Senin, 31 Agustus 2020

Perkataan penuh Kuasa


Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

Lukas 4 : 33-35


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengusir setan yang merasuki seseorang di dalam rumah ibadat dengan kuasa penuh yang diberikan Bapa-Nya, dan hal ini membuktikan kuasa Yesus melebihi kuasa roh jahat apapun dan mematahkan setiap belenggu manusia. Seperti halnya dalam kehidupan ini, ada begitu banyak kekuatan gelap dimana-mana yang ingin coba menguasai kita, bahkan menyamar dalam bentuk dan wujud lain sehingga sulit untuk membedakannya serta selalu ingin memisahkan iman kita kepada Tuhan, dan setan atau iblis dengan sangat mudah menjanjikan sesuatu yang memberikan kenikmatan sesaat yang menggoda. Karena itu, musuh yang paling besar dalam hidup ini selain diri kita sendiri adalah berada dalam cengkraman iblis, karena selalu menurut apa yang menjadi keinginan kita, termasuk melakukan segala perbuatan yang penuh dengan dosa. Ini disebabkan setiap orang pasti mempunyai titik kelemahan dan mudah tergoda, sehingga hal ini yang digunakan setan atau iblis itu untuk bekerja. Dan lewat bacaan hari ini Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita, bahwa jika percaya dan yakin kepada Allah, maka kitapun akan mengalami kuasa keselamatan seperti yang kuasa diberikan kepada Tuhan Yesus. Dan manakah yang dipilih, jalan yang lebar menuju kenikmatan sesaat atau jalan yang sempit, tetapi menuju kekekalan ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Aku sangat yakin dan percaya kuasa-Mu melebihi apapun yang ada dan belas kasih-Mu yang begitu sempurna. Dan mampukah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar supaya aku selalu patuh dan setia menjalankan apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Jumat, 28 Agustus 2020

Jangan sia siakan Talenta Kita


Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

Matius 25 : 14-15


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang talenta yang diberikan oleh seorang tuan kepada hamba-hambanya. Hal ini disampaikan oleh Tuhan Yesus, karena kita semua memiliki talenta yang dipercayakan dan harus digunakan untuk melayani Tuhan dan sesama dengan baik dan benar sesuai porsi yang telah diberikan, dan pada saatnya nanti harus dipertanggungkan. Karena orang yang sudah yakin dan percaya kepada Tuhan akan terberkati dengan karunia talenta yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing. Ketika mendengar kata talenta, maka akan yang terbayang dalam pikiran kita adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau keahlian tertentu. Talenta itu adalah murni pemberian Tuhan, tidak bisa diminta begitu saja seperti yang dikehendaki dan kita tidak bisa membanding-bandingkan Talenta setiap orang, karena Tuhan memberikan talenta itu sesuai dengan kesanggupan orang yang akan dipercayakan-Nya. Maka dari itu, siapapun yang setia dan taat mengembangkan talenta yang telah diberikan akan memperoleh sukacita dalam kelimpahan berkat dan mendapat pemberian terbaik dari Tuhan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dan Tuhan tidak menginginkan kita sia-siakan apa yang telah diberikan, karena itu kita selalu diberikan waktu dan kesempatan ...


Doa ...

Terima kasih, ya Tuhan Yesus ...

Atas segala kebaikan yang telah Engkau berikan dan bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu setia menjalankan apapun yang menjadi kehendak-Mu dan menjadi pribadi yang selalu rendah diri ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Menjaga Pelita Kita


Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

Matius 25 : 8-10


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan lima gadis yang bodoh dan lima gadis yang bijaksana. Hal ini untuk memberikan gambaran, bahwa mana yang telah mempersiapkan diri dengan baik dan mana yang tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dengan tiba-tiba, dan sekaligus mengingatkan kita untuk menggunakan waktu dan kesempatan yang masih diberikan, karena waktunya Tuhan bukan waktu kita. Menjalankan kehidupan ini tidak bisa dengan berandai-andai, seperti lima gadis bodoh yang menunggu sampai tertidur, tanpa mempersiapkan minyak untuk menyalakan pelitanya yang akan digunakan untuk menyambut kedatangan mempelai pria. Karena itu, sebuah kehidupan adalah sebuah penantian yang kita sendiri tidak pernah tahu apa yang akan terjadi hanya untuk satu menit ke depan. Maka dari itu, hendaklah kita belajar seperti lima gadis bijaksana yang telah mempersiapkan segala sesuatu dengan baik dan pada saatnya tiba sudah siap sedia menyambut kedatangan mempelai pria. Dan apakah kita sudah mempersiapkan diri seperti yang dilakukan lima gadis bijaksana ? Jangan menunda-nunda waktu seperti gadis bodoh, karena sang waktu tidak pernah menunggu kapan saatnya kita siap, dan orang yang bijaksana akan selalu menyerahkan hidupnya dalam penyertaan Tuhan, karena hanya Dia yang akan mempersiapkan hal yang terbaik untuk kita ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Bimbinglah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu berserah dengan mengandalkan-Mu. Aku serahkan seluruh perjalanan hidupku ke dalam tangan kasih-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 26 Agustus 2020

Berjaga - jagalah


Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."

Matius 24 : 42-44


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus kembali mengingatkan untuk berjaga-jaga kepada yang menjalankan kehidupannya tidak sesuai dengan perintah dan ajaran-Nya, termasuk dalam hal beriman. Karena kehidupan dan iman tidak dapat dipisahkan dengan apa yang akan muncul dalam pikiran, bersikap dalam perbuatan serta setiap tutur kata, walaupun setiap kehidupan juga harus melewati begitu banyak pergumulan dan rintang yang siap menguji ketahanan fisik seorang dan yang sering kurang disadari setiap peristiwa yang dialami itu adalah bentuk teguran untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu, apa yang diperingatkan oleh Tuhan Yesus itu sangat jelas dan mudah dipahami, tetapi kebanyakan orang masih tidak begitu serius menanggapinya, sehingga menjadi lengah dan kurang menyadari apa yang akan dialaminya nanti. Hal ini bisa disebabkan, karena kelimpahan berkat yang masih melekat dan kemurahan hati Tuhan yang sudah diterima, sehingga bisa membuat jadi lupa diri. Untuk itu, kita perlu mengasah kesadaran dan kepekaan hati untuk merenungi sabda-Nya hari ini supaya lebih mendekat diri kepada-Nya, agar tetap selalu setia dan taat mematuhi ajar-Nya. Dengan demikian tidak ada yang tersia-siakan dan terarah seperti yang dikehendaki dengan selalu berjaga-jaga, karena kehadiran-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ajarlah aku, agar dapat meneladani segala kebaikan yang telah Engkau lakukan, dan mampukan aku untuk menjalankan apapun yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kata dan Perbuatan


Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.

Matius 23 : 29-31


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus kembali memberikan kecaman lebih keras, karena apa yang diajarkan-Nya dengan apa yang dilakukan seharusnya mempunyai kesesuaian dalam kata maupun perbuatan yang telah dilakukan. Hal ini disebabkan masih banyak sekali yang lebih mementingkan sesuatu yang hanya terlihat dari luar saja dan memberikan kesan semuanya itu baik dan benar. Untuk itu, hendaklah kita selalu mempertajam mata dan hati, agar bisa melihat kekurangan pada diri sendiri dengan menyadari, bahwa Tuhan yang berkarya dan menyertai perjalanan kehidupan. Karena ada begitu banyak pilihan bisa terjadi di dalam kehidupan ini, kitapun harus perlu belajar banyak untuk membedakan hal yang benar dan tidak, karena apapun yang menurut kita itu sesuatu yang benar, belum tentu itu sesuatu yang benar juga di hati sesama, apalagi di hati Tuhan. Untuk itu, jangan pernah sedetikpun menjauhkan diri dari Tuhan dan menaruh harapan pada kemegahan dan kesombongan apapun yang ada di dunia ini.  Semakin kita menjauh dari Tuhan, semakin mendekatkan diri pada kejatuhan dan akhirnya yang tersisa hanya kegagalan dan kehancuran dalam hidup. Dan jiwa yang mencari jalan keselamatan selalu berjalan dalam kebenaran dengan bersih di luar dan bersih di dalamnya serta akan tercermin dari kejujuran, cinta yang tulus dan selalu berbuat kasih dengan penuh sukacita  ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikanlah hidupku selalu dalam kerendahan hati, dan semoga ini boleh menjadi perantara kasih-Mu untuk sesamaku seperti kasih yang telah Engkau berikan kepadaku ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Senin, 24 Agustus 2020

Melihat ke dalam Hati kita


Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.

Matius 23 : 25-26


Disadari atau tidak, kebanyakan orang melihat selalu hanya dari penampilan bagian dari luar saja, tetapi apa yang ada di luar belum tentu sama seperti isi yang ada di dalamnya, dan segala sesuatu yang kelihatan sangat menarik dan bagus, bisa jadi ternyata berisi banyak kepalsuan dan semu. Untuk itu, Tuhan Yesus menegur orang yang hidupnya seolah-olah sempurna dalam beriman, tetapi sebetulnya jauh dari Tuhan dengan menutupi segala kekurangan pada dirinya dan biasanya orang seperti ini hanya mengejar pujian dan penghormatan, karena selalu merasa dirinya paling hebat dalam segala hal, dan apapun yang dilakukannya itu selalu mempunyai tujuan tertentu untuk kepentingan diri sendiri dan juga memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya. Hal yang harus diingat, kita hanya melihat segala sesuatu dengan panca indera mata, tetapi Tuhan melihat langsung ke dalam hati kita. Untuk itu hendaknya kita mulai untuk introspeksi pada diri sendiri, apakah selama ini yang dilakukan itu keinginan untuk menyenangkan diri sendiri atau menjalankan kehendak Tuhan ? atau jangan-jangan kehadiran kita sendirilah yang malah menyebabkan orang lain tidak merasakan kedamaian ? Maka dari itu, kitapun perlu mencermati setiap langkah, agar dipenuhi kelegaan dengan membersihkan hati dan pikiran, supaya hidup pun akan semakin layak dihadapan-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berkatilah aku, agar selalu menjalankan apapun yang akan menjadi kehendak-Mu dan teranglah aku dengan cahaya Roh Kudus-Mu, agar aku selalu berjalan dalam kebenaran-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Orang orang Munafik


Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.

Matius 23 : 13-14


Melalui bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajak untuk menyadari dengan menjalankan tugas dan panggilan hidup kita masing-masing, serta diingatkan-Nya diperlukan adanya keselarasan iman dengan apa yang akan dilakukan. Karena hidup dalam iman harus menjadi sarana untuk melayani Tuhan dan sesama, bukan melayani keinginan diri sendiri. Saat ini banyak sekali orang melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan hati nuraninya, karena dengan tutur kata yang manis dan dipenuhi dengan kebohongan yang tersembunyi untuk mencapai tujuan dan maksud tertentu, mungkin sebuah kebutuhan dengan sebuah kenikmatan hidup yang ditawarkan lebih mudah diraihi daripada mengutamakan perintah Tuhan dalam hidupnya. Disadari atau tidak, kita yang telah menerima kelimpahan berkat dari kemurahan hati Tuhan melalui perantara sesama seperti apa yang bisa dinikmati saat ini, dan kitapun juga mesti menyalurkan segala kebaikan ini kepada sesama kita juga. Dengan demikian kitapun dapat merasakan kehadiran Tuhan melalui tugas dan peran yang akan dilakukan dalam hidup kita masing-masing. Untuk itu direnungkan, apakah saya sudah mempunyai kerendahan hati menerima Tuhan yang berkarya dalam hidup ini atau malahan meninggikan hati seperti orang Farisi yang ditegur Tuhan Yesus ? ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ampunilah aku, karena selama ini aku tidak menjalankan perintah-Mu, dan Engkau mengajarkan aku untuk mengasihi Allah dan sesamaku. Ubahlah hatiku menjadi hati yg penuh kasih dan penuh keiklasan seperti yang menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Jumat, 21 Agustus 2020

Kesombongan diri


Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Matius 23 : 9-12


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk selalu bersikap rendah hati dan tidak menyombongkan diri, karena sering kali sulit untuk melihat kekurangan pada diri sendiri dan lebih banyak mengabaikan nasehat yang bijak serta masih mempunyai ambisi yang besar dengan melakukan hal yang tidak baik mencapai suatu keinginan tertentu hanya untuk kepentingan pribadi. Kelakuan seperti ini hanya akan menimbulkan kebanggaan pada diri sendiri dan kesombongan yang sebetulnya awal kejatuhan iman seseorang, tetapi Tuhan Yesus tidak menghendaki hal itu terjadi pada kita. Karena itu, hal yang dapat kita petik dari amanat-Nya hari ini adalah bersiaplah untuk dibentuk menjadi pribadi yang lebih baik dan kitapun harus merasakan kehadiran-Nya dalam diri kita dengan kerendahan hati, karena Diapun menghendaki kehadiran kita bisa membawa rasa kedamaian dan sukacita serta menjadi alat perpanjangan tangan kasih-Nya bagi sesama. Dengan menjalankan kehidupan ini bersama dalam kasih-Nya, tidak ada yang perlu dikejar karena berkat itu akan mengalir dengan sendirinya dan memenuhi keinginan kita. Untuk itu, mari kita renungkan, apakah kita sudah siap untuk dibentuk dan apakah hidup kita sudah seperti yang menjadi kehendak-Nya ? Percayalah, karena semuanya akan indah pada waktunya sesuai dengan janji-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau telah memberikan teladan hidup-Mu, berkatilah kami dengan bimbingan Roh Kudus-Mu, agar kamipun bisa mengikuti teladan-Mu dan menjadi perpanjangan tangan kasih-Mu ...

Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kamis, 20 Agustus 2020

Hukum Cinta Kasih


 "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Matius 22 : 37-40


Seandainya di dunia ini setiap orang hidup dalam kasih sudah pasti tidak akan ada yang mengalami penderitaan. Harus diakui, mengasihi sesama itu tidak semudah dengan apa yang diomongkan, apalagi terhadap yang telah melukai hati kita. Membenci itu tidak memerlukan waktu untuk belajar, tapi untuk belajar mengasihi sesama selalu dilihat untung dan ruginya serta perlu proses waktu berpikir yang cukup panjang. Kehidupan saat ini sudah kekurangan kasih, yang kuat posisinya akan semakin menjadi lebih kuat dan yang lemah posisinya akan terjepit dan semakin tersingkir oleh posisi yang kuat. Jika seseorang yang selalu lantang berteriak tentang kasih dimana-mana, belum tentu perbuatan yang dilakukannya selalu dipenuhi dengan kasih. Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan hukum cinta kasih dan mengajak kita untuk tinggal di dalam kasih-Nya, sumber kasih yang sejati. Hanya dengan kasih yang diajarkan-Nya, kita akan mampu mengalahkan ego di dalam diri sendiri dan mampu membedakan kepentingan perbadi dan kepentingan bersama. Untuk itu, hendaklah kita selalu memohon penyertaan-Nya, agar hidup kita selalu dipenuhi dengan kasih yang diajarkan-Nya dan mempercayakan hidup kita dalam kasih-Nya yang tanpa batas ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikanlah aku sebuah hati yang peka, agar aku bisa menjalankan perintah-Mu, buang rasa egoisku dan jadikan aku sebagai saluran berkat dan perantara kasih-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 19 Agustus 2020

Undangan Tuhan


Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.

Matius 22 : 2-4

Kehidupan adalah sebuah proses belajar yang tidak pernah selesai sampai saatnya menutup mata, bukan hanya sekedar mempelajari, melihat atau mendengar saja, tetapi juga harus dijalankan dengan apa yang dialaminya di dalam kehidupannya sehari-hari. Karena ada begitu banyak hal di dalam hidup ini yang sulit dipahami dan termasuk apa yang diinginkan oleh Tuhan. Mungkin pergumulan hidup yang dialami bisa menjadi batu sandungan dan juga perbuatan dosa, sehingga tidak bisa merasakan kasih dan anugerah dari Allah yang telah dipersiapkan oleh Yesus Kristus, karena lebih senang mengikuti jalan hidupnya sendiri. Karena itu dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan perumpanan Kerajaan Surga seperti Perjamuan Perkawinan dan undangan yang hadir dengan tujuan, supaya siapapun harus mengikuti jalan kebenaran-Nya dan satu-satunya jalan yang menuju ke tempat yang telah dijanjikan-Nya pada saatnya tiba nanti melalui jalan pertobatan. Dan hanya memiliki iman, kita bisa mengerti apa yang menjadi keinginan Allah dan dengan mempunyai iman, Allah pun lebih tahu kebutuhan kita. Walaupun sekecil apapun iman yang kita miliki, bila dijalankan dengan berserah dan hidup pun akan selalu dipenuhi sukacita, karena akan semakin bisa merasakan besarnya anugerah dari Allah dan kasih yang tercurah dari sorga.


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau begitu mengasihi aku lebih dari segala sesuatu, sehingga Engkau yang mengutus Roh Kudus-Mu yang akan selalu membimbing aku untuk berjalan menuju hidup kekal yang Engkau janjikan ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Selasa, 18 Agustus 2020

Menuntut Tuhan


Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari ? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.

Matius 20 : 12-14


Siapapun yang bekerja pasti selalu mengharapkan dapat upah sebagai bayaran atas pekerjaannya, dan hari ini kita kembali diingatkan untuk tidak iri hati melihat hasil yang dicapai oleh sesama lebih baik daripada apa yang kita dapatkan atau merasakan dirinya lebih hebat daripada yang lain, sehingga menuntut lebih banyak, dan hal ini akan mengakibatkan kesombongan dan kebanggaan pada dirinya. Begitu juga dalam kehidupan ini, ada yang hidupnya diberikan kelimpahan, tetapi juga ada yang hidupnya serba kekurangan. Dan ini bukan karena Tuhan tidak mempunyai belas kasihan, tetapi Dia telah menyediakan segala sesuatu sesuai dengan kebutuhan hidup masing-masing, tidak mungkin menuntut hal yang sama. Sama halnya dalam pelayanan, masih ada yang merasa dirinya lebih penting dan seakan-akan tanpa dirinya yang lain tidak berbuat apa-apa atau semakin dipuji semakin tinggi hati, termasuk membanggakan apa yang telah dimilikinya dengan menjalankan hidupnya menurut kemauannya sendiri, sehingga jauh dari firman Tuhan. Sadarkah kitapun juga selalu menuntut Tuhan memberikan lebih daripada yang sudah disediakan ? Dan sadarkah yang kita nikmati saat ini adalah kemurahan hati-Nya ? Untuk itu bersyukurlah, karena Dia masih berkenan mencurahkan rahmat dan belas kasih-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau selalu mengasihi aku yang lemah ini, walaupun aku sering jatuh dalam kesombongan dan dosa. Berikanlah aku iman teguh, agar aku dapat selalu menyadari penyertaan-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Senin, 17 Agustus 2020

Tidak ada yang mudah


Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"

Matius 19 : 23-25


Adakah yang tidak membutuhkan harta kekayaan dan menikmati kesenangan duniawi dalam hidupnya ? Tentu saja siapapun membutuhkannya, akan tetapi masih banyak yang menggunakan kelimpahan yang dimilikinya dengan perbuatan yang terjerumus dalam dosa, walaupun sudah tahu hal ini tidak dibenarkan. Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan soal kelekatan harta duniawi dan sulit melepaskan keterikatan kehidupan yang tujuan hidupnya hanya untuk kesenangan duniawi saja, sehingga jauh dari jalan yang menuju keselamatan kekal, walaupun Tuhan Yesus sendiri telah memberikan jaminan kehidupan kekal kepada yang setia mencari wajah-Nya. Lalu berapa lama waktunya untuk dapat menikmati kesenangan itu ?  Dan apakah untuk menjadi murid Tuhan Yesus harus kehilangan apa yang sudah dimiliki, sehingga bisa mencapai kehidupan kekal saatnya nanti, tentu saja bukan itu yang dimaksud-Nya, untuk masuk dalam kehidupan kekal tergantung dari kemurahan hati Tuhan dan kebajikan yang telah dilakukan. Untuk itu, pergunakan waktu dan kesempatan yang masih tersisa sebaik-baiknya, dan bila waktu yang diberikan telah tiba, kitapun sudah tahu jalan yang menuju ke sana ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau adalah jalan kebenaran dalam hidup, ajarilah aku agar dapat meneladani segala kebaikan yang telah Engkau ajarkan dan mampukan aku untuk melakukan apa yang akan menjadi kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 16 Agustus 2020

Hanya sementara


Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Matius 19 : 20-22


Hari ini Tuhan Yesus mengajak kita untuk mempunyai arah tujuan hidup yang menuju kehidupan surgawi yang sesungguhnya dengan menjalankan perintah Allah, dan juga mengingatkan agar selalu menyimpan kekayaan surgawi, bukan kekayaan duniawi hanya bersifat titipan sementara. Memiliki kekayaan duniawi itu identik dengan keserakahan dan keangkuhan, karena lebih mementingkan harta dan dirinya sendiri lebih dari segala-galanya, sebab keserakahan itu tidak mempunyai kasih dan selalu berusaha menumpuk harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, bahkan dengan melakukan hal yang tidak benar, walaupun sudah berkelimpahan tetapi masih saja merasakan kekurangan dan semakin banyak harta semakin sulit untuk berbagi. Untuk itu, hendaklah kita melakukan hal yang bijak dengan apa yang telah dimiliki, karena kehidupan kekal tidak melihat banyak harta yang kita miliki, tetapi seberapa banyak kasih yang dibagikan. Disadari atau tidak, pada saat lahir tidak ada yang melekat pada tubuh kita, dan pergipun tidak ada satupun yang akan kita dibawa. Dan jika Tuhan sudah berhendak, dalam sekejap mata semuanya akan sirna, karena hidup ini adalah berkat, kasih dan kemurahan hati-Nya dan Tuhan telah memberikan yang terbaik menurut kehendak-Nya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ampunilah aku yang berdosa ini dengan segala kelemahanku, jauhkanlah dari keserakahan dan keangkuhan yang sering membuat aku jatuh dalam kedosaan yang lebih mementingkan diriku sendiri ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Sabtu, 15 Agustus 2020

Kehadiran yang membawa Sukacita


Lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."

Lukas 1 : 42-45


Hari ini kita merayakan Hari Raya Maria Diangkat Ke Surga, dan Maria adalah teladan iman dalam kehidupan umat Katolik, karena ketaatannya menerima kehendak Allah dan bersedia menghadapi segala resiko yang akan dihadapinya dengan hati yang berserah, hal ini yang membuat dirinya selalu dipenuhi dengan rasa sukacita. Dalam bacaan Injil hari ini, dengan kerendahan hati Bunda Maria yang sedang mengandung mengadakan perjalanan yang jauh untuk mengunjungi saudaranya, Elizabeth yang juga mengandung di hari tuanya hanya untuk berbagi kebahagiaan sukacita, bahkan bayi yang di dalam kandungan Elizabethpun bisa merasakan sapaan iman dari Maria. Dan sebagai umat yang beriman, kitapun juga harus belajar mengikuti teladan sukacita dari Maria dan Elizabeth yang saling meneguhkan satu dan lainnya melalui setiap perkataan serta perbuatan, dan sukacita adalah tanda kehadiran Allah dan Roh Kudus yang berkarya. Begitu juga setiap doa yang kita mohonkan melalui perantara Bunda Maria, disadari atau tidak, berkat dan rahmatpun akan mengalir, selalu ada mujizat dan terjadi hal yang tidak terduga, ketika sudah berserah dalam percaya. Dan akhirnya Allah mengizinkan Santa Perawan Bunda Maria menjadi Tabelnakel Pertama dan Tabelnakel hidup yang melahirkan Yesus Kristus, juru selamat kita ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikanlah selalu kerendahan hati, supaya aku bisa menghadirkan sukacita kepada sesama yang aku jumpai dan meneladani kehidupan Bunda Maria yang telah menyerahkan hidupnya kepada-Mu ...

Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini


Jumat, 14 Agustus 2020

Menjadi Pribadi seperti Anak Kecil


Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."

Matius 19 : 13-14


Ketika kita berjumpa dengan sahabat lama, yang ditanyakan adalah anakmu ada berapa, bukan rumahmu atau mobilmu ada berapa. Anak adalah dambaan setiap keluarga sebagai keturunannya dan yang kesulitan mempunyai anak akan berusaha mencoba berbagai cara, supaya terkabul keinginannya. Dan dalam Injil hari ini Tuhan Yesus memberkati anak-anak yang oleh murid-murid-Nya dilarang untuk mendekati-Nya dan juga mengingatkan bahwa setiap orangtua harus menjadi pendidik yang baik dan sumber pengetahuan untuk anak untuk mengenal lingkungan disekitarnya, termasuk lingkungan gereja. Karena seorang anak masih mempunyai kepribadian yang polos, jujur dan berpikirnya sangat sederhana, lebih banyak tergantung pada orangtuanya sendiri. Tetapi kenyataannya sekarang, banyak sekali orang tua yang mempunyai kesibukan yang tinggi, sehingga tidak mempunyai waktu yang cukup untuk keluarga, sehingga terkadang lalai menjalankan kewajibannya. Lalu apa yang bisa kita pelajari dan lakukan dalam hal ini. Kita bisa mulai melakukan hal-hal yang sederhana, misalnya meluangkan waktu untuk mengantar anak kesekolah sebelum berangkat ke kantor atau mengajak ke gereja bersama-sama. Lakukan itu dengan sukacita, dan hal ini pasti membawa kegembiraan untuk keluarga dan terlebih Allah Bapa yang melihat dari sorga ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Engkau telah membuka mata dan hatiku, bahwa hal yang lebih terutama dalam hidup ini adalah keluarga serta mendengarkan dan melakukan kehendak-Mu, agar supaya selalu dalam lindungan kasih-Mu, berkatilah keluargaku selalu dalam berjalan dalam kebenaran-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo


gambar diambil dari sini

Kamis, 13 Agustus 2020

Bukan lagi Dua, melainkan Satu


Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Matius 19 : 4-6


Mendengar kata perkawinan, makanya terlintas dalam benak kita adalah sebuah pesta yang penuh sukacita dan awal kehidupan yang baru penuh bahagia dengan menyatukan dua hati yang berbeda menjadi satu hati dalam menjalankan kehidupan bersama. Apakah hal ini mudah dijalankan, mungkin jawaban setiap orang akan berbeda satu dan lainnya, karena masing-masing harus menerima kekurangan dan butuh pengorbanan membuang ego yang masih melekat. Apalagi menjaga kesetiaan lebih tidak mudah lagi, begitu banyak akan ada badai dan cobaan, inilah tantangan terberat dan ujian hidup dalam mempertahankan kesetiaan dan bukan hal yang mustahil akan menyerah tidak berdaya. Disadari atau tidak, hidup ini adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan, maka dari itu berusahalah dan berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan bukan mengakhiri yang sudah ada. Untuk itu, jangan pernah mengingkari janji yang telah terucap di hadapan-Nya, dan Dia sendiri yang hadir menjadi saksinya, ketika sepasang anak-Nya memulai hidup bahagia. Di dalam kesetiaan itulah ditemukan cinta kasih yang sebenarnya, termasuk cinta kasih dari Allah yang diberikan kepada kita dan semuanya itu tidak pernah akan sia-sia ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ampunilah aku, karena sering tinggi hati dalam kesombongan hanya selalu mengikuti kehendakku sendiri. Ubahlah hatiku dengan cahaya Roh Kudus-Mu, agar aku menjadi rendah hati seperti kehendak-Mu yang terjadi ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 12 Agustus 2020

Perihal Mengampuni


Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Matius 18 : 21-22

Hal yang sangat diucapkan, tetapi juga sulit dilakukan adalah mengampuni, apalagi ada perasaan benci, hati yang terluka dan dendam yang akan menjadi penghalang untuk mengampuni. Untuk itu, lewat Injil hari ini kita dipanggil untuk tidak melihat kesalahan sesama, tetapi juga terlebih kesalahan diri sendiri. Jika suatu saat kita sendiri yang melakukan kesalahan, apakah yang diinginkan dan dirasakan pada diri sendiri ? Apakah kita juga tidak bisa mengampuni diri sendiri juga ? Dan Tuhan-pun sering menguji iman dan hati, berapakah ketulusan hati kepada sesama, apabila menghendaki kesalahan kita diampuni dan kitapun juga harus melakukan hal yang sama dengan hati yang penuh pengampunan dan hati yang sudah mengalami cinta kasih dari Tuhan. Memang sulit untuk menjalankan perintah-Nya, ketika masih memiliki ego yang tinggi dengan jari telunjuk selalu menunjuk orang lain, bukan pada diri sendiri. Dan marilah kita selalu berpikir hal yang positif, maka apapun yang dilakukan juga akan berdampak hal yang positif juga. Apakah hari ini saya sudah mengampuni kesalahan sesamaku dan ikhlaskah melakukannya ? Dan sesungguhnya kehidupan ini siapapun tidak pernah tidak luput dari dosa dan kesalahan termasuk saya dan Anda ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Ampunilah aku, kesombonganku sering lalai menjalankan perintah-Mu. Berikanlah aku kerendahan hati, supaya bisa menyadari setiap kesalahan yang telah melukai hati sesamaku dan terlebih di hati-Mu yang penuh belas kasih ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini


Selasa, 11 Agustus 2020

Menegor dengan Bijak


 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.

Matius 18 : 15-16

Bukan hal yang mudah untuk menegor sesama, dan tidak semua orang akan terima jika ditegor. Walaupun menegor itu belum tentu tidak mengasihi, tapi ada juga yang menegor karena sakit hati dan rasa benci. Oleh karena itu dalam firman-Nya hari ini Tuhan Yesus mengingat, bahwa hendaknya menegor itu saling berdialog satu dan lainnya dari hati ke hati. Jika di dalam pergaulan kita memang harus mengingatkan teman atau yang lainnya, lakukan hal ini dengan baik dan jangan sampai mempermalukan di depan orang banyak, bisa saja yang kita tegor itu merasa tersinggung, karena kesalahan yang dilakukan diketahui orang lain, walaupun maksud dan tujuan kita itu sebenarnya baik. Dan banyak sekali orang yang tidak bijaksana memberikan tegoran baik tempat dan waktunya, sehingga sering terjadi kesalahpahaman. Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan pada diri masing-masing dan tidak ada hal yang lebih baik di dalam kehidupan ini, selain juga harus belajar mengambil contoh kehidupan yang baik dari sesama, dan hidup pun terkadang dituntut untuk melakukan sesuatu untuk sesama. Untuk itu, hendaklah kita juga harus mempunyai ketulusan hati, agar melakukan apapun selalu penuh kasih dan bisa berkenan di hati sesama, terlebih di hati Allah Bapa yang ada di sorga ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Berikan dalam hatiku iman yang kuat penuh dengan kasih dan pengharapan, agar hidupku selalu berjalan dengan apa yang menjadikan kehendak-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini


Senin, 10 Agustus 2020

Allah selalu menjaga domba-Nya


Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang."

Matius 18 : 13-14

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan perumpanan tentang domba yang hilang, dan kitapun adalah domba hilang yang dicari dan telah diketemukan-Nya. Dan Diapun yang selalu mencari kita melalui perantaraan siapapun yang kita jumpai untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa, karena tangan kasih-Nya yang penuh kuasa selalu bekerja dan kita patut bersyukur, karena mempunyai Allah yang penuh kasih dalam pengampunan apapun kesalahan kita, Diapun akan merangkul seperti kembalinya seekor domba yang hilang dari gembalanya, dan inilah gambaran sukacita Tuhan, ketika melihat anak-anak-Nya di dunia hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Menjalani kehidupan ini tidak mudah, karena ada begitu banyak tantangan dan godaan dunia yang selalu ada di hadapan kita, dan apakah hari ini kita masih sedang menghadapi tantangan dan coba iman, serahkanlah segalanya ke dalam tangan kasih-Nya, dan hal yang luar biasa pasti akan terjadi diluar apa yang kita duga, karena itu berbahagialah, ketika pikiran dan perbuatan kita sesuai dengan apa yang menjadi kehendak-Nya. Seorang gembala yang baik tidak menghendaki satu ekorpun dombanya yang hilang dan selalu menjaga dombanya dengan baik ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Sebesar apapun dosa yang telah aku lakukan selalu ada pengampunan dalam pertobatan dan Engkaupun tidak pernah mengingat kesalahanku lagi. Dan tuntunlah aku selalu berjalan dalam kebenaran-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...


renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini


Minggu, 09 Agustus 2020

Membayar Kewajiban Kita


Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?"

Matius 17 : 24-25


Mendengar kata pajak, mungkin masih menjadi momok untuk sebagian orang dengan tidak membayar pajak serta justru berusaha untuk menghindarinya dengan berbagai cara. Tetapi dalam firman-Nya hari ini, Tuhan mengingatkan untuk membedakan kewajiban kita sebagai anak bangsa dan anak-anak Allah, dan Diapun memberikan contoh teladan dengan kewajiban-Nya. Dan sebagai umat beriman, kitapun harus patuh dan taat mengikuti suatu kebijakan yang telah dibuat sesuai dengan porsi kewajiban masing-masing, dan juga diingatkan untuk berbuat sesuatu hal yang bisa mencerminkan kebaikan untuk menjadi berkat sesama, walaupun masih banyak orang yang merasa bertentangan dengan keinginannya. Melihat contoh teladan yang diberikan Tuhan Yesus, sudahkan Anda menjalankan hak dan kewajibannya, jika selama ini terlupakan, mungkin Anda lalai bukan menghindar. Dan hal yang terbaik adalah bertanyalah kepada diri sendiri, apa yang sudah saya berikan kepada negara, bukan sebaliknya bertanya apa yang sudah negara berikan kepada saya ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Tuntunlah aku untuk selalu menjalani apa yang Engkau kehendaki dan bantulah aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku selalu berjalan di dalam kebenaran kasih-Mu ...

Amin ...


Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Jumat, 07 Agustus 2020

Seberapa besar Imanmu?

Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

Matius 17 : 19-20

Siapapun akan bisa merasakan cinta kasih Tuhan, jika memiliki iman kepada-Nya, jadi hanya dengan iman yang menjadi pondasi dasar kehidupan orang yang percaya atas penyertaan-Nya, apapun kepercayaan yang dianut. Sekecil apapun iman kita dihadapan-Nya, tetap merupakan iman yang besar di hati-Nya. Seperti dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus membuat mujizat penyembuhan dan memberikan contoh biji sesawi, terkadang hal yang kecil tidak selalu kita diperhatikan, tapi justru yang kecil akan menjadi sesuatu yang besar. Sama halnya iman dengan ketaatan dengan menuruti dan menjalankan firman Tuhan akan terus bertumbuh. Tetapi yang sering kita lihat hanya kekurangan dan kelemahan pada diri sendiri, sehingga mudah mengalami kekecewaan, mungkin hal yang sering terlupakan adalah dibalik kelemahan Tuhan justru menunjukkan kuasa-Nya menyertai kita dalam pergumulan, Apakah hari ini kita sedang menghadapi tantangan iman ? Dan dalam kondisi dan situasi seperti saat ini, masihkah iman kita selalu mengucap syukur atas kasih dan kebaikan dari Tuhan ? Bicaralah dari hati yang paling dalam melalui doa, kapanpun dan dimanapun, agar kasih Tuhan itu selalu ada di hati kita seperti di hati-Nya selalu ada kita untuk hari ini dan sepanjang masa ...


Doa ...

Tuhan Yesus ...

Hanya Engkau yang mengenali segala kelemahan dan kekuranganku, bantu dan tuntunlah aku, agar dapat menjalankan apa yang menjadi kehendak-Mu dan mampu mewartakan Injil-Mu kepada sesamaku ...

Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Kamis, 06 Agustus 2020

Apakah kita siap menjadi murid-Nya?


Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Matius 16 : 24-25

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memanggil kita untuk menjadi murid-Nya dan sebagai murid sudah tentu kitapun harus mengikuti dan meneladani apapun yang ajarkan oleh sang guru. Apakah hal ini mudah menjalankannya ? setiap orang pasti mempunyai jawaban yang tidak sama, ketika masih kedagingan kita akan sulit menyerahkan diri seutuhnya, disamping harus melawan ego juga masih selalu mengandalkan kekuatan sendiri, apalagi ditambah lagi mengalami kegagalan hidup. Untuk menjadi murid yang setia, kitapun diharuskan untuk menyangkal dan mengosongkan diri dari kehidupan dunia yang sering membuat jatuh dalam kedosaan. Karena mengejar kenikmatan dan kekayaan duniawi yang bersifat sementara memang sangat mudah diraih, sehingga membuat sebagian orang lupa akan keluarga dan teman, bahkan sampai meninggalkan Tuhan dan firman-Nya. Dan hari ini, Tuhan Yesus mencari murid yang setia kepada-Nya dan kitalah yang dicari-Nya. Namun seberapakah kesetiaan itu bisa bertumbuh di dalam diri kita masing-masing ?. Disadari atau tidak, hidup ini sudah semakin singkat waktunya, kita tidak pernah akan tahu apa yang akan terjadi dalam satu menit, 5 menit ke depan atau besok atau lusa, tetapi hanya Dialah yang maha tahu segala-galanya ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Engkau adalah jalan kebenaran dalam hidup, terangilah aku dengan cahaya Roh Kudus-Mu, agar aku dapat meneladani segala kebaikan yang telah Engkau ajarkan, agar aku mampu menjalankan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Rabu, 05 Agustus 2020

Apakah kita mengenal Tuhan Allah?


Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Matius 16 : 15-17

Dalam firman-Nya hari ini, Tuhan Yesus mempertanyakan seberapa jauh iman kita mengenal-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Karena beriman itu tidak cukup hanya melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga, tetapi menjalankan apa yang menjadi ajaran dan perintah-Nya. Apakah hal itu mudah menjalankannya ? tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena membutuhkan proses dan terkadang bisa sampai membuat jatuh bangun. Sebagai murid Tuhan Yesus, pikul salib tidak bisa dihindari, semakin beriman akan semakin berat salib kehidupan yang harus dipikul. Ketika mengikuti dan mengimani ajaran-Nya dengan sungguh-sungguh, hidup akan semakin dimurnikan melalui jalan pertobatan dan menjadi pondasi hidup yang kokoh, tetapi masih orang banyak justru berusaha menghindarinya dan mengikuti kemauannya sendiri. Dan yang menjadi pertanyaannya adalah apakah saat ini kita masih bisa merasakan kehadiran Tuhan Yesus, dunia boleh berubah, tetapi kasih-Nya tidak akan berubah tetap selalu sama, kemarin dan hari ini atau besok lusa sampai selama-lamanya ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Begitu berharganya aku di mata-Mu, sehingga Engkau selalu menyertai aku melewati setiap peristiwa yang aku alami. Selalu bimbinglah aku, supaya dapat menjalankan kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Mu ...
Amin ...

Selamat pagi Sahabatku ...
Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Selasa, 04 Agustus 2020

Kebesaran Iman


Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Matius 15 : 26-29

Dengan iman yang dimiliki oleh perempuan Kanaan yang menaruh kepercayaan sepenuhnya ke dalam tangan kasih Tuhan Yesus dan akhirnya anaknya disembuhkan. Dengan iman, kitapun juga bisa memiliki pengharapan yang besar seperti perempuan Kanaan itu, walaupun masalah dan tantangan yang dihadapi tidak semuanya sama, termasuk jatuh bangun dalam beriman yang mungkin juga bisa membuat kita menyerah, bahkan bertanya dimanakah kehadiran Tuhan, disinilah iman akan ditantang dan diuji. Untuk itu, mari kita serahkan diri seutuhnya ke dalam tangan kasih Tuhan serta mengikuti apapun yang menjadi kehendak dan rencana-Nya, jangan bersandar lagi dengan kekuatan diri sendiri. Karena setiap penantian selalu ada harapan dan tidak akan pernah sia-sia. Disadari atau tidak, Tuhan Yesuspun yang selalu menyertai dalam setiap peristiwa yang kita alami, tetapi kita sendiri kurang peka untuk merasakan kehadiran-Nya, hanya Dia yang tahu dari awal dan akhir dari segala apa yang terbaik, karena kuasa-Nya lebih besar melebihi apapun yang ada di jagat raya ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Kuatkanlah imanku dan penuhilah dengan Roh kudus-Mu, agar aku selalu mengucap syukur dengan memuliakan nama-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Senin, 03 Agustus 2020

Yang Najis di mata Tuhan


"Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?"
Matius 15 : 11-12

Ketika kita mendengarkan kata najis, maka yang akan langsung terbenak dalam pikiran kita adalah sesuatu yang diharamkan, entah itu makanan atau minuman. Tetapi hari ini Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita, bahwa segala perbuatan dan kata-kata yang tidak baik itu adalah hal yang dinajiskan. Termasuk dosa melakukan perbuatan kejahatan dan melanggar perintah Allah, jadi sumber kenajisan itu sebetulnya ada dalam diri kita sendiri bukan pada orang lain, walaupun di lingkungan kehidupan kita sehari-hari banyak sekali ketemu dengan orang-orang yang berperilaku yang baik dan yang tidak baik. Oleh karena itu kita sendiri yang harus berhati-hati di dalam pergaulan, dan juga setiap perkataan maupun perbuatan yang akan dilakukan, jangan sampai kita menjadi najis oleh diri sendiri dan dijauhi keluarga, sahabat terlebih dijauhkan dari Tuhan. Tentu saja, ini bukan berarti harus tidak peduli lagi apa yang ada disekitar kita, tetapi apapun yang dilakukan hendaknya harus bisa mencerminkan apa yang menjadi kehendak dari Allah Bapa, bukan selalu mengikuti kebiasaan yang tidak baik, karena bukan saja merusak relasi antar sesama, tapi juga merusak hubungan dengan Allah Bapa yang ada di sorga ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Terima kasih, karena penyertaan dan Bimbingan Roh Kudus-Mu sehingga aku selalu mengandalkan kasih-Mu, dan aku serahkan seluruh hidupku kedalam tangan kasih-Mu. Tuntunlah Tuhan, supaya aku selalu berjalan seturut apa yang menjadi kehendak-Mu ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

renungan oleh : Theo

gambar diambil dari sini

Minggu, 02 Agustus 2020

Kurang Percaya


Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
Matius 14 : 29-31

Sekarang ini siapapun orangnya pasti akan merasakan kesesakan dalam pergumulan menghadapi berbagai masalah yang sedang dihadapi, mulai dari Covid 19 yang terjadi dimana-mana hingga masalah ekonomi yang tidak menentu kondisinya terjadi juga hampir semua tempat, dan siapapun pasti akan merasakan kecemasan, bahkan dalam ketakutan. Tetapi Tuhan Yesus tahu kesusahan kita sebagai anak anak-Nya, dan dalam bacaan Injil hari ini Dia hadir memberikan kekuatan dan keberanian untuk berjalan menghadapi masalah apapun yang kita hadapi saat ini. Perlindungan itu pasti akan datangnya dari Tuhan dan segala yang baik telah direncanakan-Nya pasti akan terjadi, karena coba apapun yang terjadi tidak akan melewati kemampuan kita. Untuk itu, selalu minta pertolongan-Nya dalam doa, agar kita dapat menyadari kehadiran-Nya dalam diri kita masing-masing dan dapat melihat jalan keluar yang telah disediakan-Nya. Tidak hal ada yang tidak mungkin dihadapan-Nya, dan kitapun akan selalu perlindungan-Nya, karena Dia selalu menepat janji-Nya. Selalu bersabarlah dalam doa, karena waktu Tuhan bukan waktu kita ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Terangilah kami dengan cahaya Roh Kudus-Mu saat kami mengalami pergumulan dan berbeban hidup, dan mampu kita untuk melihat Engkau hadir bersama kami, agar iman tidak goyah dan selalu berserah kepada-Mu apapun yang terjadi ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

gambar diambil dari sini

Sabtu, 01 Agustus 2020

Tuhan selalu menyediakan Berkat


Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
Matius 14 : 17-19

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus melakukan mujizat dengan kuasa tidak terbatas yang diberikan dari Bapa-Nya, dan hal ini dilakukan karena belas kasihan-Nya terhadap kebutuhan orang banyak yang memerlukan pertolongan, dan mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas berkat apapun yang telah tersedia. Terkadang kita sering lupa untuk mengucapkan syukur, ketika dalam keadaan berkelimpahan. Disadari atau tidak, masih ada banyak orang yang belum merasakan, bahwa Tuhanlah telah menyediakan apa yang menjadi kebutuhan dalam hidupnya, mungkin saja ada begitu banyak kekawatiran dalam hidupnya, sehingga selalu merasakan kekurangan dalam kelebihan, sikap perilaku itu terbentuk dari kebiasaan yang selalu mengandalkan kekuatan diri sendiri bukan mengandalkan pertolongan dari Tuhan. Untuk itu hendaklah kita selalu mempunyai kerendahan hati, karena hanya tangan-Nya yang bisa membuat mujizat dalam hidup kita seperti mujizat menggandakan 5 jelai roti dan 2 ekor untuk makan 5000 orang juga mengandalkan kuasa Bapa-Nya ...

Doa ...
Tuhan Yesus ...
Terima kasih Tuhan atas kasih-Mu yang begitu besar pada kami yang menyelamatkan kami dari kebinasaan. Izinkan kami membuka hati, agar menjadi alat perantara kasih-Mu untuk sesamaku ...
Amin ...

Berkat dari Allah Bapa selalu menyertai Anda, keluarga Anda dan mereka yang Anda kasihi ...

gambar diambil dari sini