Minggu, 30 September 2018

Kerendahan Hati


Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka.
( Matius 18:1-2 )

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengingatkan kita dan murid-muridNya yang masih belum belajar mempunyai kerendahan hati dalam kesombongan dengan memiliki sifat yang tidak pernah berubah, selalu ingin menjadi lebih terhebat, lebih berkuasa dan lebih segala-galanya dibandingkan dengan sesamanya. Untuk menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga itu tidak mudah, selain pertobatan, mengampuni dan memiliki kasih juga harus mempunyai sikap seperti hati seorang anak kecil yang mempunyai kepolosan dengan selalu taat terhadap apa yang diperintahkan, dan masih mudah untuk dibentuk dengan masih tergantung pada orang tuanya. Dan kita sebagai murid Tuhan Yesus masih begitu mudah sekali merasakan kekuatiran dan ketakutan dalam segala hal, apalagi berada dalam situasi yang sulit dan terkadang tidak mudah untuk menerima teguran dari siapapun. Untuk itu, milikilah iman seperti anak kecil, sebab Tuhan akan lebih berkenan kepada orang yang rendah hati dan sepenuhnya tergantung kepada-Nya dengan menyerahkan sehidupnya seperti anak kecil yang masih bergantung pada orang tuanya.

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ampunilah aku, bila sampai saat ini, aku masih belum mempunyai kerendahan hati dalam kesombonganku, ubahlah hatiku, supaya mempunyai yang dengan hati tulus seperti apa yang Engkau kehendaki ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo




Sabtu, 29 September 2018

Toleransi terhadap sesama


"Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."
( Markus 9:39-41 )

Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan untuk selalu mempunyai rasa toleransi terhadap sesama yang tidak sepaham dengan kita. Jangan menganggap sesama yang tidak seiman itu sebagai bukan saudara, tetapi sebagai saudara yang diberikan Tuhan untuk dikasihi. Dan Diapun tidak menginginkan kita menjadi tinggi hati, tetapi dengan membuka hati dan pikiran kita untuk lebih terbuka dengan sesama yang berbeda pandangan hidup dalam keyakinannya. Musuh sebenarnya yang menggunakan setiap kesempatan mengadu domba dan memecah belah adalah diri kita sendiri. Untuk itu, jangan menyimpan kemarahan dengan merencanakan untuk membalas dendam, dan selalu berpikiran negatif terhadap sesama. Marilah kita belajar untuk mengampuni dan mengasihi seperti Tuhan Yesus yang selalu mengampuni dan mengasihi kita. Dengan memikul salib-Nya dan ikut memberitakan Kabar Sukacita, kita akan diberikan kekuatan untuk tetap bertahan untuk selamanya sehingga saatnya keselamatan yang kekal tiba ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ajarilah aku kerendahan hati untuk menerima setiap perbedaan sebagai anugerah-Mu dan berilah aku kebijaksanaan untuk membangun kehidupan yang lebih baik seperti yang telah Engkau rencanakan ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Kamis, 27 September 2018

Mengenal Allah


Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit." Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah."
( Lukas 9:19-20 )

Injil hari ini mengungkapkan, bahwa Tuhan Yesus bertanya kepada murid-muridNya tentang siapa diri-Nya, dan pertanyaan itu sebenarnya ditujukan kepada kita juga, apakah kita benar-benar mengenal Dia seutuhnya, terutama ajaran kasih dan kemurahan hati-Nya. Ketika kita memutuskan dan menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan kitapun wajib melakukan semua perintah-perintah Tuhan Yesus dengan meneladani jalan hidup-Nya. Dengan ketaatan di mana kita harus pikul salib dan menyangkal diri dengan belajar untuk memiliki kasih dan kerendahan hati. Pernahkah kita berdoa, agar semakin mengenal Dia lebih dalam terutama sengsara-Nya memikul salib demi penebusan dosa kita ? Atau apakah yang menjadi isi doa kita pada hari ini ? Selain meminta berkat dan penyertaan-Nya, apakah kita sudah memohon satu hal yang paling terutama, supaya mengenal lebih dalam kasih dan kebenaran-Nya, agar kitapun bisa menjalani hidup dalam kasih dan kebenaran juga. Dan sebagai murid Tuhan Yesus harus mengikuti teladan yang diberikan-Nya, dengan taat dan setia hingga ajal tiba ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Penuhilah aku dengan kerinduan untuk mengenal dan mengalami kehadiran-Mu lebih dalam lagi, bukakanlah mata hati kami agar dapat percaya bahwa Engkau satu-satunya Tuhan kami ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Rabu, 26 September 2018

Terlalu kuatir


Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.
( Lukas 9:8-9 )

Dalam hidup ini, siapapun pernah merasakan kecemasan dan kekuatiran, sebisa-bisanya siapapun akan berusaha untuk menghindarnya. Kecemasan yang sulit untuk diatasi adalah rasa ketakutan yang belum tentu akan terjadi. Seperti Injil hari ini digambarkan tentang kecemasan Raja Herodes yang mendengar ceritera tentang kebesaran nama Yesus Kristus, tetapi ia sendiri tidak pernah bertemu Yesus Kristus dalam kekuatirannya. Karena itu, kitapun diajak untuk selalu mempunyai sikap terbuka akan suara Tuhan yang selalu hadir dalam setiap peristiwa dalam hidup ini, namun kita sering menutup mata hati sehingga tidak melihat, tidak menerima dan tidak memahami berkat yang diberikan. Oleh sebab itu, marilah kita membuka mata hati untuk melihat keajaiban yang Tuhan berikan kepada kita, karena Tuhan berkarya tidak saja dalam hal-hal yang besar, namun sering terjadi dalam hal yang kecil, yang sering kita abaikan. Untuk itu, gunakan apa yang kita miliki sebagai sarana untuk melayani dan membawa kebaikan, dan Tuhanpun selalu hadir pada kehidupan yang paling rendah dan yang terlupakan orang ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Mampukan aku untuk mengerti kehadiran-Mu dalam setiap situasi hidup ini, agar aku semakin mampu untuk melayani dan mengasihi sesama. Semoga apa yang aku miliki bisa sebagai sarana untuk mengasih-Mu dan sesamaku ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Selasa, 25 September 2018

Terbelenggu oleh Dunia


Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.
( Lukas 9:2-3 )

Dalam injil hari ini mengungkapkan, bahwa Tuhan Yesus mengutus murid-muridNya dan kita sebagai murid-Nya untuk menjadi pewarta kabar keselamatan dalam penyertaan-Nya, dengan berpesan agar tidak membawa apapun dalam perjalanan dalam mewartakan kerajaan Allah, untuk itu kita perlu melepaskan segala sesuatu yang membuat kita terbelenggu oleh kenikmatan yang ditawarkan dunia. Karena itu kita diminta untuk meninggalkan ego, kesombongan dalam keangkuhan, selalu memiliki kerendahan hati dan kasih terhadap sesama, dengan membiarkan Tuhan yang berkarya dan kita yang menjalankan perintah-Nya. Karena sewaktu kita dilahirkan tanpa membawa apapun, hanya karunia dan anugerah dari Sang Pencipta. Dan ketika kita menghadap Sang Pencipta juga tanpa membawa apa-apa, dan tidak ditanya berapa banyaknya harta benda yang kita sudah miliki. Yang ditanya sejauh mana kita sudah berbuat kasih dengan menjalankan perintah-Nya dalam rasa syukur atas berkat-Nya yang telah mendatangkan sukacita dan damai sejahtera dalam hidup kita ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Bimbing aku dengan Roh Kudus-Mu agar aku lebih banyak berbuat kasih, dan selalu setia mengikut apa yang Engkau perintahkan kepadaku, jadikanlah aku perantara kasih-Mu, ya Tuhan ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Minggu, 23 September 2018

Menjadi Sumber Terang


Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.
( Lukas 8:16 )

Pelita itu berfungsi menerangi ruang yang gelap, dan jika seseorang menyalakan pelita, maka orang tersebut akan menempatkan pelita itu di tempat yang tinggi, agar siapapun bisa merasakan cahaya pelita itu dalam kegelapan. Sama halnya dengan membaca dan mendengarkan Firman Tuhan juga merupakan sinar cahaya kebenaran dalam kehidupan yang dapat memberikan penerangan siapapun menuju ke jalan keselamatan, agar supaya siapapun yakin dan percaya cahaya itu datang dari sorga dan satu-satunya cahaya yang dapat menuntun menuju ke sana. Dan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan, bahwa dengan mendengar dan membaca Firman Tuhan, seperti menyalakan pelita menjadi terang bukan saja untuk diri sendiri, tetapi untuk sesama juga dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga talenta, jangan meragukan kemampuan atau potensi yang sudah diberikan Tuhan, dan siapapun harus mengembangkan apa yang dimilikinya, apapun itu namanya. Dan Tuhan anugerahkan segala kemampuan dan bakat kepada kita, karena Tuhan ingin menginginkan kita sebagai perantara kasih-Nya ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
jadikanlah aku menjadi sumber terang bagi sesamaku dan mampukanlah aku menjadi perantara kasih-Mu dengan talenta yang Engkau berikan, agar dapat menghadirkan Kerajaan-Mu ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Sabtu, 22 September 2018

Jadilah tanah yang baik


Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
( Lukas 8:8 )

Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan perumpaman benih yang ditabur, jika ditanam di tanah yang subur, maka akan menghasilkan tuaian yang berlimpah. Namun, sebutir benih hanya akan memberi hasil yang baik, jika di mana benih yang ditabur merupakan tanah yang siap untuk ditanami, tetapi jangan lupa ada proses pertumbuhan dari benih sampai menjadi buah, benih itu harus masuk benar tertanam di dalam tanah, dan berakar dengan baik. Demikian pula Firman Tuhan perlu proses dari mendengar Firman, hingga melakukan Firman tersebut. Melakukan Firman Tuhan itu kewajiban, berbuah itu keharusan, dan berbuah bukan ditentukan banyaknya kita membaca dan mendengar Firman Tuhan atau ditentukan seberapa seringnya ke gereja dan besar kecilnya persembahan, tetapi berapa banyak kita sudah menjalankan Firman tersebut. Lalu bagaimana hati kita, apakah sudah merupakan tanah yang subur, ketika Firman itu ditaburkan atau apa justru sebaliknya. Seperti pokok pohon yang baik dan subur, sedemikian juga buahnya juga akan baik ...


Doa ...
Tuhan Yesus ...
Jadikanlah hatiku seperti sebidang tanah yang baik dan subur dan siap menerima benih-benih sabda yang Engkau taburkan ke dalam hatiku, agar tumbuh dan berbuah seperti apa yang Engkau kehendaki ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Jumat, 21 September 2018

Ikutlah Aku


Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
( Matius 9:9-10 )

Tidak ada perkara yang mustahil bagi Allah, jika Allah sudah berkehendak apapun bisa terjadi saat itu juga, karena itu Allah mengutus Putera-Nya, Tuhan Yesus untuk mencari orang berdosa untuk dipertobatkan. Seburuk apapun yang pernah kita lakukan, tangan Tuhan selalu akan merangkul dan memulihkan kita kembali ke jalan kebenaran-Nya, asalkan kita bersedia membuka hati dan pikiran, agar Roh Kudus bisa hadir nyata. Dan kitapun jangan pernah merasakan tidak layak untuk datang dihadapan Tuhan, karena Tuhan akan mengasihi orang yang kembali ke dalam pertobatan, maka Diapun akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Seperti Matius, pemungut cukai mendapat kasih karunia yang berlimpah dari Tuhan Yesus, sehingga berbalik dan bertobat menjadi murid Tuhan Yesus. Injil hari ini mengungkapkan, bahwa Tuhan Yesus telah memberikan contoh teladan dengan merangkul orang yang belum diselamatkan dan membawanya menuju ke jalan keselamatan.

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ampunilah aku yang sering marah-marah dan dendam kepada orang yang mengeritik aku, dan tidak bisa mengendalikan egoku. Ubahlah hatiku dan bentuklah aku sesuai apa yang menjadi kehendak-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Rabu, 19 September 2018

Menghakimi sesama


Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
( Lukas 7:48-50 )

Menunjuk dan menghakimi sesama itu lebih mudah, daripada menunjuk kesalahan dan menghakimi diri sendiri, seperti merendah martabat seseorang, memaki-maki dengan kata yang tidak pantas, berjudi, selingkuh, mencuri dan masih banyak dosa yang telah diperbuat. Biasanya kelakuan orang seperti ini merasa dirinya lebih suci daripada orang yang dihakimnya. Dalam kehidupan ini siapapun, baik disadari maupun tidak disadari pernah jatuh dalam dosa, tergantung apa yang telah dilakukannya. Dengan selalu membicarakan keburukan sesama dari sudut pandang yang negatif, itu sudah merupakan kekurangan dari orang tersebut. Yang dibutuhkan adalah hendaklah menyadari kita dengan memandang sesuatu selalu dari hal yang positif, agar sesama kita merasa dicintai dan selalu hidup dalam kebenaran. Pada akhirnya, tidak ada hidup yang lebih indah, jika siapapun bersedia membuka hati untuk diperbarui dalam pertobatan. Hal ini akan menciptakan bukan saja relasi yang baik dengan sesama, tetapi Allah yang ada di dalam Kerajaan Sorga ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ajarilah aku untuk dapat mengatakan hal yang sebenarnya dalam hidupku. Berilah aku keberanian selalu bersikap jujur pada diri sendiri dan bimbinglah aku untuk selalu berjalan dalam kebenaran-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu beserta Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Lupa diri


Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.
( Lukas 7:33-34 )

Disadari atau tidak, terkadang kita sering menutup mata, hati dan telinga, bahkan tidak peduli dengan hal-hal yang telah disampaikan oleh Allah, karena disebabkan kita kurang peka akan penyertaan-Nya selama ini. Dan lebih cenderung pembenaran pada diri sendiri, dengan demikian secara tidak langsung telah menutup rahmat dan anugerah dari Allah yang akan diberikan kepada kita. Itulah gambaran diri kita, apalagi sudah mencapai puncak kesuksesan dan keberhasilan, kerapkali menjadi lupa siapa diri kita dan lupa bersyukur pada Allah. Dan keberhasilan itu telah menjadikan suatu kesombongan dan pada saatnya tiba, akhirnya jatuh juga, karena kita tidak mau mendengarkan tuntunan dan penyertaan-Nya. Untuk itu, janganlah meremehkan anugerah dari Allah, karena telah dibayar dengan sebuah harga mahal oleh penebusan darah Putera-Nya, Tuhan Kristus. Oleh karena itu, hanya untuk orang yang percaya kepada Yesus Kristus dengan pertobatan dan meninggalkan dosa-dosanya, dan yang bertekad menjalani hidup baru yang akan menikmati sepenuhnya kemuliaan sorga di dalam Kerajaan Allah ...

Doa ...

Tuhan Yesus ...
Sering kali aku menunjukkan ego yang tinggi dan mau menang sendiri saja. Ubahlah hatiku, jadikan lembut dan bijaksana dengan selalu bersyukur dan mengikuti jalan-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Jumat, 14 September 2018

Inilah Ibumu


Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
( Yohanes 19:26-27 )

Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajar kita untuk menghormati orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita dan Tuhan Yesus sendiri juga memberi contoh dengan begitu menghormati dan mengasihi ibu-Nya, Maria dan Injil juga menggambarkan iman dan kesetiaan Maria dari mendapat kabar Gembira, melahirkan Tuhan Yesus, penyaliban dan sampai wafat. Sebelum Tuhan Yesus wafat, di tengah penderitaan yang luar biasa dan masih menunjukkan kepedulian-Nya terhadap Maria, ibunda-Nya dengan diserahkan kepada murid-Nya. Karena itu, kita pun juga harus menghormati Maria sebagai ibu secara rohani yang melahirkan kita secara rohani di dalam iman kepada Allah dan Tuhan Yesus. Mari kita renungkan, apakah kita bisa meneladani apa yang telah diperbuat Yesus di atas kayu salib ? Apakah kita tetap dapat memperhatikan orang lain sekalipun kita sendiri berada dalam penderitaan ? Apakah penderitaan yang sedang kita alami tidak menjadi penghalang bagi kita untuk mewujudkan kasih kita kepada sesama ? ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Terima kasih atas contoh teladan kasih-Mu, dan mampukan aku untuk melakukan sesuai apa yang menjadi kehendak-Mu dan semoga Roh Kudus memberiku kekuatan iman untuk belajar kesabaran, kesetiaan dan ketaatan dari Bunda Maria ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Rabu, 12 September 2018

Mengasihi musuh kita


Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
( Lukas 6:27b-29 )

Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan supaya kita mengasihi musuh kita, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kita, dan berdoalah bagi orang yang mencaci kita. Inilah inti ajaran Hukum Kasih yang Tuhan Yesus ajarkan sebagai anak-anak Allah. Dan belajar untuk mengasihi sesama itu tidak mudah, apalagi terhadap sesama yang tidak kita sukai atau yang tidak menyukai kita. Rasanya hal yang tidak mungkin terjadi, tampar pipi kiri kasih pipi kanan, yang ada ditampar sekali balasnya bertubi-tubi. Seandainya ada pilihan dalam hidup ini, mungkin akan memilih orang yang baik berteman dengan kita saja, tetapi Tuhan tidak selalu mempertemukan sesama yang seperti keinginan kita. Karena setiap orang mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda juga, tetapi yang mempunyai kerendahan hati itu, orang yang dapat menerima dengan tulus segala amarah, makian, ejekan dan fitnah serta tidak membalasnya, tetapi malahan mendoakannya, agar Tuhan memberikan yang terbaik untuk hidupnya. Itulah yang disukai Allah, karena bermurah hati dan mau mengampuni sesamanya, karena Allah adalah kasih tanpa batas ...


Doa ...
Tuhan Yesus ...
Jauhkanlah aku dari keangkuhan dan keegoisan diri, serta berikanlah sebuah hati yang penuh kesabaran dan kerendahan hati.  agar aku selalu mengandalkan contoh kemurahan hati-Mu kepada sesamaku ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo



Selasa, 11 September 2018

Taat kepada Allah


Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
( Lukas 1:37-38 )

Ketaatan dengan apa yang menjadi kehendak dari Allah tidaklah mudah, terkadang Allah sendiri menghendaki kita melaksanakan sesuatu yang tidak kita kehendaki. Bahkan dengan iman sebesar apapun, kita masih belum bisa memahami karya Allah pada diri kita, dan kebanyakan di antara kita lebih senang menjalankan kehendak sendiri daripada menurut kehendak Allah. Tetapi Injil hari ini, sungguh sesuatu yang luar biasa Bunda Maria yang masih perawan dalam ketaatan dan tunduk mengikuti apa yang menjadi kehendak dari Allah dengan mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus, Putera Allah. Di dalam kehidupan ini, banyak sekali hal yang tidak terduga dan terjadi dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi, ketika kita berserah dalam kepasrahan, tidak ada yang mustahil bagi Allah dan apa yang akan Allah lakukan akan melebihi kemampuan kita berpikir, karena kuasa Allah bukan untuk dipahami tetapi dengan diimani sampai kita menuju kehidupan kekal di dalam Kerajaan Sorga. Karena kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah, dan Allah sendiri yang mempersiapkan segala sesuatu, bila saatnya tiba ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Bagi-Mu tidak ada yang mustahil dan apa yang akan Engkau lakukan melebihi kemampuan kami untuk berpikir, karena semuanya itu demi kebaikan kami. Dan mampukan kami juga, agar memahami dan melakukan apa yang akan menjadi kehendak-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Senin, 10 September 2018

Tidak lupa berdoa


Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul.
( Lukas 6:12-13 )

Doa dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari saling berkaitan satu dan lainnya, sebelum kita melakukan sesuatu pekerjaan selalu diawali dengan doa akan penyertaan dari Allah. Karena kita yakin dan percaya, bahwa Allah pasti akan menyertai kita dalam mengambil sebuah keputusan atau kebijakan yang terbaik untuk diri sendiri maupun sesama. Karena dengan doa bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi lebih baik, tentunya dengan pertolongan dari Allah, dan juga memampukan kita menerima apapun yang akan terjadi dalam situasi apapun. Dengan berdoa juga menunjukkan betapa kecilnya manusia dan betapa besarnya kuasa Allah, dan kita selalu mengandalkan kemurahan hati Allah. Hal ini juga ditunjukkan Tuhan Yesus yang berdoa semalaman kepada Allah, dan Tuhan Yesus telah memberikan contoh keteladanan kepada kita, bahwa berdoa dalam situasi yang penting itu adalah keharusan, karena Allah yang mengatur segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Apakah kita selalu melibatkan Tuhan dalam mengambil sebuah keputusan ?

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Aku percaya, bahwa aku tidak berjuang sendiri dalam menghadapi kehidupan ini, karena Engkau yang lebih mengenal aku dari apapun, mampukan aku untuk mengambil berbagai keputusan dalam hidupku sesuai kehendak-Mu ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Minggu, 09 September 2018

Selalu berbuat baik


Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"
( Lukas 6:9 )

Melalui Injil hari ini, Tuhan Yesus ingin menunjukkan kepada kita dan murid-Nya bahwa menyelamatkan nyawa sesama itu menjadi tanggung jawab bersama. Melalui tindakan-Nya, Tuhan Yesus ingin menunjukkan bahwa, hari sabat sebenarnya juga merupakan anugerah dari Tuhan, dan bukanlah menjadi hambatan untuk berbagi kasih dengan sesama. Ketika kita diberikan kesempatan melakukan sesuatu untuk sesama, karena Allah percaya kita sanggup menjalankan perintah-Nya, dan keselamatan sesama jauh lebih penting dari segala-galanya. Belajar dari Tuhan Yesus yang tetap setia melakukan kebaikan, walaupun menghadapi banyak tantangan dan rintangan bahkan terancam nyawa-Nya. Sebagai murid Tuhan Yesus, kita juga jangan takut berbuat kebaikan untuk sesama dan juga jangan takut untuk berbuat keadilan untuk memperjuangan yang lemah, dan kitapun harus percaya selalu ada penyertaan untuk setiap langkah yang kita lakukan, walaupun banyak tantangan dan rintangan ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Ajarilah kami untuk senantiasa mampu menghargai sesama kami. Bantulah kami agar kami mampu bertindak, berpikir, dan merasa seperti apa yang Engkau lakukan untuk sesama ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

Renungan oleh : Theo

Sabtu, 08 September 2018

Peduli dengan sesama


Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.
( Markus 7:34-35 )

Injil hari ini mengajak kita, untuk merenungkan secara lebih mendalam tentang ketulian dan kegagapan, karena kedua hal ini bisa menghalangi hubungan antar sesama dan terlebih dengan Allah. Kita sering kali mengalami ketulian akan panggilan dari Allah melalui sesama yang berada disekitar kita. Banyak sekali sesama yang memerlukan bantuan, tapi kita sering kali menutup telinga dan berpura-pura tuli, dengan memiliki berbagai alasan tidak mendengar jeritan sesama. Dan kitapun juga sering mengalami kegagapan dalam hal mewartakan kabar sukacita Kerajaan Allah kepada sesama dengan berbagai alasan juga. Sehingga kitapun tidak bisa merasakan kehadiran Tuhan dalam diri sesama, karena tidak peduli lagi apa yang ada di sekitar kita dengan kesibukan sendiri. Dan untuk pemulihannya bukan hanya dari ketulian dan kegagapan itu saja, tetapi harus memiliki sebuah hubungan relasi yang baik dengan Allah, dengan membiarkan diri kita untuk dibentuk kembali dengan diingatkan, bahwa dalam hidup ini harus lebih banyak pasrah dan berserah kepada-Nya ...

Doa ..._
Tuhan Yesus ...
Puji dan syukur, karena Engkau telah berkenan membuka telinga, hati dan lidahku untuk mewartakan kabar sukacita Kerajaan Sorga. Mampukan aku untuk menyentuh hati sesamaku lebih dalam lagi ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Kamis, 06 September 2018

Menjalankan perintah-Mu


"Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
( Lukas 5:34b-35 )

Dalam agama apapun, puasa merupakan salah satu kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap umatnya. Dan merupakan suatu perjalanan iman, untuk mencapai relasi yang akrab dan intim dengan Allah. Makna puasa itu bukan terletak pada lahiriah, tetapi keinginan hati yang mendorong kita untuk melakukan puasa. Saat ini masih ada sesama yang berpuasa dengan ritual tertentu dengan tujuan tertentu, dan ada yang berpuasa karena tradisi atau adat istiadat, tidak jarang ada yang mengeluh, karena merasa berat dan ribet. Hari ini, Tuhan Yesus mengajak kita untuk melihat dan memahami sesama yang menjalankan puasa yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Karena puasa itu, di samping melatih emosi, kesabaran dan merasakan penderitaan sesama yang kekurangan, juga membantu kita untuk mencapai kesempurnaan dan satu cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Seperti apa yang tertulis dalam Matius 6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Berikanlah kami kesadaran untuk menjalankan perintah-Mu, terutama dalam hal berpuasa dan mampukan kami juga dapat melakukan apa yang menjadi kehendak-Mu ...
Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

Renungan oleh : Theo

Suara Tuhan


"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
( Lukas 5:4b-6 )

Sering kali kita lebih mengkhawatirkan dengan pendapat diri sendiri daripada mendengarkan apa suara Tuhan, apalagi jika hal itu tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita dan sehingga kita selalu jatuh ke dalam pencobaan. Seperti bacaan hari ini mengungkapkan, Simon dengan kerendahan hati mengikuti perintah dari Tuhan Yesus untuk membawa perahunya bertolaklah ke tempat lebih dalam, dan akhirnya mendapatkan hasil yang melimpah, dan karena Simon yang beriman penuh percaya dengan kata-kata Tuhan Yesus. Begitu juga kita, hendaklah memiliki harapan hal yang baik kepada Tuhan Yesus, maka hal yang terbaikpun akan terjadi dalam kehidupan kita, karena Dia senantiasa memberikan apapun yang terbaik untuk hidup kita menurut-Nya yang terjadi. Maka itu, ketika kita mengarahkan hati, pikiran dan kehendak kita mengikuti setiap perintah-Nya dengan meninggalkan apapun yang menjadi pegangan hidup kita seperti Simon dan kitapun harus yakin dan percaya, bahwa dengan mengikuti perintah Tuhan akan membawa berkat dan rahmat yang melimpah, bukan hanya untuk pada saat ini, tetapi pada saatnya tiba, kitapun akan memperoleh kemuliaan di di dalam Kerajaan Sorga ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Berilah aku rahmat-Mu, agar aku selalu siap sedia mendengar sabda-Mu dan percaya dengan menjalankan perintah-perintah-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Selasa, 04 September 2018

Tuhan yang menyembuhkan


Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka.
( Lukas 4:39-40 )

Injil hari ini menggambarkan, bahwa Tuhan Yesus diutus ke dunia sebagai Anak Allah bukan hanya untuk misi memberitakan Injil Kerajaan Allah, tetapi juga menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir roh-roh jahat merasuki diri orang-orang. Karena itu, hanya yang beriman percaya mujizat kuasa dan kasih-Nya, akan mengalami rahmat penyelamatan Allah, seperti apa yang dialami oleh ibu mertua Simon yang menderita sakit keras. Dan Tuhan Yesus juga berkuasa menyembuhkan kita yang mengalami sakit psikis atau rohani, mungkin saat ini ada diantara kita yang sedang mengalaminya, datanglah kepada Tuhan Yesus dengan mengungkapkan kepada-Nya, apa yang sedang terjadi dalam pergumulan hidup kita. Dan bukalah apa yang menjadi ganjaran isi hati kita dengan rendah hati, dan memohon untuk dipulihkan kembali, untuk itu sangat diperlukan mempunyai relasi yang akrab dengan Tuhan Yesus, karena Dia tidak pernah ingkar akan janji-Nya, seperti tertulis dalam Injil Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Bantulah kami, supaya dapat mencontoh teladan-Mu untuk selalu mengutamakan keselamatan sesamaku, dan kuatkanlah imanku, sehingga dapat selalu berbagi kasih untuk penderitaan sesamaku ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

Senin, 03 September 2018

Kejahatan berkedok kebaikan


Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
( Lukas 4:33-34 )

Injil hari ini telah membuktikan kuasa Tuhan Yesus ada di atas segala-galanya, dan iblis adalah musuh terutama manusia dalam kebenaran. Sekarang ini, kita masih bisa menemukan banyak sesama yang kurang beriman kepada Allah, dengan menyembah allah-allah lain, untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya. Hal ini bisa mengakibatkan adanya kekuatan dan kuasa lain yang menguasai setiap langkah dalam kehidupannya. Sekarang ini juga masih banyak sekali roh jahat yang mengelilingi kehidupan kita dan mudah sekali ditemui dengan menjanjikan kemudahan. Dan dengan segala tipu daya Iblis selalu ingin menguasai manusia, dan membuat siapapun akan tertarik dan terkesan, ketika iman kita sedang lemah akan sulit membedakan antara kedua hal tersebut, karena sesuatu yang jahat akan berkedok kebaikan. Apakah kita masih meragukan kuasa-Nya dan masih akan beralih kepada allah-allah yang akan memberikan kenikmatan duniawi sesaat, setelah itu kita akan kehilangan segalanya ? ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Bukakanlah mata dan hati kami, agar dapat melihat kuasa Allah melebihi apapun, bahkan sangat sempurna dan bawalah kami menuju kemenangan yang telah Kaujanjikan ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo