaca firman Tuhan atau melalui pengalaman terjadi sehari-hari dan perjumpaan dengan sesama yang seiman. Tetapi saat ini, masih banyak orang yang tidak bisa menyelami apa yang menjadi kehendak Tuhan, dan lebih senang berjalan menurut kehendak sendiri. Karena itu pada saat terjadi pergumulan dalam hidupnya, segalanya akan menjadi gelap dan buntu, karena jauh dari kasih Tuhan. Maka dari itu, jangan bersandar pada kekuatan sendiri dan serahkan seutuhnya hidup kita kepada-Nya dan Dia yang akan bekerja menyertai kita, karena kuasa-Nya lebih besar melebihi segala-galanya. Untuk itu, mari kita mohon rahmat-Nya agar kita selalu merasakan kehadiran-Nya dalam setiap kesempatan dan kapanpun waktunya serta belajar dari para murid-murid Tuhan Yesus yang mempunyai kesetiaan dan iman yang besar kepada gurunya...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ajarilah aku supaya lebih peka akan kasih dan kehadiran-Mu dalam hidupku, dan berikanlah aku iman yang teguh, agar bisa menjadi saksi-Mu seperti yang dilakukan oleh para murid-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 23 September 2020

Mempercayakan Hidup pada Tuhan


Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.

Lukas 9 : 7-9


Dalam bacaan Injil hari ini menceritakan seorang raja yang sangat berkuasa, Herodes yang merasakan khawatir dalam kecemasan dan dikejar perasaan bersalah, jika ada yang akan membalas segala perbuatannya, karena telah menyuruh orang untuk membunuh Yohanes. Hal ini memberikan gambaran sehebat apapun orang itu pasti akan merasakan kegelisahan dan ketakutan, apalagi dihadapan Tuhan, jika sudah melakukan kesalahan yang fatal. Dan sekecil apapun kejahatan yang dilakukan, tetap tidak akan bisa tersembunyi untuk selama-lamanya, karena kebenaran akan selalu menjadi penghalang untuk kejahatan, dan kebenaran selalu akan meraihi kemenangan dan Tuhan-pun selalu melihat langsung dari sorga segala kejahatan atau kebaikan apapun yang telah dilakukan. Untuk itu, Tuhan Yesus mengajak kita untuk tinggal dalam kasih-Nya dan mempercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya serta mohon penyertaan-Nya, agar kita mampu mengendalikan diri dan menjauhi dari melakukan perbuatan dosa dan berbuat kejahatan. Karena kedua hal tersebut hanya akan menghambat pertumbuhan rohani kita dan kegelisahan akan membuat kita tidak berdaya menjalani kehidupan ini. Karena itu, hendaklah kita selalu membuka hati dan pikiran untuk melihat jalan kebenaran yang telah diajarkan-Nya, karena hanya jalan kebenaran itu yang akan mengantar kita menuju ke jalan keselamatan, sebuah tempat yang telah dijanjikan-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau tidak pernah mengingat seberapa besar dosa dan kesalahanku, karena Engkau begitu mengasihi aku. Bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu setia dalam kasih-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Selasa, 22 September 2020

Melepaskan Belenggu untuk Mengikut Tuhan


Kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka."

Lukas 9 : 3-5


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus berpesan kepada murid-muridNya untuk tidak membawa bekal apapun dalam perjalanan melayani dan mewartakan kerajaan Allah, dan sebenarnya pesan tersebut ditujukan kepada kita juga dan untuk menjadi murid Tuhan Yesus, kita juga harus tidak membawa bekal yang menjadi belenggu kehidupan ini, kesombongan dan keangkuhan serta ego yang tinggi. Dan Tuhan Yesus menghendaki kita menjadi pribadi yang kuat dan bertekun dalam perjuangan iman dengan memohon penyertaan dan kekuatan-Nya dengan selalu mempunyai kerendahan hati dan membiarkan Tuhan yang berkarya dalam diri kita, seperti yang terjadi pada murid-murid Tuhan Yesus . Disadar atau tidak, ketika mengalami kesuksesan, biasanya orang akan merasakan bangga pada dirinya sendiri dan hal ini yang sering membuat seseorang jatuh dalam kesombongan dan ego yang tinggi, sehingga lupa kesuksesan itu adalah berkat dan penyertaan-Nya. Dan kita diingatkan, bahwa hidup itu harus tahan uji, agar tidak akan mudah menyerah, karena kedagingan dan harus melangkah dengan pasti dan berani menanggung segala rintangan atau halangan apapun yang ada dihadapan kita, maka hal ini akan membentuk sebuah iman yang semakin kuat dan tahan uji, karena Dia yang selalu menyertai kita dengan kekuatan-Nya yang tanpa batas ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau adalah sumber jalan kebenaran dan hidup,  ajarlah aku dengan Roh  Kudus-Mu, agar aku dapat meneladan segala kebaikan yang telah Engkau lakukan dan mampu melakukan segala yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Senin, 21 September 2020

Siapakah Ibu dan Saudara Allah?


Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."

Lukas 8 : 19-21

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa untuk menjadi keluarga atau persaudaraan tidak harus mempunyai hubungan darah atau satu keturunan, tetapi siapapun yang taat dan setia mendengar dengan melakukan firman Tuhan adalah keluarga dan bersaudara, artinya setiap orang harus mempunyai kasih dan sikap saling peduli terhadap sesama dan terlebih kepada keluarganya sendiri. Karena dengan kasih baru bisa mengasihi sesama, keluarga dan Tuhan, dan Dia sendiri telah memberikan contoh teladan melalui perkataan dan perbuatan dengan mengasihi kita yang melakukan dan menjalankan perintah-Nya. Hal ini dikatakan-Nya, karena begitu banyak kerapuhan dalam kehidupan termasuk dalam keluarga. Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak yang tidak peduli dengan sesamanya yang hidupnya kekurangan, dan juga masih ada sebagian orang yang dengan bangga memamerkan kekayaan yang dimilikinya depan umum. Dalam kehidupan dalam keluargapun masih banyak yang tidak saling memahami satu dan lainnya, seperti orang tua dan anak, istri dan suami, karena berbagai kesibukan sehingga tidak mempunyai hubungan relasi yang baik dalam keluarga. Untuk itu, mari kita renungkan sejauh mana kita mengenali diri kita sendiri, keluarga dan sesama yang ada di sekitar lingkungan kita dan apakah sudah menjadi pelaku firman-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Terima kasih atas segala contoh teladan-Mu yang telah diberikan dan bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu setia menjalankan apapun yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini